Palestina Kian Membara
Serangan militer Israel terhadap Palestina semakin menggila, dan semakin banyak nyawa yang melayang. Berita terkini mengungkapkan bahwa ratusan warga Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak, dibantai dalam serangan brutal di Gaza, dengan serangan udara yang menewaskan lebih dari 80 orang dan menghancurkan rumah-rumah serta infrastruktur vital lainnya. Apa yang terjadi di Palestina kini bukan hanya soal peperangan fisik, tetapi juga peperangan moral dan politik yang melibatkan ketidakpedulian internasional, terutama negara-negara besar yang hanya bisa mengecam tanpa tindakan nyata. PBB, yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam menegakkan hak asasi manusia, hanya mampu mengeluarkan pernyataan mengecam tanpa tindakan tegas. Negara-negara Arab yang seharusnya menjadi pelindung pertama bagi Palestina justru tampak diam, atau bahkan lebih khawatir dengan kepentingan politik dan ekonomi mereka sendiri.
Inilah kenyataan yang mengiris hati setiap Muslim yang peduli pada nasib saudara-saudara kita di Palestina. Sementara zionisme Israel semakin galak menindas dan membantai, umat Islam—baik secara individu maupun kolektif—terlihat kurang bersatu dalam menghadapi penderitaan yang terjadi. Betapa ironisnya, di tengah kekejaman yang terus berlanjut, banyak pemimpin negeri Muslim yang seharusnya berdiri teguh di pihak Palestina justru terdiam. Beberapa bahkan memilih untuk bersekutu dengan pihak yang jelas-jelas berperan dalam penindasan ini. Ini adalah pengkhianatan yang besar terhadap sesama Muslim, yang jelas-jelas membutuhkan pertolongan dan dukungan kita.
Ada banyak faktor yang menyebabkan umat Islam saat ini tidak bergerak secara maksimal untuk membela Palestina. Salah satunya adalah nasionalisme yang memecah belah kita. Banyak negara Muslim yang terjebak dalam nasionalisme yang membatasi pandangan mereka terhadap isu Palestina hanya sebagai masalah “negara lain” yang tidak relevan bagi kepentingan dalam negeri mereka. Padahal, Palestina bukan hanya milik rakyat Palestina saja, tetapi milik seluruh umat Islam. Nasionalisme sempit ini menghalangi pemimpin negara-negara Muslim untuk melihat Palestina sebagai bagian dari perjuangan umat Islam yang lebih besar, yakni untuk menegakkan keadilan dan kemuliaan Islam.
Lebih parah lagi, kecintaan terhadap kekuasaan dan jabatan membuat banyak pemimpin negara Muslim lebih takut kehilangan posisi mereka daripada mempertahankan hak-hak dasar umat Islam. Ketika dunia melihat kekejaman Israel, kita justru melihat para pemimpin negeri Muslim menghindar atau bahkan berdiam diri, enggan bergerak karena mereka lebih takut akan reaksi internasional atau dampak politik terhadap kekuasaan mereka. Namun, kita tahu bahwa dalam Islam, jihad untuk membela saudara seiman adalah kewajiban yang jauh lebih besar daripada mempertahankan kursi kekuasaan yang sementara.
Saat ini, sudah waktunya umat Islam untuk membangkitkan kesadaran dan perasaan tanggung jawab kolektif terhadap Palestina. Kita tidak boleh lagi mengandalkan pemimpin yang terjebak dalam kekuasaan atau terbatas oleh batas-batas negara dan politik dunia. Kita, sebagai umat Islam, memiliki kewajiban moral dan agama untuk membela saudara-saudara kita yang tertindas, dan itu tidak bisa ditunda lagi. Palestina membutuhkan dukungan kita, baik dalam bentuk doa, sumbangan, maupun lebih penting lagi, dengan tindakan nyata.
Umat harus terus bersuara, menuntut pemimpin negeri Muslim untuk segera bertindak. Ini adalah saat yang tepat bagi negara-negara Muslim untuk mengirimkan pasukan, dengan sepenuh kekuatan, untuk berjihad di tanah Palestina. Jihad ini bukan hanya dalam bentuk pertempuran fisik, tetapi juga dalam bentuk upaya politik, diplomasi, dan bantuan kemanusiaan. Jika para pemimpin tidak mampu atau tidak mau bertindak, maka umat harus mengambil inisiatif. Kita harus mulai dengan meningkatkan kesadaran tentang betapa besar pahala yang dijanjikan bagi mereka yang memperjuangkan dan membela Palestina. Ini adalah amal yang sangat mulia, dan Allah SWT menjanjikan keistimewaan bagi mereka yang membela saudara seiman di tanah suci.
Salah satu tantangan terbesar umat Islam saat ini adalah kurangnya satu wadah yang bisa memayungi seluruh umat Islam secara global. Saat ini, umat Islam di berbagai penjuru dunia terpecah-pecah, dan negara-negara yang seharusnya saling membantu justru terkadang saling bertentangan. Kita membutuhkan sebuah sistem yang dapat mengarahkan dan menyatukan umat Islam, baik di Palestina maupun di negara-negara lainnya. Sistem ini adalah Khilafah Islamiah, yang sudah terbukti pada masa lalu mampu menjaga kehormatan umat Islam dan memberikan perlindungan terhadap hak-hak mereka.
Khilafah adalah sistem yang dapat menyatukan seluruh umat Islam, membimbing mereka menuju tujuan yang lebih besar, dan menjadikan perjuangan untuk Palestina sebagai perjuangan bersama umat Islam seluruh dunia. Dalam naungan Khilafah, Palestina akan memperoleh perlindungan yang nyata dan efektif, dan setiap kebijakan yang diambil oleh negara-negara Muslim akan berorientasi pada kepentingan umat Islam secara keseluruhan, bukan hanya kepentingan politik atau ekonomi sesaat.
Sebagai umat terbaik yang disebutkan dalam Al-Qur'an, kita memiliki kewajiban untuk menegakkan sistem kehidupan Islam secara menyeluruh, yang mencakup pemerintahan, hukum, ekonomi, dan sosial. Rasulullah SAW telah memberikan teladan bagaimana mendirikan negara Islam yang menerapkan hukum Allah secara kaffah, dan kita sebagai umat harus meneladani beliau dalam hal ini. Negara yang menerapkan sistem Khilafah akan menjadi benteng bagi umat Islam di seluruh dunia, memberikan perlindungan, dan memastikan bahwa Palestina tidak lagi dibiarkan terlantar.
Untuk itu, umat Islam harus bergerak bersama untuk membangun kesadaran akan kewajiban ini. Ini adalah tugas kita semua untuk memastikan bahwa generasi mendatang tidak hanya mewarisi tradisi jihad, tetapi juga menyadari pentingnya menegakkan Khilafah yang akan melindungi umat dari segala bentuk penindasan dan kezaliman.
Wallahua’lam Bish Showab
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar