Negara, Gagal Melayani Rakyat?
1
Kebijakan penghapusan tunjangan kinerja (tukin) dosen Aparatur Sipil Negara (ASN) karena alasan perubahan nomenklatur dan ketiadaan anggaran mencerminkan minimnya perhatian negara terhadap dunia pendidikan. Para dosen yang selama ini mengemban tanggung jawab besar dalam membentuk generasi bangsa justru diperlakukan dengan tidak adil. Laporan dari Tempo menunjukkan bahwa kebijakan ini membuat dosen kehilangan hak mereka yang selama ini menjadi salah satu bentuk penghargaan atas kerja keras mereka.
Mirisnya, kebijakan ini tidak hanya memengaruhi dosen, tetapi juga mahasiswa. Berdasarkan laporan dari Kompas, penerapan aturan yang semakin ketat pada Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah 2025 membuat banyak calon mahasiswa dari keluarga tidak mampu kehilangan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Hanya tujuh calon mahasiswa yang dapat memenuhi syarat pada tahun tersebut, sebuah angka yang sangat ironis di tengah upaya pemerintah meningkatkan angka partisipasi pendidikan.
Kedua kasus ini mencerminkan kegagalan negara dalam menjalankan perannya sebagai pelayan rakyat. Dalam sistem kapitalisme yang mendominasi saat ini, prioritas negara lebih sering diberikan kepada aspek ekonomi dan politik, sementara kebutuhan mendasar rakyat, termasuk pendidikan, diabaikan. Akibatnya, para pendidik terpaksa mencari pekerjaan sampingan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, dan mahasiswa dari kalangan tidak mampu semakin sulit mengakses pendidikan yang layak.
Pendidik, termasuk dosen, memegang peran vital dalam membangun generasi penerus bangsa. Mereka adalah sosok yang berperan menanamkan nilai-nilai luhur, membentuk karakter generasi muda, dan mempersiapkan mereka menjadi pembangun peradaban. Dalam Islam, para pendidik memiliki kedudukan yang sangat mulia. Mereka tidak hanya bertanggung jawab untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, tetapi juga menjadi teladan dalam membentuk syakhsiyah (kepribadian) Islam generasi muda.
Islam memberikan perhatian besar kepada kesejahteraan para pendidik. Pada masa kekhilafahan, gaji para pendidik ditentukan dalam jumlah yang sangat besar, sebagai bentuk penghargaan atas tanggung jawab besar mereka. Anggaran untuk membayar gaji pendidik dimasukkan ke dalam pembiayaan pendidikan, yang merupakan prioritas utama dalam pengelolaan negara Islam. Dengan jaminan kesejahteraan ini, para pendidik dapat fokus menjalankan tugas mereka tanpa terbebani oleh persoalan ekonomi. Mereka dapat berkarya dan mengembangkan keilmuan yang bermanfaat bagi umat tanpa harus mencari pekerjaan tambahan.
Selain itu, Islam juga menyediakan layanan pendidikan berkualitas secara gratis untuk semua warga negara, mulai dari tingkat dasar hingga pendidikan tinggi. Negara Islam memiliki sumber pemasukan yang beragam dan besar, seperti zakat, kharaj, fa’i, dan pemasukan dari pengelolaan sumber daya alam yang dikelola langsung oleh negara. Dengan sistem ini, negara mampu membiayai pendidikan tanpa membebani rakyat dengan biaya tambahan.
Berbeda dengan sistem kapitalisme yang mengedepankan keuntungan ekonomi, sistem Islam memandang pendidikan sebagai hak asasi yang harus dijamin oleh negara. Negara berperan sebagai raa'in (pengurus) yang memastikan kebutuhan rakyat terpenuhi sesuai dengan tuntunan syarak. Dengan sistem ini, tidak akan ada lagi cerita tentang dosen yang kehilangan tunjangan atau mahasiswa yang terhalang akses pendidikan karena alasan ekonomi.
Saat ini, kita membutuhkan perubahan mendasar dalam sistem pendidikan dan tata kelola negara. Sistem sekuler kapitalisme telah terbukti gagal memberikan jaminan pendidikan yang layak bagi seluruh lapisan masyarakat. Sebaliknya, sistem Islam menawarkan solusi yang komprehensif dan manusiawi, dengan menjadikan pendidikan sebagai prioritas utama dan memberikan penghargaan yang layak kepada para pendidik.
Negara harus kembali kepada peran sejatinya sebagai pelayan rakyat, bukan sebagai entitas yang hanya mengejar keuntungan ekonomi. Dengan penerapan sistem Islam secara kaffah, pendidikan yang berkualitas dan gratis dapat diwujudkan, dan para pendidik dapat dihormati sesuai dengan peran besar mereka dalam membangun peradaban. Hanya dengan langkah ini, kita dapat menciptakan masyarakat yang bermartabat dan generasi penerus yang mampu membawa bangsa ini menuju kejayaan.
Wallahua'lam Bish Showab
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar