Lilik Ummu Aulia

Saat ini sedang menikmati profesi sebagai ibu rumah tangga sembari mengajar mata pelajaran Kimia di salah satu sekolah di Mojokerto. Just wanna be a good learne...

Selengkapnya
Navigasi Web

Palestina Tidak Hanya Membutuhkan Fatwa, Akan Tetapi Jihad yang Nyata

Fatwa jihad melawan Israel yang baru saja dirilis oleh Persatuan Ulama Muslim Internasional tentu menjadi kabar menggembirakan bagi umat Islam. Fatwa tersebut lahir sebagai bentuk keprihatinan dan kepedulian atas penderitaan yang luar biasa menimpa rakyat Gaza. Ribuan warga, termasuk perempuan dan anak-anak, gugur dalam genosida brutal yang dilakukan Zionis Israel. Namun, apakah cukup hanya dengan fatwa?

Realitanya, fatwa tidak memiliki kekuatan mengikat secara politis maupun militer. Ia hanyalah seruan moral dan hukum yang tak akan berarti tanpa adanya implementasi nyata. Sementara darah umat Islam terus mengalir, rumah-rumah hancur, dan masjid-masjid dibombardir, umat tak bisa hanya berpuas diri dengan mengutip fatwa. Faktanya, fatwa tanpa kekuatan di belakangnya tak akan mampu menghentikan kebiadaban Zionis.

Selama ini, kaum Muslimin di Gaza telah berjuang dengan seluruh daya yang mereka miliki. Mereka berjihad secara nyata, bukan sekadar dalam bentuk wacana. Namun, mereka tak cukup kuat menghadapi kekuatan militer Israel yang didukung oleh negara-negara besar. Yang mereka butuhkan adalah dukungan militer dari negeri-negeri Muslim lainnya. Dan dukungan itu hanya bisa hadir jika ada pemimpin umat Islam yang berani mengerahkan kekuatan militer untuk membela saudaranya, sebagaimana dilakukan oleh para khalifah di masa lalu.

Sayangnya, para penguasa negeri-negeri Islam saat ini lebih sibuk menjaga hubungan baik dengan Barat dan melanggengkan kekuasaan pribadi. Tak satu pun yang mengirimkan pasukan ke Gaza, bahkan sekadar memutuskan hubungan diplomatik pun tak dilakukan. Padahal dalam Islam, ketika satu wilayah Muslim diserang, maka kewajiban untuk berjihad menjadi fardu 'ain bagi seluruh umat—khususnya yang paling dekat dengan wilayah tersebut.

Jihad membebaskan Palestina bukanlah perjuangan kelompok bersenjata semata. Ia membutuhkan kepemimpinan global yang mampu mengoordinasikan kekuatan umat Islam di seluruh dunia. Kepemimpinan ini hanya bisa hadir melalui tegaknya kembali institusi politik Islam, yaitu Khilafah. Sebuah institusi yang secara syar’i bertanggung jawab untuk menjaga dan membela kehormatan kaum Muslimin di manapun mereka berada.

Maka, menjadi keharusan bagi gerakan-gerakan Islam yang benar-benar tulus memperjuangkan nasib umat, untuk menjadikan tegaknya Khilafah sebagai agenda utama perjuangan mereka. Tidak cukup hanya dengan aksi, boikot, bantuan logistik, dan fatwa. Semua upaya itu baik, tetapi tak akan menyelesaikan akar persoalan jika umat Islam tetap terpecah dan tak memiliki satu kepemimpinan tunggal.

Khilafah bukan sekadar sistem pemerintahan, tetapi adalah perisai (junnah) bagi umat. Ia memiliki kekuatan politik dan militer yang mampu menjalankan fatwa jihad secara nyata. Di bawah naungan Khilafah, seluruh tentara Muslim akan digerakkan untuk membela saudara mereka di Palestina. Tidak ada lagi ruang bagi Zionis untuk terus bebas membantai karena mereka tahu akan ada konsekuensi militer yang tegas dari dunia Islam.

Umat Islam harus sadar bahwa mereka adalah pemilik kekuasaan yang hakiki. Ketika umat bersatu dalam kesadaran ideologis, mereka akan mampu menekan penguasa yang abai, bahkan menggantinya dengan yang mau menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya. Maka perjuangan menegakkan Khilafah adalah perjuangan yang menyangkut hidup matinya umat, bukan hanya untuk membebaskan Palestina, tetapi juga untuk mengembalikan kemuliaan Islam di seluruh penjuru dunia.

Fatwa jihad harus menjadi pemantik kesadaran politik umat. Seruan kepada tentara Muslim harus terus digaungkan, bersamaan dengan seruan untuk menegakkan Khilafah. Sebab hanya dengan jihad yang dipimpin oleh Khilafah-lah, Palestina akan benar-benar terbebas dari penjajahan Zionis, dan umat Islam kembali hidup dalam izzah dan perlindungan yang nyata.

Wallahua'lam bish showab

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post