MENGAPA HARUS SHALAT DAN BERBAKTI KEPADA ORANG TUA?
Banyak amal shalih yang bisa kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, menjaga shalat lima waktu, tahajjud, shalat sunnah lainnya, sedekah, tilawah Al-Qur’an, menolong teman, berbagi, dan lain-lain. Dengan amal shalih itu, kita menabung kebaikan dan pahala. Jika hubungan kepada Allah dan kepada sesama manusia kita perbaiki dan jaga dengan baik, niscaya kedudukan kita mulia dalam pandangan Allah dan di mata manusia.
Diantara amal shalih yang sangat banyak itu, ada dua amalan khusus yang tergolong paling utama. Artinya, kalau dua amalan ini serius kita tunaikan, kita jaga dengan sebaik-baiknya, ganjaran pahala yang akan kita terima sangat besar.
Dua amalan yang paling utama itu adalah shalat tepat waktu dan berbuat baik kepada kedua orang tua. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, “Afdhalu al a’maali as shalaatu li waqtihaa wa birru al waalidain,” amalan yang paling utama adalah shalat tepat pada waktunya dan berbakti kepada kedua orang tua.
Mengapa dua amalan itu menempati posisi yang paling utama? Shalat adalah ibadah tertinggi lagi mulia, perintah yang dijemput langsung oleh nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam peristiwa Isra’ dan Mi’raj. Ibadah yang langsung berkomunikasi dengan Allah Ta’ala. Bahkan, amalan pertama kali yang akan dihisab (diperhitungkan) di hari akhir adalah shalat.
Sedangkan berbakti kepada orang tua adalah bentuk hubungan langsung yang pertama dengan sesama manusia (hablumminannas). Hubungan pertama lagi utama yang harus selalu dijaga dengan baik adalah dengan kedua orang tua. Ya, caranya dengan bakti seorang anak kepada kedua orang tuanya.
Seorang anak wajib berbakti kepada kedua orang tua. Mengucapkan “ah” saja dilarang, apalagi menyakiti fisik dan hatinya. Diantara cara berbakti adalah dengan mengerjakan perintah orang tua, dengan catatan selama perintahnya itu tidak untuk berbuat dosa dan maksiat. Sebab, kalau perintahnya untuk berbuat dosa, si anak wajib untuk tidak taat.
Tidak boleh taat kepada siapa pun kalau perintah itu untuk berbuat maksiat kepada Allah Ta’ala. Mengerjakan perintahnya, menghentikan larangnnya, membuatnya senang dan bahagia, mendoakannya, besedekah atas namanya, menjalin hubungan silaturahmi dengan keluarganya, dan lain-lain. Semoga kita termasuk orang-orang yang senantiasa bisa menunaikan shalat dengan baik dan khusyuk plus berbakti kepada kedua orang tua. Wallahu a’lamu bisshawaab.
#Hadiah menulis ala kumandan hari yang ke-41 (Ahad, 9 Agustus 2020)
#Setiap hari dua tulisan
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantul ulasannya Mr.Lee. Baarakallah.
Tulisan yg sgt bermanfaat trima ksh Ustad sukses slalu slm literasi
Mantap ustadz!