lilis supartini

Nama: lilis supartini Pekerjaan: guru SD ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Menohok

Gamang, antara ya dilanjut atau stagnan dan bersabar.

"Sabar itu tak ada batasnya anakku, bila 10 tahun lebih kau bisa menerimanya kenapa sekarang malah engkau ingin melepasnya" Ini pesan bundaku.

"Sabar itu bukan berarti diam, dan menerima perlakuan apapun saat hak kita tidak kita dapatkan ". Ini kata temanku.

"Bila kamu kuat memikulnya, pikullah!. Bila tidak, tanggalkan ". Ini menurut sahabatku.

"Kamu yang merasakan sendiri, keputusan ada ditanganmu". Ini yang dikatakan kakak tertuaku.

"Pasrah dengan apa yang sudah dikehendaki Alloh, lepaskan diri dari keinginan diri, insyaalloh semua jalan akan Alloh mudahkan. Bila harus berpisah menurut qodo Alloh pasti akan Alloh mudahkan caranya pun sebaliknya bila harus bersama, Alloh pula yang mudahkan caranya. Tetap berbuat baik karena buah yang kita raih adalah hasil dari perbuatan kita. Berdo'a dan berusaha berbuat baik. Insyaalloh berkah". Ini kata terakhir sebelum aku berpamitan dengan guru spiritualku.

Subhanalloh... Aku mendapatkan ketenangan. Alhamdulillah semua atas kehendaknya lewat seseorang yang sangat berarti buat aku, aku dipertemukan dengan guru, maha guru, menurutku.

Satu tahun sudah berjalan, aku belum memutuskan. Kembali aku pinta hak aku dan anak-anakku. Tapi tetap tak ada perubahan. Bukan tentang materi, tapi perhatian yang hanya membutuhkan waktu dan kesempatan. Masa iya, tak ada waktu barang semenit saja untuk pegang ponsel dan bilang " halo bu, anak-anak sehat? " gitu aja kok sulit atau bila tak cukup pulsa, bisa kirim pesan, alhamdulillah ayah sehat, bagaimana kondisi ibu dan anak-anak? Begitu saja kan, gak repot? Menurutku tidak mesti menghabiskan waktu berjam-jam bila alasannya adalah sibuk. Kalau dibilang sibuk mengapa juga tak pernah ada kucuran dana. Lagi-lagi aku menginginkan keinginanku terwujud... Lepaskan keinginan diri.... Lepaskan keinginan diri. Haaah, aku belum bisa.

Untuk yang ke dua kalinya aku kembali menemui guru spiritualku. Ilmu yang kini aku dapat adalah berdo'alah dengan rasa.

Subhanalloh... Bila ponsel saja harus dicharge, begitu juga diri kita. Harus ada yang mengingatkan. Yang menggenjot kalau diri dalam posisi lowbatt.

" maaf, ya bila aku bilang, kamu tuh ingin terlihat sempurna dihadapan orang, dengan berbagai cara kamu berusaha memperlihatkan pada orang lain, kamu bahagia dengan pasanganmu, kamu baik-baik saja. Kamu ingin terlihat keluarga yang harmonis. Keluarga yang utuh, tanpa memikirkan kebutuhanmu, kebutuhan anak-anakmu ". Kata yang terucap dari temanku menohok tepat dijantungku. Aku menangis.... Kembali menangis...

Menangis bukan karena sakit hati karena ucapannya, tapi lebih ke setuju dengan kata-katanya. Ya, aku menderita hanya karena ingin terlihat dan orang menyangka aku baik-baik saja. Kita keluarga yang harmonis....

Keputusanku kini, atas dasar kata-katanya yang menohok.

Terima kasih!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tetep semangat bu..mudah2an bisa mengambil keputusan dengan tepat..

27 Aug
Balas

Aamiin, terima kasih...

27 Aug
Balas

Hanya ingin menulis....

27 Aug
Balas



search

New Post