Lisa Lazwardi, S.Pd

Menjadi pendidik yang bisa memberikan manfaat untuk orang banyak merupakan impian saat memilih profesi guru. Mengabdi di SMAN 1 Kecamatan Akabiliru...

Selengkapnya
Navigasi Web
Sepenggal Cerita di Hari Guru

Sepenggal Cerita di Hari Guru

Smansaka berbenah, sudah seminggu ini sekolah disibukkan dengan kegiatan pembersihan lingkungan. Aglonema yang yang sudah sangat besar dibagi ke pot-pot kecil, lapangan yang sudah seperti ladang rumput sudah dipotong rapi, rumput liar di sekitar taman bungapun jadi sasaran.

Hari Jumat kemaren, seluruh pendidik dan tenaga kependidikan goro membersihkan lingkungan kelas. Sungguh berbeda goro kali ini, tanpa siswa. Gelak tawa mengiringi kegiatan goro, walaupun terasa ada yang kurang. Bapak dan Ibu tak pandang usia, sibuk mencabut rumput, mengikis lumut, menyapu halaman. Bahkan ada Ibu guru yang sedang terapi, ikut goro dengan duduk di kursi. Sunggu semangat yang luar biasa.

"Mengapa Smansaka sibuk berbenah?". Ada cerita di belakangnya, sudah 2 bulan sekolah menyiapkan untuk konsultasi belajar, namun kondisi pandemi di kecamatan belum menurun. Setiap Sabtu sekolah berkomunikasi dengan gugus depan covid di kecamatan. Tapi kondisi lingkungan sekitar sekolah, belum juga memungkinkan untuk mendatangkan siswa.

Minggu ini kabar gembira buat Bapak dan Ibu guru, ternyata tidak ada penambahan kasus di kecamatan, tinggal pemulihan yang pasien positif. Sekolahpun berencana minggu depan mulai konsultasi belajar. Hari Senin seluruh guru ikut seminar dan Selasa PKKS, sehingga disepakati sekolah dibuka hari Rabu.

Pagi Rabu yang dinantikan, ada wajah-wajah berseri di sekolah. Wastafel di cek kelancaran airnya, tisu dan handsoap sudah tersusun rapi, handsanitizer juga tersedia di setiap kelas. Dua orang guru muda berdiri di gerbang memegang Thermogun. Satu persatu siswa berdatangan, dicek suhu dulu baru bergeram menuju tempat parkir.

"Ibu... Kami rindu," wajah-wajah ceria itu memasuki halaman dengan penuh semangat sambil merentangkan telapak tangan untuk salim seperti biasanya dulu. "Ibu rindu juga Nak.., maaf kita tidak bisa bersalaman. Jangan lupa cuci tangan dulu." Cikgu tersenyum bahagia menyambut kedatangan siswa-siswinya.

"Ibu... surat ijin orang tua ketinggalan," "Ibu..buka masker sebentar ya. Kita kangen melihat wajah Bapak dan Ibu Guru." Berbagai celotehan dari anak-anak kami, menghiasi kesejukan pagi ini.

Bel panjangpun berbunyi, Ibu waka kesiswaan memberi pengumuman, "Assalamualaikum, Selamat datang Ananda semua.. sebelum mulai pembelajaran hari ini, Kita berkumpul dulu di lapangan. Tetap menggunakan masker dan protokoler covid, kita berdiri dengan jarak masing-masing 1 meter."

Cikgu memulai pagi ini dengan sapaan, "Assalamualaikum Ananda. Apa kabar Ananda semua, sehat?" Kalimat yang disambut riuh dengan menjawab salam dan, "Alhamdulillah sehat Bu." Cik gu melanjutkan dengan ucapan syukur kepada Allah, menyampaikan rasa bahagia bertemu dengan anak-anak dan mengingatkan protokoler covid di lingkungan sekolah.

Di menit kelima Cikgu mengajak siswa-siswi bercerita, "Sekarang Ibu ingin mendengar curhat Ananda, tentang 8 bulan belajar dari rumah. Tentu banyak kisah ya Nak.., tapi mohon maaf Ibu pilih secara acak empat orang mewakili." Cikgu berjalan ke lapangan mengitari anak-anak dan menunjuk 2 orang putra dan 2 orang putri." Disambut sorak gembira teman-temannya.

