Lilis Lisnawati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Ironi

Hidup ini penuh teka teki. Banyak hal yang tak terduga dan tak terencana bisa terjadi. Banyak hal yang ga mungkin menjadi mungkin. Banyak yang mustahil tapi terjadi.

Hidup ini seperti sandiwara. Tertawa dalam himpitan duka. Terbahak dalam sedu sedan duka. Tak jelas raut muka antara sedih dan bahagia.

Hidup ini memang ironi. Di kala banyak di luar sana banyak pasangan suami istri mengharap buah hati, merindukan tangan mungil menggenggam erat ujung jari ibunya, tatap manja dari buah hati. Namun, alangkah naifnya ada di luar sana yang sudah diberikan karunia terbesar malah disia-siakan.

Panggillah gadis berbadan kecil dan kurus itu bernama Sarah. Dia siswa SMP yang menapaki bangku sekolah dengan terseok-seok. Deretan keterangan sakit atau absen menghiasi daftar hadir gurunya. Entahlah apa yang sebenarnya terjadi padanya.

Di kala seusia dia merasakan arti hidup penuh canda. Di kala seusia dia , hidup penuh tawa. Dia berbeda. Beban yang seharusnya tak dia pikul tapi takdir memaksanya menerima semuanya.

Badan ringkihnya sepertinya dipaksa memeluk duka yang entahlah siapa yang akan bisa menghempaskanya. Duka terlalu dalam mengoyak hatinya . Tak ada pegangan hidup. Tak ada arah ke mana kaki ini melangkah.

Cacian dan makian sering hinggah di pendengarnya. Tak mengerti langkahnya salah. Tak paham ucapnya keliru. Tak ada teladan di rumahnya. Orang yang melahirkanya mencampaknya demi mengejar cinta semu dari orang yang tak mengharapkanya.

Aku memandang mematung iba ketika dia memasuki ruangan ujian susulan. Tatapanya kosong. Jelas tak ada harapan setitik pun dari mata beningnya. Mungkin baginya sekolah atau tidak sekolah sama saja. Terpuruk dalam lingkaran duka yang entah sampai kapan memeluk hidupnya.

Arah hidupnya suram. Tak ada lentera untuk menjadi petunjuk langkahnya. Ayah Bundanya terlalu egois. Mereka dengan sadar mencampakan dan menghempaskannya di duka penuh tipu.

Aku hanya menitipkan doa padamu Tuhan. Jagalah ciptaan-Mu. Berilah takdir baik bagi dia. Aku tak bisa berbuat apa-apa. Aku dan beberapa teman-teman hanya bisa mewujudkan setitik senyum dan mimpinya dengan selembar ijazah bukti dia lulus SMP.

Semoga saja dengan selembar ijazah yang dia genggam dengan kebanggannya menjadikan awal kecerahan hidupnya. Hanya Tuhan yang mengetahui takdir semua makhluknya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

aamiin.Terima kasih Bunda

02 Apr
Balas

mohon maaf.Terima kasih Mas Rahman

02 Apr
Balas

Tulisannya keren dan inspiratif. takdirnya pasti yang terbaik

01 Apr
Balas



search

New Post