LINA HERLINA

Menuangkan ide dalam tulisan adalah hobi yang menjadibenih cita‐cita untuk bisa mewujudkannya dalam sebuahkarya. Tahun 2005 hingga 2007 beberapa tulisan artik...

Selengkapnya
Navigasi Web

GURU BK SEBAGAI SAHABAT SISWA (91)

Kehadiran sosok guru di sekolah, termasuk guru bimbingan dan konseling atau guru BK selama ini dimaknai sebagai sosok manusia yang luar biasa, yang harus digugu dan ditiru. Tugas siswa hanya mengikuti apapun yang diperintahkan guru dan di saat bersamaan, siswa kurang diberi keleluasaan untuk menggali potensinya. Hal ini secara tidak langsung menggambarkan posisi guru harus berada di atas dan posisi siswa hanya sebagai posisi lemah dan berada di bawah kekuasaan guru. Dengan kata lain indoktinatif dan sentralistik. Hasilnya, keadaan ini menciptakan atmosfer belajar yang kurang hangat atau kurang membangkitkan semangat yang berujung pada kurang optimalnya pencapaian hasil belajar siswa sekaligus kurang terciptanyanya kondisi psikologis siswa yang nyaman.

            Jika mengkaji masa perkembangan psikologis individu khususnya pada masa remaja tingkat SMP dan SMA dimana sosok guru BK biasanya dihadirkan bertugas di jenjang SMP SMA, maka perlu diketahui bahwa pada masa ini adalah masa yang unik dan dikaitkan dengan masa masalah yaitu masa terlihat munculnya berbagai jenis permasalahan yang komplek baik masalah fisik maupun psikis. Masa remaja sebagai masa peralihan dari masa anak menuju masa dewasa bila diilustrasikan dengan musim maka seperti sedang mengalami pancaroba dimana pada periode ini sering dianggap masa badai dan stress.

            Pendidikan sebagai investasi sumber daya manusia tentu harus bisa mewujudkan iklim yang kondusif bagi terciptanya upaya mencerdaskan bangsa serta meningkatkan harkat martabat dalam membangun peradaban yang unggul dan memiliki daya saing. Apabila guru dan siswa dapat menjalin harmonisasi dalam lingkungan pendidikan maka diharapkan terwujudkan kualitas pendidikan yang baik

            Seiring dengan perkembangan pembaharuan kurikulum bidang pendidikan, maka sosok guru kini tidaklah hanya diperlukan sebagai pentransfer ilmu membidik sasaran agar siswa dari tidak tahu menjadi tahu saja. Akan tetapi lebih dari itu peran guru jauh lebih diperlukan sebagai kunci pendongkrak optimalisasi potensi siswa dalam semua bidang kehidupan. Oleh karenanya seorang guru harus pandai memainkan perannya dalam panggung pendidikan khususnya dapat menemani siswa melewati masa remajanya menghadapi badai dan stress,

            Dalam hal ini, guru diharapkan mampu menjadi sosok yang diandalkan siswa dan menjadi dambaan di sekolah guna mencapai sebaik baiknya hasil belajar selama mengikuti jenjang persekolahan ataupun membantu siswa membuka kunci kunci kebingungannya sehingga tercapai perasaan aman nyaman sesuai harapan siswa. Untuk mewujudkan hal tersebut akan sulit kiranya jika guru tidak mensejajarkan diri dengan siswa dan masih menikmati perannya untuk memaksakan diri memposisikan diri di atas. Disinilah pentingnya menengok kembali posisi guru.

Hal lain yang perlu diketahui pada  masa remaja ini adalah peran teman sebaya yang memainkan peran penting dalam perkembangan remaja. Teman sebaya adalah individu yang tingkat kematangan dan umurnya kurang lebih sama. Pengaruh teman sebaya dapat positif maupun negatif. Bagi remaja, hubungan teman sebaya merupakan bagian yang paling besar dalam kehidupannya. Pentingnya Persahabatan bagi remaja antara lain adanya kebersamaan, dukungan, keakraban atau perhatian

Guru BK yang selama ini dianggap sebagai polisi sekolah, hakim atau guru yang senang mencari-cari kesalahan siswa tentu akan membuat siswa takut dan menghindari guru BK karena  menganggap hanya akan bertemu guru BK jika siswa bersalah atau bermasalah. Anggapan seperti ini akan menghambat proses bimbingan dan konseling kepada siswa karena berhasil tidaknya proses bimbingan dan konseling itu sangat tergantung kepada terjalinnya hubungan yang baik antara guru dan siswa. Oleh karenanya guru BK hendaknya bisa mengubah pola pikir siswa yang demikian melalui pendekatan ”menjadi sahabat siswa” dengan tetap menampilkan kualitas pribadi konselor dan menunjukkan skill atau keterampilan konselor dalam konseling.

Menurut Euis Yulianti, M.Psi. Psikolog dalam makalahnya yang disampaikan pada Seminar ”Great To Be A School Councelor” di Universitas Muhammadiyah Hari Kamis, 16 Maret 2017 menjelaskan bahwa kualitas pribadi konselor yang dimaksud antara lain memiliki kemampuan komunikasi yang efektif, memiliki rasa tanggung  jawab, mengutamakan kepentingan orang lain, mampu memberikan layanan sebagai model, memiliki kreativitas, fleksibel tenang dan sabar, memiliki kepedulian dan kehangatan, mampu menganalisis perasaan yang dimiliki.  dan tetap tersenyum ramah kepada setiap warga khususnya siswa di sekolah. Dengan keterampilan seperti itu siswa melihat dan dapat merasakan bahwa guru BK seperti sahabatnya sendiri bisa dijadikan tempat mencurahkan isi hati sehingga siswa selalu termotivasi dan menunjukkan keceriaan dalam hidupnya karena selalu ada teman membicarakan permasalaannya tanpa sungkan Dan guru BK nya pun menunjukkan sikap siap menerima permasalahan siswa apa adanya dan menjadi  teman berbagi bagi siswa.

Dengan pendekatan “jadi sahabat siswa” akan terjalin komunikasi antara guru BK dengan siswa  sebagaimana siswa dengan teman sebayanya sehingga muncul kebersamaan, dukungan dan keakraban/perhatian satu sama lain sehingga timbul perasaan nyaman dan menumbuhkan sikap mental yang positif. 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post