Permata

Permata itu semakin hari terlihat semakin kusam. Entah apa penyebabnya. Rasanya sudah dirawat dengan baik. Noda apakah yang sering menyelimutinya kini. Seringkali waktu diluangkan untuk membersihkannya. Mengusapnya dengan lembut, memberikan cairan hati agar dia tetap berkilau. Sesekali terlihat keelokannya, namun terkadang tak indah di pandang mata.

Beberapa masa yang lalu dia terlihat selalu bersinar. Di tiap harinya hampir tak pernah terlihat tampak kusam atau kelam. Memandang dan menyentuhnya memberikan kebahagiaan tiada tara. Hasrat hati pastilah ingin selalu di masa itu. Masa permata itu dalam keadaan terbaiknya.

Harapan yg indah tak boleh lekang oleh waktu. Harus selalu terjaga dan terlantunkan. "Mah, maafkan Aidil ya." Begitulah terdengar suara anak laki-laki sang permata hati, yang kini telah beranjak remaja, membuyarkan lamunan Pesona. Ibu yang telah melahirkan laki-laki remaja itu yang selama ini menjadi permata hatinya.

L73TA

18.34. Selasa 160321