LITA SULISTYANINGTYAS

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Bapak Tua Penjaga Parkir Mini Market

Bapak Tua Penjaga Parkir Mini Market

Beberapa waktu lalu aku mampir disebuah mini market, dalam kondisi terburu-buru hampir saja aku menabrak Bapak tua yang perlahan jalan menuju lemari pendingin yang juga akan aku tuju. Tak sabar rasanya menunggu bapak tua itu berjalan. "Aduhhhh kapan nyampe nya ini orang." Gumamku dalam hati penuh kesal. "Aahh lama banget jalannya.." Aku terus saja ngomel dalam hati.

Lambat laun aku perhatikan apa yang membuatnya begitu lama berjalan. Ternyata Bapak tua itu berjalan setapak demi setapak. Ya setapak demi setapak bukan selangakah demi selangkah. Selain itu dia juga berjalan sambil berpegangan dari satu rak ke rak lainnya. Tangannya yang tua renta penuh keriput memegang dua lembar uang dua ribuan.

Bapak tua hanya mengenakan selembar kaos lusuh dibalut kemeja biru layaknya juru parkir berseragam. Celana panjang yang dikenakannyapun tidak terlihat bersih. Jenggot dan kumis putihnya yang tidak tertata rapih membuat penampilanya makin kusut. Kulihat uang yang dipegangnya bergetar-getar ditangan. Sepertinya bapak itu lapar dan kedinginan. Kutengok keluar jendela hujan mulai turun.

"Anak mau duluan?" Tanyanya memecah perhatianku pada hujan. "Maaf ya Nak, saya jalannya lambat."

"Saya hanya ingin membeli sebotol air mineral." "Saya haus juga lapar, tapi uang ini hanya ada segini."

Aduh.. meleleh rasanya hati ini mendengar sapaan Bapak tua yang santun. Malu rasanya tadi sudah buruk sangka padanya.

"Mari saya bantu Pak, biar tunggu disini saja." Bapak tua bergayut pada rak makanan ringan, tangan tuanya bergetar menggapai botol minuman.

"Biar saya saja Pak. Bapak tunggu disini saja, tidak usah ke kasir." Aku berlalu mendahuluinya menuju kasir. Dia menyodorkan sejumlah uang sambil berusaha mengejarku. "Nak, uang Bapak hanya segini, tidak cukup untuk membayar itu semua." "Ambilah Nak, jangan sampai Bapak merepotkanmu."

Aku menyerahkan tas kersek berisi air mineral dan dua bungkus roti sobek. Aku tidak habis pikir bagaimana seorang yang sulit berjalan masih mau bekerja sebagai tukang parkir. Mengurus dirinya sendiri saja susah.

Kulihat air matanya menggenang, menerima tas kresek berisi air dan roti. Dari mulutnya pun mengalir doa dan rasa syukur yang tiada putus. Maaf Pak, aku tidak bisa memberimu banyak makanan. Kulihat di luar hujan sudah mulai reda, akupun berpamitan pada Bapak tua yang masih mengusap air matanya yang menetes. "Hati-hati di jalan ya Nak. Maaf Bapak tidak bisa membalas apa-apa. Hanya Allah yang bisa membalasnya."

Aku berlalu tanpa menoleh padanya, karena aku juga tidak mau air mata ini menetes. Sempat kulihat mba kasir yang melayaniku ikut terhanyut. Menurutnya pada saat melayaniku tadi, mba kasir yang cantik itu bercerita bahwa tidak pernah ada pelanggan yang mau membantunya apalagi membelikannya makanan. Itulah sebabnya Bapak tua itu sampai terharu. Bapak tua itu juga selalu membeli, tidak pernah mau diberi.

Semoga Allah selalu memberikan nikmat sehat dan rezeki yang banyak dan barokah untuk Bapak tua

Aamiin..
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Aamiin

20 Jan
Balas

Aamiin

20 Jan
Balas

Aamiin yra

20 Jan
Balas

Aamiin YRA

20 Jan
Balas



search

New Post