Ludiazzuhri

Guru di SDIT Al Fatih Cipayung Kota Depok Provinsi Jawa Barat. Seorang guru yang mulai kecanduan dengan dunia tulis menulis, ketika di amanahi sebagai PJ Litera...

Selengkapnya
Navigasi Web
Alvin Dan Sajadah Coklat

Alvin Dan Sajadah Coklat

Alvin dan Sajadah Coklat

Oleh : Ludiazzuhri

"Ibu.... nayla nangis bu, disabet pakai sajadah sama Alvin." Teriak Rara sambil mengahampiriku dengan wajah panik. Aku yang sedang mengisi buku administrasi kelas, tersentak dibuatnya. Bukan hanya sekali ini saja, Alvin membuat temannya menangis. Setiap hari selalu ada saja, salah satu temannya menjadi korban keisengan dia. Astaghfitullah... sungguh benar- benar menguji kesabaranku sebagai seorang guru. "Tolong panggil Alvin kesini ya Rara!" Seruku pelan sambil menghela napas. "Baik bu nanti saya panggilkan Alvin ya.." Jawab Rara sambil berlalu memanggil Alvin.

"Terima kasih ya sayang..." Ucapku

Alvin adalah salah satu siswa kelas dua di sekolah tempat ku mengajar. Alvin mempunyai tubuh dan wajah yang imut. Namun dibalik keimutannya, ia mempunyai kecerdasan kinestetik yang sangat luar biasa. Baginya kursi di kelas adalah tempat persinggahannya untuk sesaat. Ia tak akan betah berlama-lama duduk di kursinya. Setelah selesai mengerjakan tugas ia akan mengunjungi teman-temannya satu persatu. Kadang ada teman yang dikunjungi merasa senang hati lalu terlibat percakapan seru. Namun adakalanya kunjunganya juga mengakibatkan kidung nan indah, sehingga membuat heboh seisi kelas. Berbagai aduan dari teman- temannya sudah menjadi hal yang biasa bagi kami guru-guru kelas dua.

Alvin datang dengan kekhasannya, mengalungkan sajadah coklat kesayangannya. Datang dengan melenggang dan senyumannya yang khas. " Alvin... bu Nita dengar Nayla nangis karena dipukul sama Alvin, benar nggak?" Tanyaku pelan. " Aku cuma nyabet begini doang bu pakai sajadah, nggak sakit kok." Serunya mengajukan pembelaan sambil mempraktekan cara memukulnya. " Ehmm... kalau menurut Alvin, sajadah itu buat apa ya? Tanyaku pelan." Buat sholat bu... "Jawab Alvin singkat sambil menggulung-nggulung ujung sajadah. " Jawaban Alvin tepat sekali, tapi tadi Alvin menggunakan sajadah itu untuk memukul teman .. walaupun menurut Alvin tidak sakit tapi bagi Nayla ini sakit, jadi lain kali tidak boleh ya dilakukan lagi." Seruku menjelaskan. "Iya bu... " Jawab Alvin manggut-manggut " Oh ya.. Alvin ketika sudah melakukan kesalahan apa yang harus Alvin lakukan? " Tanyaku mengingatkan." Minta maaf bu, aku minta maaf ya Nayla... "Seru Alvin sambil menyodorkan tangannya ke Nayla yang duduk di sebelahku. Begitulah anak-anak, harus selalu diingatkan untuk menerapkan salah satu kata ajaib." Maaf ", agar menjadi suatu karakter yang melekat hingga ia dewasa nanti.

Cerita tentang Alvin tak pernah habis setiap harinya. Namun disitu saya melihat setiap kejadian adalah pelajaran untuk Alvin, karena dia harus bertanggung jawab dengan masalah yang dibuatnya, dan dia harus bisa menyelesaikannya. Dan ini akan bermanfaat untuk dirinya saat ia dewasa. Yaitu belajar memecahkan masalah.

Suatu hari aku sempatkan ngobrol sama Alvin, karena aku lihat moodnya lagi bagus. " Alvin sini nak, bu Nita ingin ngobrol sama kamu." Seruku memanggil Alvin yang sedang asyik mainin sajadah coklat kesayangannya.

" Ada apa bu? aku nggak dihukum kan? Aku nggak mukul teman kok hari ini". Seru Alvin khawatir. Sebenarnya aku pingin tertawa mendengar jawabannya. Namun kutahan, bisa- bisa dikira kenapa ntar aku ini. Kenapa ia bisa berfikir kalau diajak ngobrol sama guru, pasti ia bersalah, dan akan diberi hukuman

" Nggak kok.. siapa yang mau hukum Alvin, ibu kan bilangnya mau ngobrol" Jawabku sambil menahan tawa.

