LITA SULISTYANINGTYAS

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

"LUPA" PEMBAWA REZEKI

Pagi ini selepas subuh, suami dan anakku, si bungsu, memulai perjalanan ke tempat tugas. Dengan diiringi doa, kuhantar keduanya sampai hilang dari pandangan. Kulanjutkan kegiatan rutinku untuk tadarus. Tapi belum lagi kuambil al quran, kulihat hand phone (Hp) suami masih tergeletak diatasnya. “Aahh si Cinta, selalu saja ada barang yang tertinggal.” Begitulah aku memanggil suamiku. Memang setiap pagi, aku selalu menyiapkan apa yang menjadi kebutuhannya. Kemeja yang ku setrika, kaos kaki, kunci rumah, Hp, dan juga minyak angin kesukaannya. Tapi kali ini Hp yang tertinggal, semua karena kelalaianku tidak membantunya menyiapkan keperluannya.

Aku bergegas merapihkan diri, bersiap menghantarkan Hp suami ke tempat tugasnya, lalu ke sekolahku. Dengan menggunakan KRL Bekasi - Jakarta Kota pukul 07.45, aku menuju sekolah tempat suami bertugas. Sesampainya di stasiun Jatinegara, aku sudah ditunggu oleh supir ojek online, yang sudah kupesan sejak masih di KRL. “Bu Lita, yaaahh.” Sapanya ramah. “Ini tujuannya Bu ?” lanjutnya lagi menyakinkan arah tujuanku menuju sekolah suami. Kuperhatikan motor matic nya yang masih baru. Mulus, kuketahui dari angka 05.22 yang tertera diplat nomornya. Kamipun melaju lokasi.

“Motornya baru, Pa ?” tanyaku. “Iya, baru mulai nyicil.” Jawabnya. “Saya ambil yang setahun saja.” Katanya melanjutkan. Diperjalanan, motor kami terhenti karena macet. Kuperhatikan Pak Denny, bergumam mengucap syukur, juga pada saat terkena lampu merah. Kembali pa Denny Muzzani mengucap syukur, bahkan kali ini menyempatkan tangannya mengusap muka. Karena seperti biasa, rasa “keppo” muncul, akupun bertanya “Maaf Pa, dari tadi saya perhatikan Bapak berucap syukur. Apa gerangan sebabnya?” Sambil menganggukkan kepala, tanda dia mendengar pertanyaanku “Ooh itu Bu. Saya berucap syukur kepada Allah, karena ibulah rezeki pertama yang Allah kirim untuk saya.”

Motorpun melaju lagi, tapi tak lama berhenti lagi karena macet. Lalu Pa Denny melanjutkan ceritanya yang tadi terpotong, karena lampu sudah menyala hijau. “Tadi, waktu ibu tap, saya baru buka aplikasi online saya. Saya baru sampai di masjid Al Amiin. Saya baru selesai solat duha.” Katanya menjelaskan “Tau-tau Allah kasih rejeki buat saya, lewat ibu.” Lanjutnya. Aku jadi terharu mendengarnya. Sebelum memulai pekerjaannya Pa Denny menyempatkan diri untuk melaksanakan solat sunah duha. Pantaslah kalau rejeki yang didapatnya Insya Allah selalu halal dan berkah. Aku sendiripun belum paham juga dengan maksudnya. Begitu mudahnya Allah kasih rezeki buat siapapun hambaNya dengan caraNya.

Perjalananku hampir sampai ketujuan. Akupun melintas di depan stasiun Pondok Jati di daerah Kayu Manis. Daerah yang memang harus aku lalui jika menuju sekolah suami, dengan jalur kendaraan motor atau mobil. Di stasiun tersebut, kulihat KRL dari arah stasiun Jatinegara bergerak meninggalkan stasiun Pondok Jati. KRL tersebut baru saja melanjutkan perjalanan, setelah beberapa penumpang turun dan naik di stasiun tersebut. Akupun tersentak. Aku langsung istighfar “Astaghfirullah halazdiim. Ya Allah” Inilah mungkin yang dimaksud oleh Pa Denny, dia berkata Allah memberikan rezekinya lewat aku.

Seharusnya, tadi, sesampainya di stasiun Jatinegara, aku tak perlu keluar stasiun, apalagi sampai memesan ojek online. Aku cukup menyeberang dari jalur 2 ke jalur 5, untuk meneruskan perjalan KRL menuju sekolah suami. Stasiun Jatinegara adalah stasiun transit, yang bercabang menjadi dua. Satu menuju stasiun Manggarai dan satunya lagi menuju stasiun Pasar Senen sampai Bogor. Seharusnya aku cukup menunggu di jalur 5 untuk melanjutkan perjalan menuju stasiun Senen, lalu aku turun di stasiun Pondok Jati. Dari situ aku cukup berjalan kaki hanya 5 menit menuju sekolah suami. Mungkin karena aku terlalu berkonsentrasi memikir Hp suami yang tertinggal, yang tentunya sangat dibutuhkan oleh suami. Aku sampai lupa. Lupa kalau aku seharusnya tak perlu memesan ojek online. Lupa kalau seharusnya aku tinggal menyeberang saja k jalur 5. Tak perlu keluar stasiun.

Tapi begitulah. Kalau Allah sudah berkehendak kita menjadi perantara pembawa rizki bagi orang lain, maka jadilah. Semua skenario berjalan sesuai kehendakNya. Tak ada yang bisa dipungkiri dan tak ada yang terlepas dari pandanganNya. Allah selalu memberikan rezeki kepada hambaNya yang selalu bersyukur dan tawakal kepadaNya dari arah yang tak pernah disangka-sangka. Dan kitapun harus selalu sadar, bahwa dalam rezeki kita, terdapat rezeki orang lain yang Allah titipkan pada diri kita. Berbahagialah kita yang menjadi pilihan Allah sebagai pembawa rezeki bagi saudara kita yang lain.

Jangan berucap goblok, pikun, tolol, sial, ataupun kata-kata kasar lainnya yang bertujuan menganiaya diri sendiri, karena dari kealpaan kita, bisa jadi Allah sedang “menyentuh” hati kita dengan caraNya untuk beramal atau bersedekah. Berbahagialah kita sudah terpilih menjadi perantara Allah dalam menyampaikan rezeki bagi hambaNya yang lain. Apapun yang sudah menjadi ketetetapanNya, maka jadilah. Lalu, nikmat Allah mana lagi yang engkau dustakan ?

Aamiin allahumma aamiin..

Aamiin yaa Rabbal aalamiin..

Barakallah fiikum..

Jakarta, 15 Agustus 2017

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

tulisannya keren banget. Saya suka membacanya

16 Aug
Balas

Alhamdulillah.. Mksh Pa Yudha, saya td jg mak bleg denger cerita nya si abang ojek online.. Kadang saya msh kurang bersyukur, pdhl rejeki sdh diberikan..

15 Aug
Balas

Alhamdulillah.. Makasih yaa Pa Leck.. Barakallah fiikum..

16 Aug
Balas

Dalem banget ceritanya bu. Terima kasih sudah berbagi ya bu Lita.

15 Aug
Balas



search

New Post