Tantangan hari ke 4
Disaat matahari pagi mulai muncul dengan malu-malunya, diantara embun pagi yang masih betah memembekukan suhu di pagi ini, aku sudah bersiap untuk berangkat ke tempat kerja. Berhubung hari ini upacara bendera pembinanya dari dinas kesehatan, mau tidak mau aku harus ekstra lebih cepat datang untuk menyiapkan Paduan suara dan anggota korsikku.
Stress tingkat tinggi mulai terlihat diwajah ku, karena anak ku masih tetap lelet seperti biasanya kalo tidak harus selalu di siagakan. Apalagi fobia ku atas kejadian kamis minggu lalu yang sempat hampir membuat jantung ku copot. Ya hampir mirip dengan kejadian pagi ini, buru-buru takut terlambat apalagi harus mengantarkan anakku ke sekolah nya terlebih dahulu.
"Ayo cepat Araf nanti mak terlambat upacara nya! " Perintah ku cepat sambil mematikan lampu-lampu dalam kamar dan ruangan tengah dan sepintas ku lirik kearah dapur dan melihat kondisi dapur ku.
Ya Alloh kejadian kamis pagi itu aku tidak ingin terulang kembali. Karena keteledoran ku, pagi itu seperti biasa kesibukan ku dimulai dari jam 4.00 pagi didapur untuk menyiapkan segala keperluan bekal ku dan anak ku. Sehabis mandi araf meminta dibuatkan susu quik star kesukaannya. Subhanallah ternyata air dispenser habiss..
Aku baru teringat ahad kemarin suami ku tidak sempat membeli air galon sebelum ke berangkatannya keluar kota. Ya tiada jalan lain aku harus memanaskan air minum di panci stalenstil 7 liter yang cukup ku isi separoh nya saja. Sambil menunggu air mendidih, ternyata jam dinding ku menunjukan jam 6.00 waktu nya aku harus segera mandi kalo tidak ingin terlambat.
"Apa lagi yang dicari araf, segera lah berkemas nanti kita terlambat.! " Buru-buru ku panaskan mobil dan mengunci pintu rumah ku. Sepanjang jalan perasaan ku terasa tak enak dan gundah gulana. Selama di perjalanan tak lepas bibir ku melafazkan zikir agar perasaan ku menjadi tenang. Ada apakah gerangan yang akan terjadi? Pertanyaan itu selalu membuat ku gelisah didalam hati.
Sampai bell berbunyi menandakan jam pertama siap untuk memulai pembelajaran, dan aku mulai melangkah kan kaki ku menuju kelas XI MIPA 5. Tak terasa 2 jam tatap muka telah ku selesai kan dan segera menuju ruangan guru karena ada yang harus aku selesai kan sesegera mungkin sebelum kepala sekolah ada kesibukan yang lain.
Yap.. Akhirnya selesai juga, buru-buru ku melangkah menuju keruangan kepala sekolah untuk meminta tanda tangan beliau sambil memegang map proposal kegiatan ekstrakurikuler yang ku ampu agar berjalan dengan baik semester ini. Ternyata beliau belum berada di ruangannya, mungkin masih beliau masih melakukan kontroling keliling sekolah yang menjadi kebiasaan beliau setiap paginya. Tampa basa-basi aku duduk diruang tunggu tamu sambil menikmati cemilan kecil yang selalu ada diatas meja tersebut. Kebetulan aku belum snack pagi guman ku sambil menunggu kedatangan kepala sekolah ku.
Tampa menunggu lama beliau pun masuk ke ruang kerjanya. "Bagaimana bu, apa ada yang bisa di bantu? " " Biasa pak minta tanda tangan proposal untuk ekstrakurikuler semester ini" Jawab ku ringan. "Semester ini berarti persiapan FLS2N 2020 ya bu, jangan sampai prestasi kita turun di tingkat nasional kalau bisa meningkat ya bu! " Hi.. Hi.. Senyum ku seakan mengiyakan keinginan kepala sekolah ku.
Akhirnya planing ku hari ini tercapai untuk meminta tanda tangan kepala sekolah ku yang baru selesai cuti karena ibunda beliau yang baru meninggal dunia. Kembali ku langkahkan kaki ku menuju ruang guru untuk rehat sejenak menunggu jam ke 8-9 jam terahir tugas mengajar ku hari ini.
Tak berapa lama HP ku berbunyi, ternyata mbak yang membantu ku menggosok dirumah sudah sedari tadi berada di rumah. Beliau kesal sekali karena aku kelupaan meninggal kan kunci rumah ku ke tetangga samping rumahku. Ya penyakit pelupa ku kumat lagi he.. he...
Ya....mau tak mau aku harus pulang dulu kerumah mumpung jarum jam masih menunjukan pukul 9.30 wib. Masih ada 3 jam lagi, masih bisa ku kejarkan untuk pulang kerumah. Didepan pintu ternyata muka mbak yu sdh mulai cemberut karena harus menunggu ku setengah jam dengan capeknya. "Maaf mbak aku lupa" Sambil membuka pintu rumah.
Ya Alloh ternyata asap tebal sudah menyelimuti ruangan dalam rumah ku. Sambil ngomel buru-buru ku buka semua pintu dan jendela ku sambil menggerutu " Siapa sih yang membakar asap, pasti dech seperti biasa orang yang berkebun dibelang rumah ku membakar sampah nya sehabis bersih-bersih kebunnya, sambil melihat ke jendela dapur yang bersebelahan dengan kebun tetangga. Betapa terkejutnya aku yang sekilas kulihat ternyata api kompor gas ku masih menyala hingga membuat warna panci airku berubah menguning.
Dengan sigapnya aku mematikan pematik kompor dan mengambil spatula kayu untuk melihat air yang ku panaskan pagi tadi. Subhanallah ternyata airnya sudah mengering...
Sesaat kaki ku terasa lemas dan jantungku terasa nyeri serta nafasku terasa sesak. Ternyata Alloh SWT masih menyayangi ku dan keluarga ku kalau
[Gambar 41.jpg]
tidak mungkin kami akan menjadi tuna wisma untuk satu blok rumah ku karena jarak rumah kami yang menyatu satu sama lain nya untuk 5 rumah. Tak lepas mulut ku mengucapkan Alhamdulillah karena begitu besar nya pertolongan Alloh SWT menahan ledakan panci air yang menjadi gosong dari rentang waktu jam 6 sampai dengan jam 10 pagi ini. Maha besar Alloh dengan segala kekuatan nya.

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar