SUMPUR KUDUS TERUS BERBENAH UNTUK SEMAKIN INDAH DAN SEJAHTERA
Oleh: Lili Suriade, S.Pd
Bumi adalah titipan Tuhan kepada manusia sebagai khalifah. Allah menyediakan bumi untuk tempat bernaung bagi makhluk hidup dalam melanjutkan kehidupannya di dunia. Untuk itu kita sebagai makhluk yang paling sempurna, perlu menjaga dan melestarikan bumi agar tetap seimbang dan tidak rusak. Kita harus memastikan agar lingkungan di sekitar kita tetap bersih dan nyaman sehingga hidup kita pun sejahtera.
Sumpur Kudus merupakan sebuah kecamatan yang terletak di belahan bumi bagian utara kabupaten Sijunjung provinsi Sumatera Barat. Sejak dulunya masyarakat nagari Sumpur Kudus terkenal dengan pepatah keasriannya; Sumpur Kudus makah darek, aianyo janiah, ikannyo jinak. Artinya bahwa masyarakat Sumpur Kudus adalah masyarakat yang taat dalam menjalankan ibadah dan sangat peduli kepada keasrian lingkungannya. Masyarakat Sumpur Kudus selalu menggiatkan gotong royong untuk membersihkan lingkungan. Kegiatan ini merupakan agenda rutin yang selalu tertuang dalam program pemerintah daerah setempat. Bahkan, ketika saya masih kecil dulu, seringkali kami anak-anak kampung menyaksikan seorang warga (biasanya bapak-bapak) memberikan pengumuman tentang kegiatan gotong royong dengan lantang di setiap perempatan jalan di malam hari. Pengumuman akan diawali dengan pemukulan sebuah talempong sehingga semua warga kampung diharapkan bisa mendengarnya dengan jelas. Hingga kini, kegiatan gotong royong warga ini masih tetap berlanjut.
Kemajuan teknologi yang sangat pesat, perlu diimbangi dengan pelestarian lingkungan. Meskipun pembangunan gedung-gedung sekolah dan rumah penduduk yang semakin padat, namun kita harus bisa mengantisipasi agar lingkungan tidak rusak. Sumpur Kudus yang juga lazim disebut sebagai “kota di tengah hutan” terus melakukan pembenahan lingkungan sehingga hutan-hutan yang ada tetap terjaga dan tidak rusak. Beberapa langkah yang ditempuh masyarakat Sumpur Kudus untuk melestarikan lingkungan adalah:
1. Melakukan budidaya ikan dengan membuat Lubuak Larangan. Dengan adanya Lubuak Larangan ini, ikan-ikan yang hidup di sungai tidak tercemar dan air sungaipun tetap jernih dan terjaga dari pencemaran lingkungan.
2. Menanam sayuran di lahan-lahan pertanian yang kosong. Sejak dulunya, masyarakat hanya memanfaatkan lahan untuk menanam padi ataupun disulap menjadi kolam ikan. Namun sejak beberapa tahun terakhir, masyarakat sudah banyak yang menanami lahan mereka dengan sayuran dan buah-bauahan. Sebagai contohnya adalah tanaman cabe, terung, bawang merah, jagung, jeruk, manggis dan durian. Hasilnya pun lebih menguntungkan masyarakat.
3. Mengolah dan mengembangkan tempat-tempat rekreasi lokal sehingga bisa memperkenalkan keindahan Sumpur Kudus kepada masyarakat luas. Sebagai contoh, Lubuak Pandakian yang dulunya hanya dijadikan tempat pemandian bagi masyrakat setempat, sekarang semakin dipercantik sehingga banyak wisatawan dari luar daerah yang mengunjungi tempat rekreasi ini.
4. Memanfaatkan sampah dari limbah plastic untuk membuat berbagai karya yang bisa dijadikan hiasan untuk mempercantik lingkungan.
Selain itu, pemerintah setempat juga terus menghimbau masyarakat untuk selalu menjaga tingkah laku sehari-hari sehingga kesadaran masyarakat untuk selalu menjaga lingkungan di sekitar tempat tinggal masing-masing terus meningkat. Pada akhirnya, diharapkan nagari bertuah ini selalu bersih dan terawat untuk mewujudkan Sumpur Kudus yang indah dan sejahtera.
“Mari kita jaga bumi, agar Tuhan tidak murka dan kita sebagai khalifah yang telah diberi amanah bisa semakin sejahtera.”
Sumpur kudus negeriku tercinta, 15 juni 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren ulasannya, Bu Lili. Salam literasi.
terima kasih bapak
Sama-sama, Bunda.
Keren Bu. Saya pernah satu kali kesana masih ada suasana hutan2nya yg asri...smoga tetap selalu terjaga.
Alhamdulillah..terima kasih bu, ibu dari mana?