Tantangan Hari ke-59

Suami Mai, seorang pemuda gagah yang aktif di masyarakat. Ketua pemuda di Balai Gadang, lulusan D3 Pendidikan Sejarah di Universitas Negeri Riau dengan gelar BA. Di awal pernikahan dengan Mai sang suami mengajar di PGA sekolah untuk calon guru Agama. Ketika tes CPNS dibuka, Uda Wardi suami Mai lulus dan kabarnya akan ditempatkan di SMP Batu Payung. Namun sakit yang datang tiba-tiba merubah impian.

Uda Wardi terserang demam tinggi dan lama kelamaan semakin lemah kondisinya. Pada akhirnya tiba-tiba lumpuh. Setelah pengobatan yang panjang dan dari hasil rontgen, dokter menyimpulkan bahwa ada tulang di punggung yang infeksi. Dokter bertanya, "Apa Bapak pernah jatuh atau terbentur benda keras?" Uda Wardi mencoba mengingat, rasanya tidak pernah jatuh.

Tapi 3 bulan yang lalu saat Uda Wardi pulang dari sawah, dia melihat seorang anak yang hanyut di sungai di tepi jalan kampung mereka. Dia langsung meloncat ke sungai untuk menyelamatkan anak itu, namun saat meloncat ke sungai tumitnya menginjak batu runcing dengan keras. Sebenarnya sangat sakit tapi karena kondisi anak yang ditolongnya sudah hampir pingsan, rasa sakit itu diabaikan.

"Saya rasa benturan batu runcing itu yang menimbulkan gangguan syaraf di punggung Bapak," kata dokter. " Bapak dirawat dulu di sini, sambil tim dokter mendiskusikan penanganan yang tepat." Mai memandang ke suaminya seakan menguatkan. Dokter melanjutkan,"Kemungkinan Bapak akan dioperasi."

"Operasi?" Batin Mai bicara. Kalau seseorang dioperasi berarti sakitnya sangat parah. Setahu Mai di kenagarian Koto Nan Gadang kampung mereka belum pernah ada orang yang dioperasi. Apalagi dirawat di M.Jamil Padang, namun Mak Cuk mertua Mai yang selalu mendampingi mereka mengatakan, "Apapun jalan yang diputuskan dokter akan ditempuhnya, demi anak semata wayangnya Wardi."

(...) #TantanganGuruSiana