Lisata

Saya Lisata. Lebih sering dipanggil Mr. Lee atau ustadz Li. Alumni kelas menulis Solo pada 2017. Ya, lumayan lama. Sayangnya, selama ini saya off. Kok bisa. heh...

Selengkapnya
Navigasi Web
BURUK SANGKA
https://airwalkteam.com/video/buruk-sangka-dosa-tak-terasa-dr-syafiq-riza-basalamah-ma/

BURUK SANGKA

Banyak hal yang harus kita jaga dalam pertemanan, persahabatan, dan pergaulan sehari-hari. Terutama perkataan, agar tidak menyinggung orang lain. Walupun bercanda, harus kita pikirkan apakah candaan kita membuatnya terhina, tersinggung, dan malu.

Dusta atau bohong harus kita hindari. Jangan berbohong. Siapa pun tidak akan senang dibohongi. Kalau mau bercerita, ceritakanlah yang baik-baik saja. Tentu, alangkah baiknya tanpa harus berbohong. Sampaikan saja apa adanya sesuai kenyataannya.

Berburuk sangka juga mesti kita jauhi. Berburuk sangka akan mendatangkan masalah besar, misalnya pertengkaran dan permusuhan. Buruk sangka disebut juga dengan suuzzhan.

Misalnya, saat Andi melihat Budi membuka tas milik Cecep, Andi sebiknya jangan berburuk sangka dulu. Kalau berburuk sangka, bisa menjadi fitnah. Gara-gara buruk sangka, tersebarlah fitnah dan akhirnya persahabatan menjadi rusak.

Kalau Andi langsung menceritakan kepada Doni, maka Doni akan menganggap bahwa Budi adalah maling. Gara-gara Andi buruk sangka, nama baik Budi tercoreng. Aslinya bagiamana? Ternyata Cecep minta tolong kepada Budi untuk mengambil pensil pewarna di dalam tasnya. Cecep yang menyuruh Budi membuka tasnya.

Satu kesalahan Andi menimbulkan kesalahan lainnya. Gara-gara buruk sangka, lahirlah dusta dan fitnah. Bukankah Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengingatkan dengan sabdanya, “ Iyyakum wazhzhanna fainna azhzhanna akzabu al hadiits,” janganlah kamu berburuk sangka karena buruk sangka itu perkataan yang paling dusta.

Bagiamana agar kita tidak berburuk sangka? Caranya sangat mudah. Tanyakan dengan santun apa sebenarnya yang terjadi! Setelah ditanyakan, berikan kesempatan kepada orang yang ditanya untuk memberikan penjelasannya dan jangan dipotong penjelasannya itu. Sekali lagi, beri kesempatan agar ia berbicara yang sebenarnya. Dalam istilah Al-Qur’an disebut dengan “tabayyun.”

Terkadang, ada diantara kita yang egois, tidak mau memberi kesempatan kepada orang lain untuk berbicara. Sehingga merasa dirinyalah yang paling hebat, benar, dan pintar. Padahal, tanpa orang lemah tidak akan ada orang yang kuat. Wallahu a’lamu bisshawaab.

#Tantangan gurusiana hari yang ke-132 (Selasa, 11 Agustus 2020)

#Edisi menulis materi hadis untuk siswa SD kelas I s/d VI

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap pak, jadi tersadar untuk tidak berburuk sangka pada orang lain

11 Aug
Balas

Buruk sangka buruk sekali pada kawan handaitolan. Yaa Allah lindungi km semua dari berburuk sangka.

14 Aug
Balas



search

New Post