Jenuh part 2- Tantangan Menulis Hari ke-15 Gurusiana
Jenuh Part 2
by
Lisa Andriani,S.Pd.
Keputusan Selly tuk tinggalkan Tegar membuatnya terbebas dari semua perlakuan buruk yang diterimanya dari Tegar. Selly menjalani hari-harinya dengan kedua putrinya di sebuah rumah kontrakan di pinggiran kota. Selly pun membuka usaha kecil-kecilan di rumahnya. Dia berjualan gorengan. Memang untung yang didapatnya kecil tapi paling tidak dengan usaha ini, ia mencoba untuk bertahan hidup. Untunglah kedua putrinya masih balita sehingga Selly tak butuh biaya untuk pendidikan.
Sementara di luaran sana Tegar masih terus mencari Selly dan kedua putrinya. Berbeda dengan keluarga Tegar yang justru sangat bahagia akan kepergian Selly. Keluarga Tegar malah berencana menikahkan Tegar dengan wanita lain. "Sudahlah Tegar untuk apa terus mencari dan memikirkan Selly. Ini tanda bahwa selama ini dia tak setia padamu. Lagian kenapa hanya Selly dalam ingatanmu. Masih banyak wanita lain yang jauh lebih segalanya dibandingkan dengan Selly," papar ibunda Tegar. "Selly adalah cinta pertamaku. Selly tak pernah mengkhianatiku. Dia wanita baik yang pernah kukenal. Aku benar-benar menyesal karena sering memaki dan menyiksanya. Dia adalah ibu dari kedua putriku. Selly, kemana kamu pergi sayang. Maafkan aku," tangis dan sesal Tegar seraya duduk tak berdaya memeluk foto Selly dan kedua putri mereka.
"Bagaimana kabarmu, Selly?,"sapa Arman yang tiba-tiba hadir mengejutkan Selly yang sedang menjemur pakaian. "Baik, terima kasih sudah membantuku selama ini." Sejak keputusannya meninggalkan Tegar, Selly memang banyak mendapat bantuan dari Arman. Rumah kontrakan juga Arman yang menyarikan dan membayarnya untuk setahun ke depan. Belum lagi susu formula dan bahan makanan juga Arman yang selalu menyediakan. Bagi kedua putri Selly Arman layaknya seorang ayah yang bisa mereka ajak bermain dan bercanda. "Selly, apakah kita akan begini terus selamanya?," tanya Arman sambil memegang erat tangan Selly. "Maksudmu bagaimana? Aku nggak ngerti. Aku dan kedua putriku sangat berterima kasih untuk semua bantuanmu selama ini. Aku sangat berhutang budi padamu. Aku tak tahu lagi siapa yang bisa membantuku keluar dari masalahku kecuali kamu Man,"balas Selly seraya melepaskan genggaman tangan Arman. Sebenarnya Selly paham betul maksud dari pembicaraan Arman. Selly tahu sedari SMA sewaktu dia sudah berpacaran dengan Tegar, Arman selalu mendekatinya dan menulis surat cinta untuknya. Namun entah mengapa Selly tak pernah mencintai Arman. Selly hanya menganggapnya sahabat. Selly juga baru tahu kalau Arman masih single dan tak mau menikah selain dengan Selly. Lama-kelamaan Selly tak tahan dengan omongan tetangga yang mencibirnya sebagai janda perebut suami orang. Menyebutnya sebagai pelakor dan sebagainya. Karena tak tahan lagi akhirnya Selly pergi dari kontrakannya. Arman sangat terkejut saat mendapati rumah itu kosong. Selly bingung harus kemana ia pergi dan tinggal. Untuk sementara ia tinggal di masjid yang tak jauh dari kontrakannya. Arman berhasil menemukan Selly. Kedua putrinya menangis dan memanggil-manggil Arman saat mereka melihat Arman melintasi masjid. Selly tak punya pilihan lain. Selly pun akhirnya mau menikah dengan Arman meski dirinya belum bercerai dari Tegar. Selly berharap keputusannya kali ini benar. Selly berharap Arman akan menjadi imamnya. Selly percaya Arman jauh lebih baik daripada Tegar. Selly percaya Arman akan menyanyangi dirinya dan kedua putrinya.
Kehidupan Selly dan Arman terasa bahagia. Arman lelaki yang bertanggung jawab. Dia mencukupi seluruh kebutuhan Selly dan kedua putrinya. Kini Selly sedang mengandung buah cintanya dengan Arman. Arman suami yang siaga. Apalagi usia kandungan Selly sudah memasuki usia 8 bulan. Selly tak bisa lagi bergerak bebas menemani kedua putrinya bermain. Perutnya yang semakin membesar memaksanya hanya bisa melakukan pekerjaan ringan.
Sungguh terkejut Selly ketika mendapati sebuah cek bertuliskan sejumlah rupiah yang besar jumlahnya. Selly menemukan di saku celana suaminya itu."Arman, apa cek ini milikmu? kenapa kamu nggak pernah cerita ke aku kalau selama ini Tegar sudah mengirimkan sejumlah uang untukmu. Apa maksudnya?,"tanya Selly sambil memukuli tubuh Arman. Arman tak bergeming sedikit pun. Lidahnya terpaku tak berucap sepatah kata pun. Selly sangat kecewa. Ia mengira Arman adalah imam yang baik Selly kecewa karena selama ini ia tlah dibohongi ole Arman yang mau menikahinya karena imbalan yang besar dari Tegar. Ternyata selama ini Selly belum lepas dari bayang-bayang Tegar.
Sudut kamarku, 24 Maret 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar