Lilik Ummu Aulia

Saat ini sedang menikmati profesi sebagai ibu rumah tangga sembari mengajar mata pelajaran Kimia di salah satu sekolah di Mojokerto. Just wanna be a good learne...

Selengkapnya
Navigasi Web

Krisis Gaza Katalis Peradaban?

Tragedi kemanusiaan yang terus berlangsung di Gaza bukan hanya menggugah empati dunia, tetapi juga mengguncang kesadaran politik umat Islam global. Agresi militer yang tak henti-hentinya dilakukan oleh Israel, dengan dukungan tak langsung maupun langsung dari negara-negara Barat, telah memunculkan reaksi luar biasa dari dunia Islam. Namun, lebih dari sekadar simpati, perlawanan sengit yang ditunjukkan oleh rakyat Palestina telah membangkitkan kembali diskursus serius di kalangan umat Islam tentang perlunya institusi politik global yang mampu membela dan melindungi mereka—yakni Khilafah Islamiyah.

Ketakutan Barat terhadap kebangkitan kembali khilafah bukanlah hal baru. Selama beberapa dekade, Barat, khususnya Amerika Serikat dan sekutunya, telah mengupayakan segala cara untuk memutus rantai penyatuan politik umat Islam. Mereka membungkus upaya ini dengan narasi-narasi seperti “perang melawan teror”, “radikalisme agama”, dan “ekstremisme ideologi”. Namun, perang yang mereka kobarkan atas nama demokrasi dan perdamaian justru memperlihatkan wajah asli imperialisme modern yang menindas dan menjarah.

Gaza, hari ini menjadi cermin bagaimana dunia Islam sedang menuju titik balik sejarah. Konferensi global untuk membela Palestina yang diselenggarakan di berbagai penjuru dunia, termasuk Istanbul, Qatar, dan berbagai negara lain, menunjukkan bahwa dukungan terhadap Palestina tidak lagi sebatas kemanusiaan, melainkan telah bertransformasi menjadi sebuah kesadaran ideologis. Dalam forum-forum ini, mulai terdengar seruan lebih keras untuk mengirim tentara, menerapkan jihad fisik, dan mendirikan sistem pemerintahan Islam yang mampu menjadi pelindung umat.

Dalam Konferensi Global Bela Palestina yang dihadiri tokoh-tokoh seperti Khaled Mashal dan ulama dunia, penegasan tentang pentingnya Khilafah sebagai solusi permanen bagi penderitaan Palestina semakin menguat. Seperti dilansir Sabili.id, Mashal menegaskan bahwa perjuangan Palestina tidak bisa hanya mengandalkan diplomasi atau tekanan internasional semata, melainkan harus diiringi dengan kekuatan umat yang bersatu di bawah satu kepemimpinan politik Islam.

Ketakutan Barat terhadap kebangkitan khilafah bukan tanpa alasan. Mereka menyadari bahwa setiap bom yang dijatuhkan di Gaza bukan hanya membunuh jiwa, tetapi juga membangkitkan kesadaran politik umat. Mereka sadar bahwa krisis Gaza, alih-alih melemahkan semangat umat, justru menjadi lonceng kematian bagi peradaban liberal-sekuler Barat. Ini adalah ironi sejarah. Agresi yang mereka niatkan untuk membungkam umat Islam justru membuka jalan lebih lebar bagi seruan tegaknya Khilafah.

Maka dari itu, perjuangan mendirikan khilafah tidak boleh berhenti pada reaksi emosional sesaat. Harus ada langkah sistematis dan terstruktur yang mengikuti metode dakwah Rasulullah ﷺ. Dakwah ini harus bersifat ideologis, menyasar akar persoalan, dan menjadikan akidah Islam sebagai dasar pemikiran. Umat harus disadarkan bahwa penindasan di Gaza hanyalah gejala dari absennya pelindung umat yang sejati—yakni seorang khalifah yang memimpin dengan hukum Allah dan melindungi umat dari kezaliman global.

Para pengemban dakwah hari ini memikul tanggung jawab besar untuk menggencarkan dakwah penegakkan khilafah di berbagai kalangan. Harus dibentuk opini umum yang kokoh di atas kesadaran umum, bahwa khilafah bukan sekadar romantisme sejarah, melainkan keniscayaan syar’i dan solusi rasional. Masyarakat harus mulai bergerak dari kesadaran emosional menuju kesadaran politik berbasis akidah, agar terbentuk dukungan kuat dari umat yang akan mendorong lahirnya perubahan mendasar berupa dibaiatnya seorang khalifah untuk seluruh umat Islam.

Krisis Gaza sejatinya adalah katalis peradaban. Di balik kesedihan dan kehancuran, tersimpan peluang besar untuk membangkitkan kembali semangat perjuangan Islam yang hakiki. Fajar khilafah tampak mulai menyingsing di ufuk dunia Islam, dan kini adalah saatnya bagi kita untuk tidak sekadar berharap, tetapi juga bergerak, berdakwah, dan mempersiapkan jalan menuju tegaknya institusi agung yang telah lama hilang dari tengah-tengah umat.

Waalahua’lam Bish Showab

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post