Lola arinoverizal

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Dendeng vs telur

Dendeng vs telur

#tantanganharike-2

Pagi menjelang siang, udara lumayan panas. Matahari seolah paham kebutuhan penduduk bumi.

Butuh kehangatan untuk pertahanan. Pertahanan diri dari virus. Salahsatunya dengan berjemur.

Kegiatan yang baru- baru ini rutin dilakukan seantero penduduk bumi ( kecuali yang tinggal di kutub).

Berjemur dengan kehangatan sang mentari sudah pasti membuat pori- pori menangis. Mengeluarkan keringat yang tak sedikit.

Lagi asyik- asyik berjemur, terdengarlah derap langkah mendekati diriku, dan langkah ini sangat ku kenal pemilik nya.

Tara.....

Benarlah dugaan ku, yang mendekat adalah uda Hamzah.

Umi

O....umi...

Hamzah lapar

Umi masak apa?

Umi: Ada dendeng, lihat lah ke songkon ( tudung)

Uda: ( jalan menuju ke songkok dan melihat masakan seperti apa yang umi maksud. Hamzah mendekati umi sambil membawa sebutir telur bebek.)

Umi: Telurnya mau di apakan nak?

Uda: Hamzah goreng telur aja ya mi?

Umi: Hamzah gak suka dendeng?

Uda: Suka sih......

Tapi sikit kali dagingnya mi.

Umi: Ambil lah agak beberapa potong.

Uda: Telur aja lah mi.

Umi: ( berusaha agar siuda mau makan dengan dengan memberikan alasan ini dan itu)

Uda: ( kekeh dengan berbagai alibi) tak terasa pun daging sapinya. Makan macam kerupuk je mi.....

Umi: (macam kerupuk...... tak tau dirimu nak, susah- susah umi menggoreng dendeng, harus memakai hati dan insting yang tajam, lengah dikit bisa gosong.

Dikit kau bilang nak... zaman umi mu kecil, makan dendeng adalah sesuatu, karna harganya yang lumayan. Sedikitpun dikasih ibu kami sudah bahagia.

Umi berusaha tenang dan menarik nafas agak dalam. Berusaha memahami situasi dan mencari solusi.

Sampailah pada satu simpulan, "enak menurut ku belum tentu enak menurutnya". Walaupun kujabarkan semua kelebihan dendeng sampai ke gizinya. Ditambah segala perjuangan tuk mendapatkannya, Hamzah gak bakalan paham. Akalnya masih belum sempurna. Masih 7 tahun.

Alhasil, telur melayang ke teflon yang diexsekusi langsung oleh uda Hamzah.

Beruntungnya anak zaman sekarang. Bisa hidup dengan mental yang boleh dibilang merdeka. Bisa mengungkapkan rasa dengan merdeka.

Kalau dizaman umi, pilihan orangtua adalah wajib dan mutlak. Menolak dianggap melawan. Apalagi makanan, kalau tak suka, laparlah kita.

Tugas umi tinggal membimbing dan menuntunmu agar bisa memilih yang terbaik dan menyampaikan mau mu dengan bahasa yang santun.

Moga kelak engkau jadi anak yang merdeka,

Tak terkungkung dengan titah penguasa

Selagi benar, jalan terus

Karna dunia bukan hendak mereka

Ada Al-Qur'an dan Sunah sudah mengatur semua.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Setuju Bunda

05 Jul
Balas

Terimakasih kunjungannya, sangat menyemangati.

06 Jul
Balas

Terimakasih kunjungannya, sangat menyemangati.

06 Jul
Balas

Terimakasih kunjungannya, sangat menyemangati.

06 Jul
Balas

Mantap bun..

05 Jul
Balas



search

New Post