AKU MENYERAH (bagian 2)
Ketika semua kakakku tahu bahwa ibu punya anak lagi, mereka semua kecewa. Bahkan ada yang mengancam ibu dengan mengatakan bahwa dia takkan pernah pulang kampung lagi. Tentu saja hati ibu sangat hancur. Sehingga ibu makin tak berdaya, ketika semua kakakku menunjukkan sikap bencinya kepadaku setiap hari. Bahkan sejak aku masih balita.
Suatu hari, telunjukku berdarah setelah digigit Qila, anak kak Tita, kakak ke dua ku.
"Kamu kenapa nak?" Ibu bergegas menghampiriku yang sedang menangis.
Aku yang masih 5 tahun memperlihatkan jari telunjukkan yang berdarah.
"Astaga..kenapa ini?" ibu bertanya dengan wajah penuh kepanikan sambil menghisap jariku.
Aku yang sedang terisak, menunjuk ke arak Qila."Qila,,kamu kenapa sih gigit jari tante mu?!" Ibu bertanya dengan nada yang sedikit keras kepada Qila yang sudah 7 tahun. Qila malah menangis, makin lama tangisannya makin keras, hingga membuat kak Tita berlarian ke arah kami. Akhirnya ibu berdebat dengan kak Tita. Kak Tita sangat marah kepadaku waktu itu.
"Sok manja! Awas kamu ya..!" Aku begitu takut sampai bersembunyi di belakang ibu. Mata kak Tita terbelalak, seolah hendak menerkamku. Ibu hanya mengurut dada sambil memelukku.
Aku tahu aku sangat bodoh, aku lugu. Bahkan di kelas, aku sering dibully teman-temanku. Hanya bu Licha yang membela diriku.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantab ceritanya bu. ditunggu kelanjutannya.
Makasih bun...