BUKAN TIPS MENULIS
BUKAN TIPS MENULIS
Oleh: Lisza Megasari
(Tantangan Hari 2 #Tantangan Gurusiana)
Dalam banyak tulisan motivasi tentang menulis selalu disebutkan bahwa menulis itu mudah, menyenangkan, membahagiakan. Dalam tulisan itu biasanya lengkap dibubuhi tips dan trik menulis yang baik.
Lalu apakah memang menulis semudah itu?
Mungkin ya, bagi sebagian orang. Bagi sebagian yang lain, susahnya minta ampun.
Semua berawal dari kata pertama. Dan tekanan kata pertama ini sering menghantui semua penulis.
Lalu, jangan lupa tekanan apakah tulisanku ini layak baca, apakah tata bahasaku sudah benar, apakah akan ada yang membaca, atau malah nanti akan ada yang mencibir.
Ya, terlalu banyak tekanan.
Di titik ini, kamu bisa saja memutuskan untuk berhenti menulis. Itu keputusanmu. Kenapa tidak?
Tapi bila kau cukup nekad untuk meneruskan menulis, kepalamu akan lebih mendenyut. Aduh, ini harus ditulis, tapi apa?
Sebenarnya tidak ada yang benar-benar menulis tanpa beban. Setiap tulisan yang paling lancar ditulispun selalu punya koma sebelum akhirnya jadi titik. Penulis besar sekalipun pasti pernah berhenti di tengah menulis, entah karena tiba-tiba kehilangan ide, atau karena merasakan tekanan menjadi sempurna. Standar kesempurnaan yang selalu melingkari dadamu, dan membuatmu agak sulit bernafas.
Kenapa harus sempurna?
Kenapa rupanya kalau tidak sempurna?
Tulisan ini bukan tips menulis yang baik. Tulisan ini hanya menyampaikan apa yang dirasakan mayoritas penulis (walau bisa sih diklaim semua penulis) ketika menulis.
Lalu berarti tulisan ini tidak memberi solusi dong. Wah, aku mulai diterpa tekanan menulis itu harus sistematis mulai dari permasalahan, analisis masalah hingga menawarkan solusi. Kalau di cerpen atau novel, harus ada awal cerita, konflik, titik kulminasi konflik, lalu penyelesaian di akhir cerita. Bisa sad ending, bisa happy ending.
Nah benarkan? Ada beban, ada tekanan. Lalu bagaimana? Yaa.. Tulis saja, ketika kau memilih menulis. Dan tinggalkan, ketika kau memilih berhenti menulis.
Satu yang pasti, kalau kau berhenti menulis pastinya kau juga akan menemukan tekanan untuk menjadi sempurna di bidang yang lain. Now or never jadinya kan?
Jadi, tinggalkan saja keraguan itu. Akui saja kelemahanmu. Yaa, ini tulisan paling buruk di dunia, lalu kenapa? Aku hanya ingin menulis. Hanya ingin jadi aku yang sebenarnya aku. Bukan seorang penulis besar, atau seorang yang sempurna. Aku cuma ingin menulis.
Itu saja.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Aku hanya ingin jadi penulis.
Ya bu. Aku hanya ingin menulis. Hanya ingin jadi penulis..