Seorang siswi memulai ceritanya, " Belajar di rumah, Saya merasa senang." Kemudian diam dan berbisik ke Cikgu, "Udah ya Bu, saya malu." Teman-temannya tertawa dan menyambung, "Ada tidak senangnya Bu.. pusing mengerjakan tugas."

Siswi yang kedua juga menyampaikan, " Awalnya Saya senang belajar di rumah, tapi lama kelamaan, Saya bingung. Banyak materi yang tidak bisa dipahami. Ditanya ke teman-teman, ternyata satu kelas tidak bisa menyelesaikan tugas. Akhirnya Kami tidak kitim tugas berjemaah. Kalimat ini disambut gelak tawa dari teman-temannya. Para guru tersenyum maklum mendengar curahan hati siswinya.

Berikutnya siswa yang berbicara, "Bapak dan Ibu guru, Saya senang belajar di rumah. Kalau ada hal yang tidak mengerti, Alhamdulillah Bapak dan Ibu bersedia menjelaskan lagi di grup WA. Namun....ada yang kurang, Saya rindu suasana sekolah, berkumpul dengan teman-teman serta Bapak dan Ibu guru. Tertawa bersama, berlarian mengejar bola di lapangan, dan kena sanksi jika melanggar aturan."

Lain lagi siswa yang keempat, " Bapak dan Ibu guru serta teman-teman semua. Saya rindu sekolah. Selama kita belajar dari rumah, mungkin Saya yang paling tidak lengkap tugasnya. Hal ini karena saya bekerja membantu orang tua. Banyak sekali hal yang Saya kerjakan dan menjadi tanggung jawab Saya, ketika tidak sekolah." Semua terdiam dan memperhatikan siswa tersebut.

"Selama tidak sekolah, Saya membajak di sawah. Jika membajak di sawah orang tua, maka Saya tidak dibayar. Tetapi jika di sawah orang lain, Saya dibayar seperempat dari upah yang diterima, tiga perempat bagian untuk orang tua Saya. Itulah cara Saya menolong orang tua."

"Oleh sebab itu, Saya mohon maaf kepada Bapak dan Ibu guru, banyak sekali tugas yang tidak Saya kirim. Disebabkan waktu Saya habis untuk bekerja dari pagi sampai sore." Cerita yang membuat kami para guru menyembunyikan air.

Selanjutnya Cikgu meminta siswa menyebutkan empat nama guru yang mereka pilih untuk menyampaikan curahan hati, selama belajar dari rumah. Dimulai dari Ibu guru, "Ananda...Kami rindu," dan air matapun jatuh sehingga sulit melanjutkan kata-kata. Keempat guru menyampaikan bahwa hari ini adalah hari yang paling membahagiakan, hari yang ditunggu-tunggu karena bisa bertemu dengan anak-anaknya. Tentang tugas yang belum dikirim di google classroom, boleh dikumpulkan dengan tulisan tangan saat konsultasi belajar.

Para guru bercerita, bagaimana sedihnya, melihat ada siswanya yang tidak ikut pembelajaran di kelas online. Bagaimana mereka menunggu-nunggu respon siswa saat pembelajaran berlangsung, sampai sore hari. Kadang malampun, membuka clasroom dan grup WA, melihat mana tahu masih ada siswa yang bertanya atau mengirim tugas.

Sebuah kado istimewa di hari guru, bertemu dengan para siswa kami, walaupun baru satu tingkat kelas XII, dua hari lagi kelas XI dan dua hari berikutnya kelas X. Mendapat ucapan selamat hari guru dengan tepuk tangan dari siswa, tanpa bisa berjabat tangan.

Ananda...Kami menunggu hari ini, bersamamu di sekolah.

# Selamat Hari Guru keluarga SMANSAKA dan seluruh Bapak dan Ibu guru dimanapun berada.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap

25 Nov
Balas

Terima kasih Ibu..Tulisan ibu jauh lebih keren

25 Nov

Kereeen cerpennya, Bunda. Salam literasi

25 Nov
Balas

Terima kasih Pak..Salam literasi

25 Nov
Balas



search

New Post