PRODUKTIF, BERDAYA SAING, DAN BERKARAKTER, ITULAH PEMUDA INDONESIA.
Jika ingin mengetahui masa depan suatu bangsa, lihatlah pemudanya. Perhatikan kehidupan keseharian mereka. Jika kehidupan pemudanya berada pada jalur yang positif, produktif, dan kontributif, niscaya masa kejayaan bangsa itu semakin dekat dan nyata.
Sebaliknya, bangsa-bangsa yang berada diambang masalah, petaka, dan bencana, tidak terlepas dari kurangnya kontribusi positif pemudanya. Boleh jadi, sumber permasalahan yang dihadapi oleh bangsa itu berawal dari hancurnya kehidupan pemudanya. Dekadensi moral, tumpulnya kinerja akal, dan lemah secara finansial melanda pemuda, bagai kartu kuning bagi suatu bangsa.
Hadirin dan sahabat olimpiade di mana pun anda berada.
Sebagai generasi penerus bangsa, pemuda memiliki peran yang amat vital. Sejarah bangsa kita telah mencatat, proklamasi kemerdekaan Indonesia, secara ikhtiar insani, tidak terlepas dari andilnya para pemuda.
Para pemuda bergotongroyong, bahu membahu, bersatu padu memperjuangkan kemerdekaan bangsa besar ini. Mereka mampu menutupi segala perbedaan yang ada. Perbedaan bahasa, suku, agama, dan lainnya, mereka buang sejauh-jauhnya. Visi mereka hanya satu, merdeka.
Kondisi tertekan dalam cengkraman penjajah, tidak membatasi produktivitas berpikir para pemuda kita saat itu. Kreativitas mereka melewati batas. Tank dan meriam ditantang dengan bambu runcing dan ketapel. Secara logika mustahil. Menurut akal sehat tidak mungkin. Tetapi, itu realitanya.
Apakah ada daya saing yang lebih hebat dibandingkan dengan persaingan antara bambu runcing melawan tank? Ketertindasan dalam kubangan penjajah, membakar semangat patriotisme dan nasionalisme para pemuda. Asa dan daya saing menggebu-gebu dalam dada mereka. Itulah cikal bakal yang melahirkan karakter pancasila.
Hadirin dan sahabat olimpiade di mana pun anda berada.
Bagaimana dengan kita pemuda Indonesia saat ini? Apa yang yang mesti kita perbuat untuk bangsa ini? Minimal, ada tiga hal mesti kita wujudkan.
Pertama: menjadi pemuda yang produktif.
Kemerdekaan belajar yang diusung oleh menteri Pendidikan, mas Nadim Makarim, sejatinya membuka ruang pola pikir kita agar lebih produktif. Sebagai pelajar dan mahasiswa, kita menjadi cerminan pemuda Indonesia. Pola pikir yang produktif indentik dengan open minded. Terbuka, fleksibel, ingin maju, dan semangat menaklukkan tantangan.
Pemuda produktif bisa diartikan dengan pemuda yang tidak mengandalkan tangan di bawah. Biarlah telapak tangannya kasar, asal dia tidak menggantungkan hidup kepada orang lain. Pemuda produktif sebenarnya telah berkontibusi positif bagi bangsa Indonesia. Dia telah mengurangi angka pengangguran di negeri ini.
Hadirin dan sahabat olimpiade di mana pun anda berada.
Kedua : Menjadi pemuda yang berdaya saing
Indahnya hidup ini tidak seindah yang dituturkan para novelis dalam bukunya. Realita yang ditemui amat berbeda. Terkadang kesulitan demi kesulitan datang silih berganti. Jika hanya mengandalkan semangat produktivitas, kita, atas nama pemuda Indonesia akan gulung tikar.
Disamping produktivitas yang kuat, daya saing mesti menyala-nyala. Daya saing dalam posisi on fire. Dengan demikian, produktivitas yang dikawal oleh daya saing yang tinggi akan mengantarkan pemuda Indonesia pada titik survive yang luar biasa.
Standar daya saing kita bukan pemuda sekitar kita. Bukan mereka yang dari kampung. Standarnya tak lain adalah mereka yang berada di luar bangsa kita. Sebagai pelajar atau mahasiswa, mari kita maksimalkan potensi yang ada, berjuang dan bersaing mengharumkan nama Indosesia ini di kancah internasional.
Ketiga : Menjadi pemuda yang berkarakter
Satu hal yang tak boleh kita lupakan. Biarlah kita menjadi pemuda yang produktif dan berdaya saing, asalkan di dalam diri kita ini tertanam kuat karakter pancasila. Karakter pancasila ini tak boleh lekang karena panas dan tak boleh lapuk karena hujan.
Karakter pancasila inilah yang menjadi kontrol dalam hidup kita sebagai bangsa dan negara. Jika kontrolnya berfungsi, otomatis tidak akan lari dari rel yang telah ditentukan. Si cerdas tidak akan culas. Si pintar tidak akan cecar. Si kaya tidak akan jemawa. Pemimin tidak akan anti terhadap si miskin.
Siapa generasi muda Indonesia itu? Saya, kamu, dia, mereka, dan kita semua. Yuk, kita bergandengan tangan dalam keberagaman dan kebhinnekaan, demi termujudnya generasi muda Indonesia yang produktif, berdaya saing, dan berkarakter pancasila.
Saya, Nada Nisasilmi,
Mohon izin dan undur diri
Terima kasih banyak atas kesempatan ini
Atas segala kekurangan diri saya pintakan maaf yang tertinggi
Semoga dewan hakim memberi nilai yang terbaik dengan sepenuh hati
#Konsep pidato ananda, NADA NISASILMI, Kelas X Keagamaan, MA Cendekia Bangsa
#TG-25
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap sekali goresannya, Ustadz. Salam literasi.
Terima kasih banyak atas apresiasi positif dan silaturahminya, Bu. Salam...
Mantap ulasannya pak, salam literasi.