LOLA PURNAMA DEWI

Menulis adalah terapi jiwa,lepaskan semua dengan menulis.Saya tugas Sebagai guru Kelas di SD N 34 Kinali...

Selengkapnya
Navigasi Web
Saat Terakhirmu

Saat Terakhirmu

Cerbung 3

Saat terakhirmu

Malam semakin larut,suara jangkrik bersahutan,sunyi senyap mencekam.Papa yang masih merintih sakit,merasa panas,resah dan seluruh tubuhnya basah oleh keringat.Bergantian Aku dan Umak (istri muda papa)mengipasi,dan sesekali menyeka keringat papa."Kenapa Papa bisa tiba tiba begini mak...??" Tanya ku."Seharian ini papa mu malas bangun,habis makan langsung tidur,makannya banyak"jawab umak lemas."Maaf...kenapa umak tak larang Papa...?" ujar ku sedikit menyalahkannya."papa mu memang keras kepala..."dengus umak.

"aaakkhh...panas,aku ingin duduk di luar!!"papa mulai bersuara.Dengan sigapnya papa berdiri dan berjalan sendiri keluar.Tiba tiba "buuughh...." Papa hampir jatuh untung saja aku menopang tubuhnya meski agak sedikit tersandar ke dinding."Ya Allah...papa harusnya di kamar saja...tidak usah keluar" suara ku agak meninggi."Bosan...papa tidak mau dikurung begini.."jawab papa kesal.

Karena Papa tinggal agak jauh dari perkampungan,kami memapah papa untuk dinaikan ke sepeda motor.Papa kami antar ke bidan terdekat,setidaknya untuk mendapatkan pertolongan pertama."Papa kuatkan pa...duduk di sepeda motor ini??"tanya ku pelan,aku yang pegang dan duduk dibelakang papa nanti."Kuat nak..."jawab papa pelan.Sampai di rumah bidan,Papa langsung di cek tensi darah,lalu cek kadar gulanya." Apa...tensi papa tinggi kadar gulanya juga naik...??? aku mengulang dengan tanya apa yg dijelaskan bidan tadi."Iya uni..." Jawab bidan itu."Mungkin seharian ini makan bapak tidak terkontrol"buk bidan kembali menjelaskan.

"Papa sayang kami kan pa...papa tidak mau lihat kami sedih kan pa...??" bisik ku di telinga papa."Papa harus jaga kesehatan,harus jaga pola makan,papa harus lawan jika malas papa datang,semangat pa...papa bisa...papa kuat..."kata kataku keluar bersama air mata."Papa tidak bisa makan seperti aturan itu...papa mau makan enak,beras merah itu tidak enak...nanti kalau papa Mati kan tidak bisa makan enak lagi.." Jawabmu yang membuat batin ini terkoyak.Aku tidak tau lagi harus jawab apa,sifat keras kepala papa memang sudah begitu dari dulu.

Aku hanya bisa berharap keajaiban datang sakit yang di derita papa segera berlalu.Aku ingin papa aktif seperti dulu lagi.Papa terlelap setelah minum obat dari bidan tadi,tapi mata kami tak bisa terpejam."Pa...sesakit sakitnya yang kau rasa,namun lebih sakit yang aku rasa sebagai anakmu.Aku yang tidak bisa merawatmu sepenuhnya,aku yang tidak bisa mengontrol pola makan mu,tidak bisa menemani mu setiap saat,sebab dirimu tidak bersamaku'.Senjamu bukan untukku pa....tapi milik mereka ibu baru dan adik adik ku.

#Pasbar512020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen cerpennya, Bunda. Salam literasi

05 Jan
Balas

Terimakasih Pak...masih belajar pak....Salam Literasi

06 Jan



search

New Post