Saya orang yang baru belajar menulis. Boleh dibilang penulis pemula karena aku baru melahirkan sebuah buku, sebelum saya memutuskan untuk terjun atau menekuni jadi seorang penulis, saya berpikir setelah menulis ya sudah jad. Setor naskah beres. Ternyata ada beberapa tahapan yang harus dilakukan diantaranya, pertama menunggu hasil layout, merevisi yang mungkin tidak bisa tuntas dengan sekali revisi terutama bagi orang yang kurang teliti seperti saya, tapi ada yang lebih mengasikan sampai bisa membuat hati ini berdegup kencang yaitu saat-saat menunggu ISBN

ISBN adalah International Standart Book Number (Nomor Buku Standart Internasional) yang terdiri dari deretan angka 10 digit sebagai pemberi identifikasi terhadap satu judul buku yang diterbitkan oleh penerbit, salah satu kegunaan ISBN adalah sebagai sarana promosi bagi penerbit karena informasi pencantuman ISBN disebar luaskan baik oleh badan Nasional ISBN Jakarta maupun badan Internasional ISBN yang berledudukan di BerlinJerman.

Apalagi di group wa tempat kami para penulis yang pernah mengikuti pelatihan di wadah yang sama, waktu yang sama terhimpun, satu demi satu buku karangan teman kami ISBN nya keluar, hati ini tambah dag dig dug bertalu-talu ibarat genderang yang lagi perang, tapi anehnya tambah lemas gak bertenaga rasanya, berbeda dengan dag dig dug nya saat menanti kekasih di malam minggu dulu...

Ternyata ada hikmah dibalik penantian ISBN aku yang dulunya tidak sabaran, sekarang dituntut untuk bisa sabar, itu yang bisa dan harus aku punya saat ini, meskipun dibarengi dengan hati yg gak menentu, terima kasih ISBN yang sudah mengajariku kesabaran.