Lili Suriade, S.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
EDITOR DADAKAN

EDITOR DADAKAN

Kemarin malam saya dapat chat dari salah seorang teman melalui whatsapp, yang meminta agar saya bersedia mengedit naskah buku perdananya. Walau sebenarnya saya sendiri merasa belum mampu menjadi editor, namun naluri ingin membantu dan rasa peduli mendorong saya agar bersedia melakukannya. Selain itu, saya pikir kesempatan ini bisa saya jadikan sebagai ladang untuk belajar dan berlatih menulis.

Akhirnya tadi siang, setelah selesai melakukan semua pekerjaan rumah sebagai IRT sejati di setiap hari minggu, saya pun mencoba mengedit tata bahasa (ejaan dan tanda baca) naskah teman saya ini. Meski dengan modal dan kemampuan yang sangat minim, akhirnya saya bisa menyelesaikan pengeditan sebelum magrib datang. Tinggal menyelesaikan penulisan prakata, kata pengantar, daftar isi dan sonopsis buku, yang insya Allah akan saya kerjakan besok pagi.

Saya merasa sangat bersyukur bisa mendapatkan kesempatan untuk melakukan proses pengeditan ini. Sebab, sembari mengedit tentunya saya terus membaca dan memahami setiap tulisan teman saya ini satu persatu. Alhamdulillah, saya merasa mendapatkan ilmu dan pelajaran yang sangat luar biasa dari semua esai dan artikel yang dia tulis. Terutama sehubungan dengan belajar di era digital.

Dari seluruh tulisannya, tergambar "perasaan belum percaya diri dalam menulis", padahal menurut saya, ide dan gagasan yang disampaikannya terasa ringan namun sangat menarik dan renyah ketika dibaca. Artinya saya berani menyimpulkan bahwa, dia sebenarnya memiliki bakat yang luar biasa untuk menulis. Hanya saja selama ini dia belum melakukannya, belum mewujudkan ide-ide dan gagasannya ke dalam bentuk tulisan.

Apapun yang kita rasakan, yang kita lihat dan yang kita dengar bahkan yang dialami orang lain di sekitar kita, bisa kita jadikan sebuah tulisan menarik. Inilah konsep tulisan teman saya. Dia berhasil menuliskan hal-hal yang biasa dia alami dan dia rasakan dalam kehidupan sehari-hari bersama orang-orang terdekatnya. Sebagai contoh, tulisannya yang berjudul "Bahagia dalam Sebungkus Nasi Ramas" ditulisnya saat dia mendapatkan jatah sebungkus nasi dari sekolah yang dibawanya pulang ke rumah, lalu dimakan bersama anak-anaknya. Selain itu, juga ada tulisan yang berjudul "Miso" yang ternyata maksudnya senyum yang perlu kita pamerkan setiap kali bertemu seseorang. Tulisan-tulisan tersebut berhasil dia kembangkan menjadi sebuah cerita dan esai sederhana yang menarik untuk dibaca.

Dari paparan di atas saya menyimpulkan beberapa hal:

Menulis itu gampang, tidak sulit sama sekali. Ide untuk menulis begitu banyak bertebaran di sekitar kita, jadi jangan bingung untuk menuliskan tentang apa. Menulis bisa dilakukan oleh siapa saja, asalkan mau memulainya. Menulis sebuah keterampilan, butuh latihan yang berkesinambungan. Semangat untuk menulis bisa kita dapat dengan membaca tulisan siapa saja, bahkan dari tulisan orang yang mengaku belum bisa menulis sekalipun (Sebagai contohnya adalah tulisan saya malam ini). Mari terus menulis, sampai kita benar-benar menjadi penulis yang kecanduan (menulis).

Sumpur Kudus, 21 Maret 2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

kereeeen tulisannya bu....sukses terus

22 Mar
Balas



search

New Post