Alvin mengibas-ngibaskan sajadahnya, lalu duduk diatasnya. Kebiasaan Alvin yang sudah diketahui oleh seluruh antero kelas dua. " Kalau sudah besar memangnya Alvin nanti pingin jadi apa sih?, soalnya bu Nita perhatikan Alvin tuh kemana-mana seneng banget bawa sajadah coklat ini. Pasti sajadah ini spesial banget ya buat Alvin?" Tanyaku pelan "Ehmmm..... jadi apa ya bu..." jawabnya sambil menunjuk-nunjuk jarinya ke dahi, seolah- olah dia sedang berpikir keras. "Aha.... aku mau jadi ustadz aja bu..biar masuk syurga, dan biasanya kalau aku lihat para ustadz itu kemana-mana bawa sajadah bu, biar kalau waktu sholat tidak bingung cari-cari sajadah lagi. Dan sajadah ini dari kakek aku yang habis pergi haji bu, dari Makkah bu, jadi aku sangat menyukainya. Aku ingin pergi ke Makkah juga bu... " Jawabnya dengan suara lantang. " Subhanallah.... aamiin... ibu doakan, kelak kau akan jadi ulama yang jadi panutan Dan kau bisa pergi haji ke Makkah menjadi haji yang mabrur. Berarti mulai sekarang, Alvin harus bisa jadi contoh buat teman-teman. Dan lebih sayang sama teman-teman ya, karena seorang ustadz itu sayang sama semua orang. " Terangku menjelaskan. "Siap bu.." Jawabnya semangat. Dengan mengobrol singkat dengannya mungkin tidak bermakna bagi orang yang mendengarnya. Tapi bagiku ini adalah obrolan yang sangat luar biasa. Alvin menurutku adalah anak yang komunikatif. Selain dia mempunyai kecerdasan kinestetik ia juga mempunyai kecerdasan linguistik yang tinggi. Terlihat dari caranya menjawab pertanyaan saat ia ngobrol.

Hingga suatu hari aku sedang perjalanan mengantar putriku yang bungsu wisuda. Tiba-tiba dari arah belakang kudengar suara anak muda memanggilku. " Assalamu'alaikum, bu Nita.." Seru pemuda itu sopan. Aku menoleh ke pemuda itu, kuamati wajahnya yang bersinar. Dia sangatlah tampan. Penampillannya menyerupai seorang uztadz. Senyum manis tersungging di bibirnya. Tangannya mengatup di dadanya, tanda ia memberikan salam. Aku berpikir siapa pemuda ini, tanyaku dalam hati.

" Saya Alvin bu.. masih ingat dengan saya, saya murid ibu waktu di SD dulu." Tutur pemuda itu sopan. Aku sempet berfikir dan mencoba mengingat-ingat, dari sekian banyak murid-muridku dulu. Karena sudah puluhan tahun tidak bertemu, jadi agak sedikit lupa. "Subhanallah Alvin...maaf ibu lupa, maklum sudah tua, dulu ibu ngajar Alvin waktu kls dua ya?". Tuturku sambil masih mencoba mengingat-ingat. " Iya betul bu... saya Alvin, ibu yang dulu mendoakan saya menjadi ulama yang bisa menjadi panutan. Saya berfikir itu hanya impian anak kecil yang konyol. Tapi tidak tahu mengapa Allah menuntun saya menuju doa yang pernah ibu katakan waktu itu. Mungkin agar saya bisa menjadi manusia yang lebih baik di sisi Allah, terima kasih bu... untuk doa ibu waktu itu." Jelas Alvin, membuat saya terharu dan berkaca-kaca. " Sebenarnya saya merasa berat bu, ketika saya dipanggil ustadz. Ibadah saya juga masih sedikit sekali. Mungkin dengan sebutan ustdaz, Allah menginginkan agar saya banyak belajar bu, belajar bersabar dengan semua yang saya inginkan, belajar menahan diri, dan juga belajar untuk selalu memperbaiki diri agar lebih baik. Karena saya juga manusia biasa, yang terkadang masih mempunyai banyak keinginan dan mudah tergoda dengan kemilau dunia. ' Jelas Alvin lagi, dan jujur penturannya semakin membuatku kagum, dan terharu.

" Subhanallah... Alvin, bu Nita benar-benar terharu, dan bangga melihatmu saat ini. Orang tuamu pasti bahagia sekali mempunyai seorang sepertimu." Seruku, tak mampu menutupi kebahagiaanku.

" Semua itu juga ada peran dan doa dari seorang guru, yang senantiasa sabar mendidik murid-muridnya, seperti ibu, sekali lagi makasih bu.." Tutur Alvin.

Pertemuanku dengan Alvin membuatku tahu ternyata Alvin adalah seorang ustadz yang lumayan kondang di negeri ini, bahkan sampai mancanegara. Ia sering bolak-balik Indonesia -Arab Saudi untuk berdakwah dan memberikan ceramah di sana. Dan ia menjadi salah satu pemuda yang sangat dihormati oleh raja Arab Saudi. Selain ia seorang yang hafidzh ia juga piawai dalam bahasa Arab.

Merupakan kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri bagi seorang guru ketika melihat muridnya menjadi orang yang sukses. Terlebih lagi melihat akhlaknya yang sholeh, sopan dan santun. Tidak menyangka sama sekali Alvin yang dulu dianggap sebagai anak yang bermasalah karena keaktifannya, kini menjadi orang yang membanggakan bagi orang yang pernah mengenalnya. Termasuk kami guru-gurunya. Dan tidak menyangka sama sekali percakapan ringan waktu itu bersama Alvin masuk dalam memory panjangnya. Dan dia mewujudkannya. Subhanallah.. barrakallah nak...

Dream's 19042018

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terima kasih bu ludi untuk pengertian dan do'a nya...semoga alvin bisa berguna bagi orang banyak di masa depan kelak...amiin salam kenal dari saya bunda alvin :)

20 Apr
Balas

Subhanallah... bunda Alvin ada disini juga... jadi malu saya,... he.. he..

20 Apr



search

New Post