Antara Aku, Dia, dan Kau Part 14- Tantangan Menulis Gurusiana Hari ke- 79
Antara Aku, Dia, dan Kau Part 14( ending )
by Lisa Andriani,S.Pd.
Malam itu Lani menunggu Arief yang tak kunjung pulang. Hujan turun sangat lebat disertai petur yang menyambar- nyambar. Lani berkali-kali mencoba menelpon Arief tapi tetap saja panggilan dialihkan. Chatting pun beberapa kali dipost tapi tak jua bercentang biru dua. Lani juga mencoba menelpon Ari dan Edward tapi mereka tak satupun menyaut panggilan Lani. Hati dan perasaan Lani campur aduk. Dia benar-benar bingung karena Arief tak pernah begini sebelumnya. Lima tahun pernikahannya dengan Arief aman-aman saja. Arief tak pernah mempermasalahkan kehadiran buah hati mereka yang kunjung dikarunia Allah. Keluarga kedua belah pihak pun tak pernah meminta mereka segera memiliki momongan. Arief juga sangat sayang dan cinta dengan Lani.
Arief membuka ponselnya terlihat panggilan masuk beberapa kali dari Lani. Bukannya menjawab tapi malah dimatikan. Ari pun bertindak yang sama kepada Lani. Lama Lani mencoba mengusir rasa sepinya dengan mendengarkan musik di ruang kerja Arief. Sesekali dia melihat ke arah jendela barangkali Arief pulang. Dia juga melihat album foto pernikahannya dulu dan brakkk...terdengar suara buku terjatuh dari rak buku Arief. Lani pun mendekat dan mengambil buku itu. Lani tersenyum ternyata itu buku diary Arief. Awalnya Lani tak berniat membuka dan membacanya. Tetapi terlihat sepucuk surat terselip di halaman buku tersebut. Surat bersampul coklat itu pun terjatuh saat Lani mulai membuka buku itu. Lani membuka dan alangkah terkejutnya dia setelah membaca isi surat itu. Surat itu ternyata berisi hasil lab yang menyatakan Arief tidak dapat memiliki keturunan. Seketika itu juga , serasa badannya tak bertulang, lemas, dan terpaku. Lani kecewa mengapa Arief tidak pernah jujur akan hasil lab yang dulu pernah mereka jalani berdua. Lani kecewa karena selama ini dia berjuang sekuat tenaga mengikuti program hamil tapi ternyata suaminya yang bermasalah. "Sayang, mengapa jam segini baru pulang? ada rapat atau gimana?,"Lani mencecar Arief. " Tidak ada apa- apa. Aku hanya ingin menenangkan diri saja." " Oh, menenangkan diri yah? Sayang, pandai sekali selama lima tahun kamu menyembunyikan rahasia ini. Begitu bodohnya aku yang bersemangat ikut program hamil. Tapi...tapi ternyata justru kamu yang tidak dapat memberiku keturunan," tangis Lani memecah keheningan malam itu. " Darimana kamu tahu semua ini?," Arief kaget sekali." Ini ..ini di dalam buku diary ini kutemukan hasil lab itu. Mengapa Dayang kamu begitu tega membohongiku selama lima tahun. Mengapa tak jujur saja padaku?," Lani menangis. "Karena aku tahu kalau aku jujur kamu pasti akan meninggalkanku. Pria tak berguna ini. Aku tidak mau kehilanganmu. Aku sangat mencintaimu," teriakan Arief seraya memeluk erat Lani. "Kalau kamu jujur dari awal aku tidak akan sekecewa ini terhadapmu. Tapi ...tapi kamu yang sudah menodai kepercayaanku kepadamu. Percuma aku pertahankan hubungan ini. Untuk apa kalau semuanya tidak ada rasa jujur dan setia," Lani seraya pergi meninggalkan Arief.
Berhari-hari Arief mencari Lani. Begitu pula dengan Edward dan Ari. Tetapi hasilnya nihil Meteka tak menemukan keberadaan Lani. Polisi juga sudah mencari Lani namun belum diketemukan. Arief dan Ari sama-sama menyesal karena keegoisan mereka, Lani kini entah dimana berapa. Cinta yang sejatinya menjadikan insan manusia berbahagia, justru embuat keduanya saling tersakiti. Cinta suci dan tulus tak lagi ada bila tak ada kejujuran dan kesetiaan.
27 Mei 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kasihan... Dimanakah Lani...? salam literasi..
terima kasih sudah baca cerpen saya dan komen. Salam literasi.