Lisza Megasari

Guru di SLB Negeri Binjai, Sumatra Utara. Sudah menjadi guru SLB sejak 2006 dan menikmati pekerjaan ini sampai sekarang. Ibu dua anak ini pernah dipercaya mewa...

Selengkapnya
Navigasi Web
MEMBANTU DIRI SENDIRI (Sebuah Catatan Pendampingan LISZA MEGASARI)

MEMBANTU DIRI SENDIRI (Sebuah Catatan Pendampingan LISZA MEGASARI)

MEMBANTU DIRI SENDIRI

(Sebuah Catatan Pendampingan LISZA MEGASARI)

Tantangan Hari 12

#TantanganGurusiana

Tak terasa sudah lebih dua tahun sejak aku mengikuti Pelatihan Konselor Menyusui (PKM) bersertifikat Modul 40 Jam WHO/ UNICEF Revisi 2011. Tak terasa, sudah mendampingi puluhan klien ibu dan bayi.

Setiap konseling adalah momen yang amat berharga. Klien ibu menyusui yang hadir biasanya terlihat gelisah dan galau sehingga benar-benar membutuhkan konseling dan pendampingan. Mereka terlihat butuh bantuan. Namun, pada akhir sesi konseling, biasanya bukan aku sang konselor yang membantu, tapi akulah yang dibantu.

"Aku akan menyusui anakku, bunda Ega. Aku pasti bisa. Aku gak akan nyerah", tegas seorang ibu dengan mata berkaca-kaca, tepat ketika terlintas dalam benakku ia akan menyerah. Ada benjolan di areola payudara kirinya. Belum lagi, bayi usia 15 harinya yang selalu menjerit setiap kali disusui. Juga tekanan dari sekelilingnya yang menganggap dia bukan ibu yang baik. Semua selalu mengatakan padanya, "Masak sih mendiamkan anak dan menyusui saja tidak bisa.."

Dan di sana bahu lemah yang bergetar itu mencoba tegak dan menatap mataku tegas, "Aku gak akan nyerah, bunda!!"

Benarkan? Bukan aku yang memberi dia semangat, bukan aku yang menginspirasi, tapi dia lah mereka lah para ibu baru itu.

Saat ini melihat para bayi yang dulu masih merah baru lahir, telah tumbuh besar dengan melahap ASI ibu mereka, adalah hal yang amat membanggakan. Ini merupakan inspirasi besar bahwa di setiap kesulitan, keringat dan air mata akan ada kabar gembira dan keberhasilan. Ah, betapa lucunya bayi-bayi itu. Betapa beruntungnya bunda Ega bisa membantu mereka menjadikan ASI Mamanya segala-galanya.

Ada juga beberapa klien yang akhirnya memilih untuk tidak menyusui. Sayang memang. Namun konselor bukanlah pemaksa bukan? Kami hanya mendampingi ibu untuk memilih secara merdeka. Dan bukan dipilihkan. The independency of choosing. Kemerdekaan memilih.

Para ibu itu tetap perlu didampingi untuk memahami bahwa setiap pilihan punya resiko, dan mereka perlu sadar akan itu. Kami toh masih bisa terus bertemu untuk bicara tentang Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) dan tumbuh kembang anak, bukan?

Mungkin di anak pertama, mereka gagal menyusui. Namun bukankah dengan menjalin hubungan baik, maka anak kedua dan seterusnya akan berhasil ketika menyusui nantinya? Bukankah ini semangat optimisme melihat masa depan? Jadi tidak perlu khawatir bila gagal kali ini.

Puluhan klien menyusui lintas usia, lintas agama, lintas suku, lintas profesi, lintas masalah, yang dipersatukan karena keinginan kuat mereka untuk bisa menyusui bayinya. Dipersatukan karena Cinta. Kelihatan klise sebenarnya. Tapi bukankah cinta yang selalu menjadi bahan bakar para ibu untuk menjalani hidup?

Inilah mengapa setiap konseling adalah momen yang berharga. Berhasil atau tidak. Tak sabar menanti konseling berikutnya. Selalu deg-degan tiap kali ada calon klien yang menghubungi, "Bunda, bisa jumpa bantu aku menyusui?" Deg-degan bukan sekedar apakah aku bisa membantu, tapi deg-degan inspirasi semangat yang bagaimanakah yang akan kutemukan.

Percayalah. Ketika kau membantu seseorang, sebenarnya kau sedang membantu dirimu sendiri..

*****

Catatan Penulis:

Tulisan ini adalah salah satu tulisan yang akan dirangkum menjadi naskah buku, yang direncanakan akan dibuat sesudah 90 hari pasca tantangan. Yaitu buku yang berjudul "Menjadi Konselor Menyusui (Sebuah Catatan Pendampingan)". Mohon doa..

*****

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren Bu....semangatnya

27 Jan
Balas

Makasih..

28 Jan



search

New Post