Lisata

Saya Lisata. Lebih sering dipanggil Mr. Lee atau ustadz Li. Alumni kelas menulis Solo pada 2017. Ya, lumayan lama. Sayangnya, selama ini saya off. Kok bisa. heh...

Selengkapnya
Navigasi Web
KESALAHAN YANG DIANGGAP BIASA,  PADAHAL LUAR BIASA KACAU BALAUNYA

KESALAHAN YANG DIANGGAP BIASA, PADAHAL LUAR BIASA KACAU BALAUNYA

“Ya Allah, Engkau tahu yang ku mau. Aamiin.”

Selesai. Ya, selesai sich selesai, tapi dhalla wa adhall, sesat dan menyesatkan.

...Contoh yang tidak baik...

Ungkapan salam dalam Islam sudah diatur sedemikian rupa sempurna. Seperti yang dipraktikkan oleh nabi yang agung Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, para sahabat, dan penerus mereka. (Saya tidak membicarakan tentang sunnah dan bid’ah, gaes. Hehee…).

Ungkapan salam itu berbunyi “Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.” Salam ini mengandung doa dan harapan. Jika diartikan dalam bahasa Indonesia, “Keselamatan untukmu, rahmat Allah, dan berkah-berkah nya.” Ada tiga asa yang diinginkan; pertama, keselamatan, kedua, kasih dan sayang Allah Ta’ala, dan ketiga, Allah memberkahi seluruh aktivitasnya (jika sudah diberkahi oleh Allah Ta’ala, otomatis terhindar dari hal-hal yang negatif).

Mengucapkan salam terhadap sesama muslim hukumnya sunnah. Sangat dianjurkan, berpahala jika dilakukan, dan merugi jika tidak dikerjakan. Itulah sunnah sesungguhnya, bukan tidak apa-apa, jika tidak dikerjakan. Sekali lagi, merugi jika ditinggalkan. So, mari kita tebarkan salam.

Bagaimana dengan salam kebanyakan orang hari ini? Sungguh sangat ironi, gaes. Memalukan dan memilukan. Baik salam langsung, maupun tidak langsung, misalnya; via WA, SMS, dan lainnya.

Pernahkah kita mendengar salam yang aneh? Contoh:

Salam lekuum.” Teriak seseorang.

Kum salaam.” Jawab orang dari dalam rumah.

Apa arti salam lekum dan kum salam? Ga ada. Ga jelas. Ga bisa diartikan. Sedikit pun tidak ada unsur doa di dalamnya. Beo juga bisa bilang salam lekum dan kum salaam. Namanya juga Beo. Bukankah hal ini sering kita dengar?

Jika mengucapkan salam hukumnya sunnah, menjawabnya wajib. Wajib gaes, tapi dalam kategori fardhu kifayah. Jawablah salam dengan semisalnya atau yang lebih baik. Jika diucapkan salam kepada kita “Assalamu’alaikum.” Kita wajib menjawabnya dengan wa’alaikumussalam. Cukup! Jika kita lanjutkan dengan jawaban “Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh,” itu sempurna dan jauh lebih baik. (Sebaiknya, ya, kita jawab dengan sempurna aja).

Namun, pernahkah kita perhatikan jawaban salam itu? Seringnya, jawaban salam itu pun salah. Bukan hanya keliru kecil-kecilan, tetapi salah besar. Contoh, jawaban yang sering didengar “Wa’alaikum salam.” Jawaban yang benar adalah wa’alaikumussalam.

Apa beda wa’alaikum salam dengan wa’alaikumussalam? Dari penulisan yang berbeda tentu melahirkan bunyi yang berbeda. Bunyi yang berbeda melahirkan arti yang berbeda

Ditinjau dari segi kaidah bahasa Arab (Qawaa’idu allughah al ‘arabiyah), wa’alaikum salam, kata salam dalam bentuk naakirah, karena tidak ada pengikatnya berupa huruf alif dan lam. Naakirah melahirkan arti yang tidak terikat, lepas, umum, dan tidak jelas. Wa’alaikum salam bisa diartikan untukmu keselamatan, keselamatan yang mana, bagaimana, kapan, dari siapa keselamatan itu datang, tidak jelas dan tidak diketahui.

