Lisa Andriani

Terlahir di sebuah kota kecil kota Tegal 18 Juni 1982. Bungsu dari enam bersaudara pasangan bapak Karnawi dan ibu Kusweri. Ibu dari 2 bidadari sholekha Irene Ju...

Selengkapnya
Navigasi Web

Jenuh Part 6 (Ending) - Tantangan Menulis Gurusiana Hari ke- 29

Jenuh Part 6 (Ending)

by

Lisa Andriani,S.Pd.

"Bisa bicara dengan suami atau keluarga dari Ibu Selly?," dokter dengan raut muka tegang. "Ya, saya dokter suami. Saya suami dari Ibu Selly dokter", hampir bersamaan Arman dan Tegar menimpali pertanyaan dokter. " Maaf, Bapak. Saya bingung yang mana suami dari Ibu Selly," dokter itu kebingungan. "Baiklah, silahkan Anda berdua boleh masuk." Dengan perasaan cemas, Arman berpikir apa yang menimpali Selly. " Selamat Bapak, Ibu Selly sedang mengandung kita-kira 7 minggu. Namun, berdasarkan hasil USG kandungan Ibu Selly sangat lemah. Kalau tidak dijaga dengan baik bisa saja keguguran." Apa?? Istri saya hamil dokter?," Tegar kegirangan mendengar berita itu. "Tentu akan saya jaga istri dan janin dalam kandungan Selly," Tegas Tegar dengan raut muka sumringah. Sebaliknya Arman, ia justru muram dan bersedih. Karena ia tahu setelah ini Tegar akan membawa pulang Selly ke rumahnya. "Selamat ya Selly, kamu hamil," Arman seraya menjabat tangan Selly. " Apa? Aaa...aku..hamil?," Selly bingung seraya tak percaya dengan kehamilannya yang keempat.

Benar saja setelah pulang dari rumah sakit, Tegar langsung memboyong Selly dan kedua anaknya. Sementara Arman, ia hanya diam terpaku seribu bahasa memandangi kepergian Selly dan kedua anaknya. Arman harus seorang diri mengasuh anak dari hasil pernikahan sirinya dengan Selly. " Sekarang aku janji sama kamu kalau aku tidak akan kasar dan bertindak buruk kepadamu. Aku akan selalu sayang dan cinta sama kamu. Kita jaga dan rawat janin dalam kandunganmu bersama. Kita mulai hubungan ini dari awal lagi," Tegar berjanji di hadapan Selly.

Selly bahagia karena Tegar akhirnya berubah. Kehidupan mereka bahagia selagi menunggu kelahiran anak mereka. Namun, entah kenapa di saat hamil besar seperti ini tiba- tiba daja tabiat Tegar kembali seperti dulu. Tegar kembali bertindak kasar bahkan sering tidak pulang ke rumah. Tak jarang ia pulang dalam keadaan mabuk. Selly pun bingung akan keadaan ini." Tegar, nanti sore antar aku kontrol ke dokter kandungan yah. Kandunganku sudah memasuki usia 39 minggu. Kata dokter harus sering kontrol karena mendekati persalinan," Selly meminta Tegar seraya mengelus perutnya yang semakin membesar. " Pergi sendiri saja kau. Aku sibuk ada kerjaan kantor. Lagian orang hamil itu tidak boleh malas. Sedikit- sedikit minta diantar," Tegar membalas dengan nada tinggi." Aku minta tolong Tegar. Aku bisa saja naik taksi online tapi ini kan anakmu. Apa kamu tidak ingin melihat perkembangannya?". " Itu bukan anakku tapi anak Arman. Iya kan? Kamu selingkuh dengan Arman," Tegar menimpali Selly." Ya Allah, ini anakmu. Kamu kan yang berbuat. Apa kamu lupa?," Selly membela diri. Pertengkaran pun tak terelakkan lagi. Mereka saling perang mulut. Tegar pun menampar pipi dan mendorongnya hingga terjatuh ke lantai." Aaaa..aaah .. sakit. Sakit Tegar. Tolong sepertinya aku akan melahirkan," Selly meminta bantuan. Bukannya menolong tetapi Tegar malah menyeretnya keluar kamar. Kedua anak Tegar yang melihat ibunya diseret menangis histeris. " Tegar, lepaskan Selly, " suara Arman memecah suasana. "Tidak. Awas jangan kau coba- coba mendekat," Tegar mengarahkan pisau ke Arman. Perkelahian pun terjadi. Tegar mencoba menusuk Arman." Aaa..rman. Kau...kau pengkhianat," pisau itu pun menusuk perut Tegar di saat Arman mencoba melepaskan pisau dari tangan Tegar. " Ayah....ayah...," tangis histeris kedua anak Tegar.

" Bapak Arman, ada yang membesuk," polisi tahanan itu memanggil Arman. "Ibu," Arman memeluk erat ibunya." Bagaimana kabar ibu?. "Baik anakku. Bagaimana denganmu". " Baik Ibu. Oh iya sudah ada kabar dengan Selly?." " Tidak tahu, nak. Setelah melahirkan dan kau dipenjara, Ibu tak tahu keberadaan Selly. Terakhir setelah melahirkan ia hanya menitipkan kedua anaknya dan bayi yang baru saja dilahirkannya. Itu pun hanya lewat surat yang ia dititipkan di perawat rumah sakit. Ibu juga sangat terpukul dengan kejadian ini. Ibu sangat kasihan dengan anak- anak Selly. Bagi Ibu, mereka sudah seperti cucu Ibu sendiri," Ibu Arman menangis mengusap punggung Arman. Karena tak sengaja telah membunuh Tegar, Arman harus menjalani hukuman selama 5 tahun. Kemana Selly pergi dan mengapa ia meninggalkan Arman yang telah menolongnya selama ini?? .

Sudut kamarku, 7 April 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post