KETIKA KITA SERING LUPA
Kita sering lupa cara berbicara pada Ibu dan Bapak seperti apa yang dianjurkan tak boleh mengatakan ah, ih, uh hingga kita lupa pula berkata baik pada mereka sebagaimana mereka telah membesarkan kita dari kecil hingga dewasa.
Kita lupa bagaimana sauri tauladan kita bicara dan memperlakukan pengemis buta yang menghinanya tapi pemimpin tersebut tidaklah melakukan hal serupa pada pembencinya melainkan malah selalu menyuapi pengemis buta dari kedua tangannya.
Kita lupa bagaimana fitnah yang diterima lelaki tampan bahwa dirinya akan melakukan perbuatan hina pada wanita yang bukan miliknya, sedangkan lelaki tampan itu tak menaruh dendam atau benci pada si wanita.
Kita lupa bahwa lisan lebih cepat dari busur panah yang melesat dan lebih tajam dari pedang.
Kita lupa cara sauri tauladan kita memperlakukan anak-anak dan wanita haruslah lemah lembut karena itu adalah sebaik-baiknya lelaki.
Kita lupa bahwa para sufi tak akan membaca lembaran kitab jika pada halaman itu pelajaran di dalamnya belum diamalkan.
Kita lupa pula bahwa tahu sedikit dan mengamalkannya banyak jauh lebih baik dari tahu banyak tapi tak diamalkan.
Bandung, 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar