TERSERAH...!!!
Kondisi yang terjadi saat ini tiba-tiba saja mengingatkan kita kepada kondisi siswa di kelas. Ada berapa tingkatan siswa yang kita miliki di kelas; berada di ruang yang sama tapi dengan bermacam karakter.Ada anak baik, anak biasa-biasa saja dan anak yang selalu menguji kesabaran setiap insan bernyawa.
Kategori yang pertama yaitu anak baik. Tentu saja anak yang seperti ini adalah anak yang selalu mengikuti peraturan sekolah. Mereka tidak mau melanggar apapun ketetapan yang sudah diberikan oleh sekolah: ada yang patuh karena mereka menyadari bahwa peraturan itu penting bagi kebaikan mereka dan ada pula yang patuh karena mereka tidak mau ambil resiko.
Kategori yang kedua adalah anak yang biasa-biasa saja. Artinya mereka bukanlah anak yang selalu patuh tapi mereka juga tidak mau membuat keributan. Sehingga anak dengan kategori kedua ini dia biasanya tidak mau mengganggu orang lain meskipun tidak ada jaminan bahwa dia melakukan yang terbaik buat dirinya sendiri. Mereka tidak terlalu mencolok. Posisi mereka ada di pertengahan, antara terlihat atau tidak.
Dan terakhir adalah kategori ketiga yang memang sering menguji kesabaran dan memancing emosi guru dan warga sekolah lainnya. Mereka adalah anak yang mendapat julukan ‘anak nakal’. Untuk kategori inipun terdiri dari berbagai tingkatan juga.
Tingkatan pertama adalah anak yang tampak nakal, padahal jauh dilubuk hatinya, dia tidak ingin melanggar aturan. Dia bukanlah anak yang ingin membuat masalah. Hanya saja kondisi keluarga atau masalah ekonomi membuat dia berada dalam posisi sulit. Suka tidak suka, label itupun terpaksa disandangnya.
Kategori yang kedua adalah anak yang melanggar peraturan dengan tujuan mencari perhatian. Anak-anak ini adalah anak-anak yang wanna be bad boy, tapi masih dalam proses coba-coba. Kalaupun dimarahi, sebenarnya mereka bisa di ajak bertobat. Biasanya mereka adalah anak yang berasal dari keluarga yang broken jadi dia melanggar peraturan untuk mendapatkan perhatian dari warga sekolah.
Kategori ketiga adalah anak yang melanggar peraturan karena dia sudah kecewa atau frustasi dengan berbagai aturan yang sudah ada. Bisa jadi dulu dia adalah anak baik yang tiba-tiba berada dalam kondisi tidak beruntung sehingga ada pemberontakan di hatinya yang membuat dia menjadi lebih nyaman berada diantara teman-temannya yang sudah diberi label anak nakal.
Nah yang paling terakhir adalah anak yang memang hobinya berbuat onar. Biasanya anak yang seperti ini memang sudah berada dalam kondisi yang kritis bin akut. Meskipun harus kita akui bahwa sebenarnya tidak ada anak yang benar-benar jahat. Bisa jadi semua ini karena penderitaan yang mereka alami sejak mereka masih kecil atau karena kepala mereka terbentur benda keras sehingga ada kerusakan di otak mereka. Hal itulah yang mungkin memicu mereka mempunyai hobi berbuat onar. Ketika teman-teman yang lain mempunyai hobi membaca menyanyi, menari, menulis, melukis dan hal-hal lain yang positif lainnya, mereka malah merasa lebih bahagia setelah berbuat rusuh. Kategori yang seperti ini kadang-kadang hampir setipe dengan anak-anak yang mencari perhatian. Hanya saja mereka memang sudah saat parah.
Biasanya kenakalan siswa akan diatasi dengan pendekatan secara personal, memberi nasehat dan sangsi. Seringkali guru akan menasehati mereka demi masa depan mereka. Memberikan motivasi dan arahan untuk menjadi lebih baik. Akan tetapi yang bikin guru nanti menjadi kacau dan galau adalah ketika siswa itu malah membuat keributan di kelas membuat polusi suara ataupun tindakan ektrim lainnya sehingga teman-teman di kelas tidak bisa lagi belajar. Yang paling menderita atas tindakan anak-anak nakal ini adalah anak baik. Mereka bisa jadi tertekan lahir dan batin. Parahnya lagi ketika si guru akan memberikan tindakan bagi para anak-anak ajaib si biang rusuh tadi, tiba-tiba ada aturan yang mengatakan bahwa biarkan mereka berdamai dengan keadaan. Maka ketika semua nasehat sudah diberikan, tindakan tegas tak bisa dilakukan; pada saat itulah akhirnya akan ada terucap kata ‘TERSERAH...!!!’
Tantangan Gurusiana Hari ke- 73
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar