Lili Suriade, S.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
KATO NAN AMPEK (Tagur 6)

KATO NAN AMPEK (Tagur 6)

Oleh: Lili Suriade, S.Pd

Hari ini, kami kembali disuguhkan materi tentang pembentukan karakter dalam kegiatan pesantren ramadhan di SMAN 5 Sijunjung. Materi ini tentunya sangat penting dan perlu diketahui oleh siswa, karena berhubungan dengan cara berkomunikasi dengan orang lain di Minangkabau yang diistilahkan juga dengan Kato Nan Ampek.

Ibu Melda Sri Laila, S.Pd selaku narasumber pagi ini sudah mempersiapkan materi yang lengkap dengan video-video tentang kato nan ampek yang sangat menarik dan menambah semangat siswa untuk mengikutinya.

Minangkabau merupakan sebuah suku yang begitu kental dengan adat istiadat yang mengikat anggota masyarakatnya. Sejak dahulu kala, semua petuah Kato nan ampek merupakan aturan dalam berkomunikasi di Minangkabau yang perlu dipatuhi oleh seluruh masyarakat di Minangkabau.

Diantara kato nan ampek adalah:

1. Kato mandaki, maksudnya bagaimana kita menyatakan pikiran kita dengan cara berkomunikasi terhadap seseorang yang posisinya lebih tinggi dari kita, seperti orang tua, guru, ulama, tokoh masyarakat, termasuk pemimpin negara. Hal yang terlarang bila memanggil mereka dengan sebutan naman saja.

2. Kato manurun, adalah cara berkomunikasi dengan seseorang yang posisinya di bawah kita, terutama yang umurnya lebih muda. Cara berkomunikasi dengan orang yang lebih muda dari kita adalah dengan bertutur kata yang lemah lembut dan penuh kasih sayang.

3. Kato mandata, merupakan cara berbahasa dengan teman sebaya dalam pergaulan.

4. Kato malereang, adalah bagaimana cara berkomunikasi dengan pihak yang rasanya janggal apabila mengungkapkan perasaan/ pikiran kepadanya secara gamblang dan terus terang. Dalam kato melereang ini digunakan kata-kata berkias banding. Umpamanya adalah komunikasi antara mertua dengan menantu dan sebaliknya.

Selain kato nan ampek, ada beberapa jenis kata di Minangkabau:

1. Kato pusako (untuk niniak mamak)

2. Kato sepakaik

3. Kato dahulu

4. Kato kaduo

Sedangkan berdasarkan sumbernya ada beberapa jenis kata di Minangkabau:

1. Kato nan sabana kato

2. Kato nan dikatoan (wasiat)

3. Kato nan dipakatoan, lahir dari politisi

Untuk itu, marilah kita jadikan kato nan ampek sebai dasar dalam berkomunikasi dengan orang lain, kita jadikan kebiasaan sehingga bisa mengakar dalam kehidupan kita sehingga ke depannya kita menjadi orang yang lebih baik dan diterima/ disenangi oleh semua orang dimanapun berada.

Sumpur Kudus, 28 April 2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post