Janji Bunda
Tantangan Hari ke-162
Sudah dua Minggu Bunda tidak bertemu Akhtar, bukan karena ponakan kecil kami ini tidak ke rumah, tapi karena Bunda yang terlalu pagi berangkat ke sekolah. Padahal Akhtar dan Papanya datang untuk bermain ke rumah bertemu Nenek. Rasanya kangen, melihat Akhtar berlarian di halaman dan mengejar kucing, sambil berseru, "Pepi.. Pi..." panggilannya untuk Kucing kami.
Hal yang paling disukai Akhtar jika datang ke rumah adalah memberi makan ikan dan ayam. Nasi kering yang Bunda lemparkan ke halaman akan membuat banyak ayam berlarian ke rumah kami berebut makanan. Dan Akhtar akan ikut melemparkan nasi-nasi kering sambil tertawa gembira melihat ayam yang berlari mendekatinya.
Pagi tadi, saat bersiap-siap berangkat ke sekolah terdengar panggilan, "Bunda.... Ayah.." di halaman. Anak lucu kami terlihat sangat gembira kali ini, melihat ada Bunda. "Mamam Yam, Kan.." katanya berulang-ulang sambil menunjuk kolam ikan. Maksudnya memberi makan ayam dan ikan. Karena Bunda, sedang siap-siap mau berangkat rapat dengan Ibu Fia, Rani yang membantu Akhtar memberi makan ayam.
Sambil menunggu Bu Fia datang, Bunda bergabung dengan Akhtar di halaman. 10 menit bermain, mobil Bu Fia memasuki halaman. Akhtar bersorak gembira, mungkin menyangka kami akan membawa berkeliling dengan mobil seperti bersama Ayah. Padahal pagi ini Bunda mau rapat, ada raut kecewa Akhtar saat Bunda bilang, "Adik.. Bunda kerja dulu ya.." anak lucu ini cemberut. "Dik...nanti sore kita bubu sama Ayah ya.." Barulah Akhtar tersenyum dan mau melambaikan tangan. Bubu adalah ucapan cadel Akhtar untuk jalan-jalan.
Pulang dari sekolah, Bunda ketiduran sampai waktu Ashar masuk. Baru selesai menunaikan sholat, HP Ayah berdering, "Ayah... Kami sudah siap, Akhtar sudah mandi," Papa Akhtar menelpon. Terdengar suara riang Akhtar di sana. Seperti biasa kalau kita janji dengan Akhtar, dia tidak akan tidur siang. Tapi menunggu untuk dijemput pergi jalan-jalan.
Bunda segera mandi dan ayah mengeluarkan mobil. Baru saja bersiap akan berangkat turun hujan lebat dan angin kencang. Air hujan sangat deras, pohon meliuk-liuk diterpa angin. Semua jendela dan pintu kami tutup. Bunda terbayang wajah gembira Akhtar saat menyambut kami, tentunya sudah rapi untuk pergi bubu. "Maafkan Bunda Adik.. janji Bunda belum terpenuhi. Semoga badai ini cepat berlalu."
#TantanganGuruSiana
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar