Lilis Lisnawati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Jangan Seperti Aku

Hari menjelang sore.Matahari masih pancarkan panasnya.Udara seolah enggan berhembus.Mungkin dia lebih nyaman sembunyi di balik awan.

Sore itu aku meluncurkan motor merahku mencari makanan teman nasi.Biasanya suami dan anak-anakku akan menyantapnya setelah solat magrib.

Memang aku sangat pandai memasak.Terutama masak air.Sedangkan memasak lauk dan kawan-kawannya pastinya dipercayakan kepada warung-warung yang berjejer menawarkan berbagai lauk.Alasannya sih katanya berbagi rezeki untuk orang lain.Modus padahal ga bisa masak.

Ayam goreng menjadi pilihan aku untuk teman makan malam.Sambil menunggu ayam goreng matang,aku duduk manis sambil membuka gawai dan membaca berita ringan.Tanpa disadari "seseorang dengan kostum badut dan mukanya tertutup topeng menyodorkan ember kosong.Seseorang itu lebih tepatnya anak.Usianya sekitar 12-13 tahun.Badannya kurus tinggi.Dia tak beralas kaki.Aku saat itu terlintas dalam benakku untuk tak memberinya.Pikirku pemalas sekali kerjanya hanya meminta-minta.Tanganku angkat sebagai tanda tak memberi.

Setelah dia melintas ,aku tatap dia menjauh .Dia pastinya kecewa.Tapi saat itu aku tak menyesalinya.

Setelah dia menjauh ,ku tatap punggung kecilnya .Tangannya tak berhenti menyodorkan ember kosong kepada setiap yang dia lewati tapi tak satupun memberinya.Ku lihat kakinya yang tak beralas.Pastinya kakinya wajib menahan berbagai rasa.

Setelah dia melewatinya, seolah hati kecilku menegurku.Mataku menatap langkahnya yang tertatih.Pastinya panas menyergapnya karena baju dan topeng yang dia kenakan.Mungkin baginya tak seberapa karena dia lakukan demi recehan yang dia kumpulkan.Detik itu juga aku menyesali perbuatanku.Gara-gara malas mencari uang recehan di dompetku aku lewatkan pahala untuk berbagi.

Mungkin bagiku uang dua ribu tak seberapa .Tapi bagi dia sangatlah berharga.Di saat anak seusianya bermain dan berkumpul bersama ,dia mencari recehan .Mungkin uang itu buat orang tuanya di rumah.Mungkin uang itu untuk adik-adiknya yang menahan lapar dari pagi belum ada nasi yang lewati ususnya.Atau mungkin orang tuanya sudah tak ada .Atau mungkin orang tuanya berbaring lemah menunggunya membawa sedikit makanan dan uang untuk menyambung hidupnya beberapa hari.Atau mungkin mungkin lainya.

Aku saat itu menyesal .Kepelitanku membawa rasa sesal.Iah rasa sesal untuk tak berbagi.Janganlah seperti aku yang menomorduakan hati untuk berbagi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post