Kemarin kau menyapa ku dengan senda mu.. Menyuguhkan senyuman indah tanpa rasa ragu..

Kemarin kita duduk semeja tanpa jeda... Menikmati aroma sendu sajak cinta...

Kemarin kau usik ku tanpa jemu... Merangkai kisah yang akan kau lukis indah...

Aku terbuai oleh senyummu..

Aku terbuai oleh senda mu...

Aku terbuai oleh tutur mu...

Namun, senja telah berlalu.. Menyisakan bayang kelam tanpa wujud... Aku tak bergeming!

Aku masih termangu disini!

Kucari dalam tiap sudut sunyi! Kemana kau pergi? Aku merintih, aku menangis, aku terkulai bahkan bayanganmupun tak mampu ku temui....

Aku berteriak! Teriak memanggilmu!

Namun apa dayaku.... Sekedar suara paraumupun tak lagi kudengar...

Kau benar-benar beranjak pergi tanpa basa-basi...

Andai kemarin kutanya dengan jeli, mungkin aku tak akan terluka lagi... Andai kemarin sudut meja itu tetap ku memilih sendiri mungkin kini aku tak akan sunyi... Karena sesungguhnya aku telah terbiasa sendiri..

Luka lama ku begitu dalam dalam menganga... Yang mulai perlahan mengering... Lalu kau hadir menawarkan suka cita, yang ku kira semua nyata... Dan akhirnya luka itu kembali menganga...

Kucoba meraba raga ku yang kian lara, mencari titik kekuatan raga.. Namun belum jua ku menemukannya.. Aku yang salah, ya.. Aku yang salah...

Aku telah salah menyambutmu... Aku telah salah menemanimu... Ternyata aku hanya teman sesaat disaat kau begitu sunyi...

Aku yang bodoh... Ya aku terlalu bodoh... Menatap wajah sayu mu yang ku sangka begitu polos dan jujur aku terlena oleh pesona mu..

Ah sudahlah... Luka ini semakin dalam jika ku mengenangnya.. Dada ini semakin sesak bila teringat dirinya.. Telinga ini semakin memanas saat kalimatnya begitu terngiang menusuk hingga ke relung jiwa...

Maafkan aku yang begitu bodoh menyikapi semua, hingga membuatku kembali terluka tuk kesekian kalinya. Semoga kau kan selalu bahagia.

Kinali, 13032021