Ludiazzuhri

Guru di SDIT Al Fatih Cipayung Kota Depok Provinsi Jawa Barat. Seorang guru yang mulai kecanduan dengan dunia tulis menulis, ketika di amanahi sebagai PJ Litera...

Selengkapnya
Navigasi Web
TAHUN BARU

TAHUN BARU

TAHUN BARU

Oleh: Ludiazzuhri

Kemarin malam penulis dalam perjalanan menuju pulang, setelah sorenya silaturahim dari rumah saudara. Terlihat tidak seperti biasanya, jalanan masih ramai, walaupun waktu sudah menunjukan jam 21.00. Yang biasanya jam segini jalanan sudah mulai lengang, tapi malam ini masih terlihat hiruk pikuk orang yang berlalu lalang. Para pedagang kaget pun ikut meramaikan malam ini. Delman-delman pun masih standby di pinggir-pinggir jalan. Penjual terompet juga masih sabar menunggu dagangannya habis. Suara dari panggung hiburan terdengar hingar bingar memecahkan keheningan malam, menghibur ratusan orang yang memenuhi jalanan dan membuat kemacetan malam ini.

Ibu-ibu yang tidak keluar rumah juga tidak mau ketinggalan. Terlihat mereka berada di halaman rumahnya bersama tetangga dan saudara berkumpul, ada yang bakar ikan, bakar ayam, dan ada juga yang bakar jagung. Anak-anak mereka asyik main kembang api, petasan, dan ada juga beberapa anak yang meniup terompet. Tak heran disaat moment tahun baru banyak yang menjadi pedagang kembang api, petasan, terompet, jagung dan arang dadakan. Sepertinya tahun baru menjadi sesuatu yang sangat istimewa. Terlihat dari persiapan yang sudah mereka siapkan. Tak perduli mereka harus mengeluarkan biaya berapa, yang penting happy.

Kadang penulis berpikir, apa sebenarnya yang mereka cari, keluar malam hanya untuk menunggu jam 24.00 untuk menunggu pergantian tahun atau tahun baru, duduk di pinggir jalan bersama teman, kekasih, bahkan ada yang membawa serta keluarga. Dan para ibu juga rela berpayah-payah untuk memasak dengan para tetangga demi makan bersama dimalam tahun baru.

Tahun baru, semestinya digunakan untuk mengevaluasi keimanan kita selama setahun kebelakang. Karena umur kita semakin berkurang. Sudahkah ibadah shalat yang kita lakukan selalu tepat waktu? ibadah sunahnya sudahkan kita istiqamah melaksanakan? Sikap kita pada pasangan kita, orang tua kita, saudara kita, tetangga, teman, sudahkah ahsan? Banyak sekali yang harus dievaluasi dari sikap keseharian kita di tahun yang lalu. Sehingga di tahun yang akan datang kita akan menjadi manusia yang lebih baik. Malam tahun baru bukanlah untuk berhura-hura atau bersenang- senang. Karena harusnya kita bersedih, karena jatah hidup kita di dunia semakin berkurang.

Tapi kebanyakan dari masyarakat kita masih ikut dalam tradisi yang salah. Dengan berbagai alasan yang dibuat, tradisi yang sebenarnya bukan untuk orang muslim, tetap diikuti. Teringat hadist, dari Ibnu ‘Umar, Nabi saw bersabda, "Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka". (HR.Ahmad 2:50 dan Abu Daud no.4031) Rasulullah saw bersabda, "Bukan termasuk golongan kami siapa saja yang menyerupai selain kami". (HR.Tirmidzi no.2695)

Semoga kita semua, keluarga kita, saudara kita, teman dan sahabat kita masih termasuk dalam golongan orang yang di sayang Allah dan Rasul, aamiin..

Renungan 1 Januari 2018

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sudah terlanjur jadi tradisi yang salah kaprah Harus mulai dari diri sendiri supaya perlahan tapi pasti malam tahun baru bisa diisi dengan yang lebih positif Salam Literasi

02 Jan
Balas

Betul sekali bu Sri, keslahan yang menjadi lumrah.. terima kasih bu untuk komentarnya, salam litetasi

02 Jan



search

New Post