Sebut saja dia Yuli, yang sudah 2 tahun menjadi maduku. Padahal aku sudah tahu kalau suamiku harus mempunyai 4 istri. Sesuai perjanjian pertama kalau aku setuju dengan 4 pernikahan. Saat aku butuh uang, tanpa sepengetahuan suamiku, aku pinjam uang ke Yuli besarnya satu digit. Menurutku itu besar sih. Karena dia hanya pegawai biasa.

Tapi tetap, meskipun aku punya hutang budi kepada Yuli, tak membuatku ramah kepadanya, mungkin yang pernah dimadu pernah merasakannya. Tetap saja sakit meskipun berucap ikhlas, tapi hadirnya cemburu membuat keikhlasan kita menjadi gerutu yang tak berkesudahan. Itu sih ungkapan rasaku, entah yang diluaran sana, pasti ada yang sama bahkan mungkin tidak setuju dengan rasaku. Karena Maqom seseorang berbeda. Bodohnya aku, saat emosiku memuncak aku selalu tulis di status wa ku, tanpa tahu bagaimana perasaannya jika itu ada diposisiku.

Jahatkah aku, bila tetap cemburu?

Jahatkah aku bila tetap memandangnya lebih rendah dariku?

Jahatkah aku, bila merasa diri paling lama dan paling berjasa dalam karir suami 1/4 ku?

Ya...aku memang jahat ...dan aku sedang cemburu...!!!