Gerbang baru
Enam tahun yang lalu, gerbang ini sederhana sekali. Hanya pagar besi yang mungkin 5 inc. Kini berubah menjadi gerbang yang kokoh yang samping kanan kirinya dibuat pilar yang tinggi. Meskipun dulu dengan gerbang yg sederhana, tetap saja sulit ditembus oleh para santriwati ( siswi yang belajar di pesantren).
Enam tahun yang lalu, kamu bocah imut yang aku titipkan di pondok pesantren ini. Pondok Modern yang berada di Ngawi, Jawa Timur.
Enam tahun yang lalu, saat pertama kali aku menjengukmu, kamu menangis. Kamu menyambutku dengan tangisan... Bahagiamu, sedihmu kau tunjukan dengan menangis. Tangis yang tertahan....
Enam tahun yang lalu, aku selalu merindumu... Sampai kini aku tetap merindumu. Bus ini, yang setia mengantarku dan menjadi saksi bisu saat bulir -bulir kecil membasahi pipiku. Selalu... Terus dan terus hingga mata dan hidungku memerah. Putri kecilku, aku merindumu...
Menangis.... Sesaat terhenti kala seseorang me ngingatkan aku, tentang rasa yang pasti akan terpaut dengan rasamu. Rasaku yang sedih akan membuat putriku merasakan hal yang sama. "cepat beristighfar dan kembalikan pada yang Empunya!, kita hanya sekedar orang yang diberi titipan". Itu pesan singkatnya
Alhamdulillah.... Inilah pentingnya sahabat, kawan, yang bisa mengingatkan kita saat kita salah, menegur kita saat kita lengah. Terima kasih kawan!
Enam tahun yang lalu, saat aku pamit kembali pulang, kamu mengantarkan aku hingga gerbang ini, meskipun gerbangnya terbuka lebar, tapi tak membuatmu melangkah ke luar. Kamu takut melangkah keluar gerbang. Kamu takut diberi sangsi. Ketaatanmu terhadap aturan yang ada membuat aku bangga.
Enam tahun yang lalu, kau putri kecilku yang selalu membalikkan badanmu dan terus berjalan menuju pemondokan tak pernah menoleh kebelakang, saat aku pamit pulang. Ini caramu agar aku tidak tahu, sebenarnya kau masih menginginkanku berada lama disampingmu, menemanimu barang waktu lebih lama. Kaupun menangis... Dan aku tak tahu. Kau selalu menyembunyikannya agar aku tak tahu. That your reason.
Kini, kau telah bisa melangkah keluar dari gerbang ini. Menemaniku menunggu bus yang akan membawaku pulang. Tapi aku merasa lebih sakit saat lambaian tanganmu tak lagi aku temukan. Putriku aku sayang kamu, jadilah pribadi yang Khoirunnaas anfauhum linnaas! ( sebaik-baik manusia yang bermanfaat bagi manusia yang lain). Semoga cita-citamu, Alloh Ridoi. sehingga tak ada rintangan yang berarti. I proud you!
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Aamiin ya robbal alaamiin. Doa seorang ibu kepada anaknya tidak terhijab. Salam sehat dan sukses selalu, bunda. Barakallah.
Terimakasih, bunda Raihan...aamiin
Terimakasih, bunda Raihan...aamiin
Terimakasih, bunda Raihan...aamiin