Linayeti, S.Pd.

Perempuan bernama Linayeti, S.Pd. ini lahir di Lebak pada tahun 1983. Dirinya alumnus UPI Bandung jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Sunda. Kini dirinya sebag...

Selengkapnya
Navigasi Web
PERAN PERPUSTAKAAN DALAM GERAKAN LITERASI MADRASAH
Foto: Koleksi Pribadi

PERAN PERPUSTAKAAN DALAM GERAKAN LITERASI MADRASAH

PERAN PERPUSTAKAAN DALAM GERAKAN LITERASI MADRASAH

Oleh: Linayeti, S.Pd. (Guru pada MTs Al-Falah Cilograng Kab. Lebak-Banten)

.

Gerakan literasi di madrasah (sekolah) kini terus dikampanyekan. Baik di tingkat dasar maupun tingkat menengah dan tingkat atas. Hal ini dilakukan semata-mata bertujuan untuk membiasakan siswa untuk gemar literasi.

Tidak bisa dipungkiri, akibat pandemi covid-19, kini pendidikan di Indonesia menyisakan masalah besar terhadap kebiasaan siswa hingga terjadi kasus learning los. Ditambah lagi dengan gempuran kesenangan dunia maya yang semakin hari tak bisa terkendalikan. Kini, siswa lebih disibukan dengan membaca WA, Line, FB, dan sosmed lainnya. Selain permasalahan di atas, berdasarkan info nilai pendidikan dunia (PISA Indonesia), literasi siswa di Indonesia berada di urutan 72 dari 78 negara di dunia (krisis pembelajaran). Itu berarti banyak siswa Indonesia yang kurang gemar berliterasi, dalam hal ini membaca dan menulis.

Untuk mengatasi hal itu semua, gerakan literasi di madrasah merupakan salah satu upaya agar literasi siswa semakin membaik. Gerakan literasi di madrasah adalah upaya menumbuhkan budi pekerti siswa yang bertujuan agar siswa memiliki kebiasaan membaca dan menulis sehingga terciptanya pembelajaran sepanjang hayat.

“Literasi adalah akar peradaban, akar kemajuan sebuah bangsa dan itu salah satu ujung tombaknya adalah perpustakaan. Perpustakaan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi tanggung jawab semua kelompok masyarakat” (Sodik Mujahid, Anggota Komisi X DPR RI).

Sesuai dengan pendapat Sodik Mujahid sebagai Anggota Komisi X DPR RI, gerakan literasi di madrasah terus diupayakan bersama peran perpustakaannya.

Selain guru yang berperan aktif dalam menumbuhkan literasi siswa melalui pembelajarannya di madrasah, perpustakaan pun dapat menjadi wadah dan cerminan gairah literasi siswa. Jika gairah literasi madrasah positif maka perpustakaan di madrasah akan dipenuhi pengunjung setiap harinya. Tanpa perpustakaan yang memadai dan menarik, gairah serta minat siswa dalam berliterasi sulit untuk berkembang.

Lalu, perpustakaan yang seperti apa yang bisa menarik minat siswa? Perpustakaan yang bisa menarik siswa untuk melakukan literasi adalah perpustakaan yang memiliki koleksi buku yang lengkap. Koleksi buku yang harus ada di perpustakaan madrasah, diantaranya harus ada buku cerita atau buku sastra, buku pelajaran, buku kumpulan artikel, majalah, koran, gambar peta, globe, dan lain-lain. Selain koleksi bukunya, perpustakaan pun harus bisa menciptakan tempat yang membuat siswa nyaman dan betah untuk berliterasi di perpustakaan.

Selain madrasah yang berperan aktif dalam memberikan motivasi berliterasi pada siswa, pihak orang tua pun memiliki andil yang sangat besar dalam meningkatkan literasi siswa. Faktor penyebab kurangnya minat siswa dalam literasi adalah dikarenakan malas, kurang motivasi dari diri sendiri, kurang dukungan dari orang tua, dan tidak dibiasakan sejak kecil. Jadi, pihak orang tua harus bisa menyiasatinya agar siswa tetap membiasakan berliterasi di rumah. Orang tua yang terbiasa berliterasi tentunya akan memberikan contoh dan motivasi pada anaknya, bagaimana cara mengatur waktunya dalam sehari untuk tetap menyelipkan kegiatan literasi meski hanya sebentar. Jika kegiatan ini dibiasakan di setiap rumah dan madrasah, tentunya budaya literasi siswa akan terus berkembang dengan baik.

BIODATA PENULIS

Perempuan bernama Linayeti, S.Pd. ini, lahir di Lebak pada tahun 1983. Lulusan UPI Bandung jurusan Pendidikan Bahasa Sunda. Kini penulis mengabdi jadi guru PNS di MTs Al-Falah Cilograng, Kab. Lebak-Banten.

Tulisannya berupa fiksi dan non-fiksi sudah dibukukan dalam beberapa buku antologi ber-ISBN bersama guru-guru hebat se-indonesia.

Buku antologi yang diikutinya, diantaranya Seribu Juta Masalah Rindu (2021), Cinta Pertama dan Warna Kisah yang Pernah Ada (2021), Surat untuk Guru Kami tercinta (2021) Ayo Nggedabrus Nggawe Boso Makmu Dewe-Dewe (2021), Izinkan Aku Menulis Harapan tentang Ketiadaan dan Membaca Cinta Bersamamu (2021), Guru, Siswa, dan Sekolah (2022), Tak Ada yang Lebih Indah dari Kasih Sayangmu (2022), Menantang Harapan, Mewujudkan Impian (2022), Nyok Kita Jaga Bahasa Emak Kita (2022), dan Keberagaman Budaya Banten (2022).

Buku tunggal penulis yang sudah terbit ber-ISBN adalah buku fiksi kumpulan cerpen anak-anak yang ditulis dalam bahasa Sunda berjudul “Duloh, Budak Yatim nu Soléh” (2022).

Penulis bisa dihubungi melalui email [email protected] dan WA 0859-2008-8147.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren bunda

17 Oct
Balas

Terimakasih bunda. Salam literasi

17 Oct

Keren ulasannya, sukses Bu Linayeti. Salam literasi

16 Oct
Balas

Terimakasih pak. Salam literasi

17 Oct

Luar biasa mantap tayangannya bunda, sukses selalu

16 Oct
Balas

Terimakasih bunda. Salam literasi

17 Oct



search

New Post