Ludiazzuhri

Guru di SDIT Al Fatih Cipayung Kota Depok Provinsi Jawa Barat. Seorang guru yang mulai kecanduan dengan dunia tulis menulis, ketika di amanahi sebagai PJ Litera...

Selengkapnya
Navigasi Web
Belajar Bersabar dari Menulis Buku

Belajar Bersabar dari Menulis Buku

Belajar Bersabar dari Menulis Buku

Oleh: Ludiazzuhri

Membuat buku bagiku adalah suatu pengalaman yang sangat luar biasa. Sebelumnya tidak terbesit sama sekali dalam hidupku bisa membuat buku. Meski isi buku masih sangat sederhana. Tapi berharap buku ini nanti bisa banyak membawa manfaat dan meninspirasi banyak orang. Aamiin...

Rasa cemburu yang pernah kurasakan saat melihat karya teman-teman guru yang sudah duluan terbit bukunya. Kini ingjn kutularkan pada yang lain. Bukannya menghasut untuk memiliki rasa cemburu atau iri hati. Tapi ingin kutularkan rasa cemburu itu, agar banyak yang merasa sepertiku saat itu. Ketika cemburu melihat orang lain bisa berkarya. Rasa ingin mempunyai dan mewujudkan karya dan mimpi itu begitu kuat menggelora di dalam dada. Berkat usaha dan doa kini karya sederhana itu ada di depan mata.

Perjalanan membuat buku ini ternyata tidak semudah yang aku bayangkan. Selain harus sabar menyusun naskah, mencari ide untuk menentukan judul yang tepat juga perlu kesabaran. Teringat waktu itu ketika mengajukan judul ke editor mas Syaiful. Beliau menyarankan kalau judulnya sebaiknya diganti, jangan terkecoh dengan judul berbahasa Inggris, belum tentu cocok dan bagus. Akhirnya setelah diberikan saran beberapa judul. Aku tertarik dengan satu judul yang disarankan mas Syaeful saat itu, tinggal ditambahin sedikit biar lebih menarik. Dan kuajukan lagi ke beliau, akhirnya fix diterima. Lanjutkan kata beliau waktu itu. Sedikit lebih lega.

Tapi ternyata bukan hanya sampai disitu perjalananku. Setelah dapat judul yang disetujui oleh editor, aku harus melengkapi naskah dengan kata pengantar beberapa orang penting, minimal kepala sekolah. Karena di sekolah juga sedang banyak kegiatan, akhirnya kata pengantar kepala sekolah aku dapatkan setelah akhir – akhir mendekati deadline nasakah. Alhamdulillah buku perdana yang isinya juga sangat sederhana mendapatkan beberapa kata pengantar. Selain dari kepala sekolah dan ketua yayasan, buku perdana ini mendapatkan kata pengantar juga dari kepala pengawas. Seneng, banget, diawal saya mulai mencoba memberanikan diri untuk berkarya, aku mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Semakin semangat dan yakin bahwa aku pasti bisa. Setelah semua naskah rapih, ku kirimkan naskah ke media guru. Bismillah…

Sudah finishkah? Belumlah, masih jauh perjalanannya say. Ketika naskah sudah dikirim ke media guru, aku harus sabar menunggu untuk dibuatkan cover dan layout. Di sini aku merasa perjuangan ini terasa begitu berat. Mungkin beratnya mengalahkan rasa rindu Dilan dan Melia. Aku merasa cemas, gundah gulana, pokoknya galau tingkat tinggi. Apalagi aku harus menghandle dua naskah. Punya sendiri dan punya siswa. Rasa putus asa hampir saja menghampiri. Ketika cover dan layout itu belum aku dapatkan. Rasa pertanggungjawaban terhadap orangtua siswa tersebut. Setiap ketemu saat menjemput ke sekolah, hati merasa tidak enak. Rasa pertanggungjawaban kepada kepala sekolah, yayasan dan teman – teman yang sudah tahu kalau aku akan membuat buku. Tidak kebayang rasa maluku seperti apa, dan harus kusembunyikan kemana semua rasa malu ini. Akhirnya ketika rasa putus asa itu datang. Aku minta doa sama suami, agar dipermudah perjalanan bukuku dan buku muridku Hasna. Aku pasrahkan kepada Sang Khaliq. Aku Yakin Allah tidak akan mempermalukan aku di hadapan semua orang. Benar saja, setelah semua yang kulakukan. Malam- malam aku dapat sms dari tim media guru pak Yasin. Bahwa naskah sudah selesai layout dan sudah diemail, untuk kucek siapa tahu ada yang revisi. Subhanallah…tak terasa berderai air mata ini. Alhamdulillah…betapa di tengah keputusasaanku, Allah menjawab doaku, doa suamiku, dan tentunya doa dari teman- temanku yang tulus.

Malam itu aku benar – benar merasa norak banget deh..saking bahagianya. Maklum penulis pemula, perdana bikin buku pula. Segera kujadikan PP cover dari calon bukuku. Segera kurevisi naskah dan kukirim lagi ke Media Guru. Aku berpikir ketika sudah direvisi dalam beberapa hari atau minggu buku bisa naik cetak. Tapi ternyata masih harus nunggu ISBN terbit terlebih dahulu. Dan katanya itu prosesnya masih lama. Berarti harus bersabar lagi. Dari membuat buku ini banyak sekali pelajaran yang bisa kuambil. Terutama sabar. Dengan membuat buku aku harus banyak belajar bersabar. Semoga kesabaran ini akan membuahkan hasil yang membahagiakan. Buku yang diharapkan dan sudah banyak yang pesan, bisa segera naik cetak dan bisa dikirim ke tangan – tangan para pemesan. Aamiin..

#BAD 27 Maret 2018#

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Congratulation Pada akhirnya kesabaran itu berbuah manis. Masih menunggu proses hamil, dan melahirkan Bu. seperti buku saya yang ke 3 pakai Bendera mediaguru. Mari kita bersabar..

27 Mar
Balas

Terima kasih bunda, betul sekali ketika kita mau bersabar, in sya Allah semua akan berbuah manis.

27 Mar

Kesabaran Bunda pasti akan berbuah indah. Baarokallah...Bunda.

27 Mar
Balas

Terima kasih bunda..bighug

27 Mar



search

New Post