Lisza Megasari

Guru di SLB Negeri Binjai, Sumatra Utara. Sudah menjadi guru SLB sejak 2006 dan menikmati pekerjaan ini sampai sekarang. Ibu dua anak ini pernah dipercaya mewa...

Selengkapnya
Navigasi Web
MENERIMA KEKALAHAN  Sebuah Coretan LISZA MEGASARI

MENERIMA KEKALAHAN Sebuah Coretan LISZA MEGASARI

MENERIMA KEKALAHAN

(Sebuah Coretan - Lisza Megasari)

Tantangan Hari 9 #TantanganGurusiana

Setiap kita dalam kehidupan, pasti pernah mengalami kegagalan. Beberapa dari kita traumatis dan benar-benar berhenti dari "apa yang membuatku gagal" itu. Namun beberapa bangkit dan berjanji bahwa ini tidak akan terulang lagi. Sebagian dari orang-orang yang bangkit ini akan memenuhi janjinya dan akhirnya menang. Namun sebagian lainnya akan mundur karena kegagalan terus terjadi.

Dimanakah kita?

Hanya kita yang tahu jawabnya.

Ada banyak pilihan dalam hidup dan hey.. jangan khawatir.. menyerah juga sebuah pilihan. Menurutku tidaklah adil bila disebut bahwa menyerah adalah kelemahan. Terkadang menyerah adalah sebuah solusi.

Jadi yang terpenting, bukanlah apakah kau gagal atau tidak, apakah kau kalah atau tidak, apakah kau menyerah atau tidak. Namun, apakah kau bisa berdamai dengan dirimu dan menerima kegagalan, kekalahan dan penyerahan itu.

Ada sebuah film serial yang cukup bagus tentang menyerah. Dikisahkan di salah satu episode terdapat seorang anak atlet bisbol yang mengalami cedera otak ketika bertanding. Cedera itu membuatnya tidak akan bisa bermain bisbol lagi. Menurutnya dia hancur. Impiannya menjadi atlet profesional hilang. Anak ini bisa saja bunuh diri..

Lalu ucapan dokternya indah sekali.

"Apakah kau tahu apa yang paling hebat dalam memiliki impian? Yaitu bahwa kita bisa memimpikan banyak hal dalam waktu yang bersamaan. Jangan hilangkan impianmu menjadi atlet bisbol profesional. Buatlah impian baru"

Kalimat yang sangat hebat. Dan membuat anak itu (serta diriku yang nonton) melongo. Seringkali jawaban akan masalah yang terberat adalah sangat sederhana. Dan anak hebat itu pun memiliki impian baru. Menjadi seorang reporter bisbol dunia.

Ohya, ini bukan kisah nyata ya? Jangan sampai googling mencari adakah reporter bisbol dunia yang dulunya cedera otak. Kadang happy ending itu gak harus selalu terjadi. Episode tentang anak ini berhenti di ucapan dokter itu saja.

Jadi, ini bukan tentang kekalahan dan bukan apa yang dilakukan pasca kalah, namun bagaimana kau menerima kekalahan itu. Bisa saja pasca kalah, kau tetap berlomba dan menyimpan dendam akan kekalahan. Lalu akhirnya kau menghalalkan segala cara agar menang dan disebut orang yang tidak pernah menyerah sehingga akhirnya sukses. Bukan itu..

The point is bagaimana kau bisa berdamai dengan kekalahan agar kau cukup dewasa dan bijak untuk melangkah menjadi orang yang lebih baik pasca kekalahan. Menyalahkan orang lain akibat kekalahanmu bukanlah cara yang bijak. Menyalahkan diri sendiri karena kalah juga bukan cara yang bijak. Mencari kelemahan diri dan yakin bahwa kau akan menjadi lebih baik di lain waktu mungkin lebih tepat disebut sebagai bijak..

So, terima saja kekalahan itu..

*****

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereen....mantab bu Ega. Menyerah untuk menang. Salam sehat dan selalu menulis

23 Jan
Balas

Terima kasih bu Vera. Salam sehat dan selalu menulis juga untuk ibu

26 Jan



search

New Post