Sedangkan wa’alaikumussalam berarti untukmu keselamatan, keselamatan yang mana, kapan, dari mana sumber keselamatn itu? Bisa dijawab dengan jelas. Dari mana diketahui kejelasannya? Dari keberadaan pengikat kata salam, ada huruf alif dan lam penanda bahwa ia adalah ma’rifah. Untukmu keselamatan yang berarti semoga (doa atau asa) engkau selamat, bukan hanya saat ini saja, juga bukan nanti saja, selamat yang engkau peroleh itu bersumber dari Allah Ta’ala yang salah satu nama terbaik-Nya (Al Asmaau al Husna) adalah As Salaam, yang memberikan keselamatan, dunia dan akhirat. Hanya karena ada alif dan lam saja? Ya, alif dan lam salah satu penanda ma’rifah, khusus, jelas, dan tepat sasaran.

Salam dalam bentuk tertulis juga lebih parah, gaes. Ada beberapa contoh salam yang mesti kita hindari. Kenapa? Bisa saja artinya ‘jelek’ atau tidak jelas. Gimana contohnya?

Ass.” WA seseorang. Pernah dapat WA seperti ini? Hehe…

Ass dalam bahasa Arab, ga ditemukan artinya apa pun. Bahasa Indonesia, juga ka ga ada. Terus bahasa apa dong? Cek bahasa Inggris! Ass artinya pantat atau bokong. Nah, bagaimana gaes, masih mau memulai percapakan di WA atau chatingan dengan Ass? Ups!

Selanjutnya, ada juga salam yang tidak lengkap. Entah siapa yang memulai dahulu pertama kali, hingga saat ini masih banyak ditemuan dalam surat resmi. Misalnya, “Assalamu’alaikum WrWb.” Apa sich maksud WrWb?

Barangkali ada pembelaan, WrWb itu singkatan dari Warahmatullahi wabarakatuh. Ya, seperti singkatan YRA, ya rabbal’alamin. Atau singkatan Samawa atau samara, sakinah mawaddah wa rahmah. Begitu diantara pembelaan dan dianggap benar. Gaes, itu namanya pembenaran, bukan kebenaran.

Senada dengan itu, terkait penulisan SWT dan SAW, akan lebih baik jika dituliskan lengkap. Tulis saja subhaanahu wa ta’aala (SWT) dan shallallahu ‘alaihi wa sallam (SAW). Bukankah ada dan boleh disingkat dalam EYD atau KBBI? Gaes, ini bukan masalah boleh disingkat dalam EYD atau KBBI.

Pertama, masih banyak orang yang salah membaca SWT dan SAW. Ada yang membaca SWT dengan subhaanallahu wa ta’aala, bahkan yang lebih parah lagi tertulis SWT, tapi dibacanya shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sangat ironis, bukan?

Kedua, jika kita tuliskan sempurna, meski bukan dalam versi Arabnya, niscaya setiap hurufnya itu akan menjadi saksi kebaikan. Setiap orang yang membacanya dengan benar, juga ada tabungan nilai kebaikan bagi kita yang menuliskannya. Mau? Mari, jangan disingkat-singkat lagi, ya. Hehe…

Ketiga, doa kenapa harus dengan singkatan? Berdoalah secara langsung dengan lengkap atau tuliskanlah doa itu lengkap dan sempurna. Harapannya tentu agar doa tersebut akan diijabah oleh sang Pengabul doa, Allah Ta’ala.

Lalu, ada juga mungkin yang akan menyanggahnya. Ngapain juga berdoa banyak-banyak dan lengkap, ribet gaes? Doa yang kemarin-kemarin aja belum dijawab, katanya. Nah, jika ada yang berdalil demikian, ajarkan saja doa pamungkas yang luar biasa salah dan sesatnya. Gimana doa yang super sesat itu?

“Ya Allah, Engkau tahu yang ku mau. Aamiin.”

Selesai. Ya, selesai sich selesai, tapi dhalla wa adhall, sesat dan menyesatkan.

(Mohon jangan diamalkan, gaes…bahayyyya. Saya tidak bertanggungjawab kelak di hadapan Allah subhaanahu wa ta’aala.).

Wallahu ‘almu bishshawaab.

#edisi belajar kembali alias mengulang kaji lama.

#TG-271

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Subhanallah makasih pencerahannya

05 Jul
Balas

Di sini aku belajar. Terima kasih atas ulasannya yang mantap dan mencerahkan. Salam sukses selalu Pak Ustadz.

06 Jul
Balas

Terima kasih Ustaz..

06 Jul
Balas

MasyaAllah, tulisan yg sangat lngkap Dan betmanfaat sekali Ustadz lee. Saya juga kesal Klo ada yg chat Saya d WA dg Ass. Saja, Saya guru bhs Inggris tntu tau artinya. Jazakillah khairan, sukses Dan sehat selalu

06 Jul
Balas



search

New Post