Lufia krismiyanti

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Yogyakarta dan Brebes vs Dunia

Lufia Krismiyanti adalah nama yang diberikan oleh Bapak kepada saya. Nama itu diberikan dengan harapan saya mampu menjadi obat bagi keluarga (Luffa cylindrica=tanaman gambas=obat asma). Bontot dari tiga bersaudara yang lahir dari pasangan suami istri bernama Dirla dan Sulastri ini dilahirkan di desa Geyongan, ujung barat Cirebon. Akmana dan Nunung Nurnaeni adalah kedua kakak saya. Usia saya terpaut lima sampai tujuh tahun dengan mereka.

Bapak adalah seorang penyuluh pertanian (baca PPL) dan ibu seorang ibu rumah tangga. Profesi bapak sebagai penyuluh pertanian memaksa bapak untuk lebih sering berada diluar rumah. Bapak berangkat kerja sebelum jam 7 dan selalu pulang selepas ashar. Itupun tidak membuat bapak berada dirumah, sisa waktunya dihabiskan di sawah. Sawah adalah kehidupan keduanya karena gaji sebagai abdi negara tidak mampu mencukupi kebutuhan biaya hidup dan sekolah ketiga anaknya. Tanggungjawabnya sebagai penyuluh juga memaksa bapak untuk kembali berangkat kerja pada malam hari untuk bertemu dengan petani binaannya. Lokasi kerja yang cukup jauh di pelosok Indramayu tidak menyurutkan semangatnya untuk mengabdikan diri bagi para petani. Ibu adalah wonder woman, selain menjalankan perannya sebagai ibu, ia penjahit ulung dan supporting team sawah milik Bapak.

Dari sosok sederhana ini lahirlah keinginan besar untuk memiliki anak-anak yang prestasinya lebih dari mereka. Sejak kecil kami dididik sangat disiplin karena itulah membuat kami selalu juara kelas sejak SD. Satu hal yang unforgetable adalah semangat bapak mensuport pendidikan anak-anaknya. Suatu ketika saya diberikan sebuah surat oleh Bapak untuk disampaikan kepada walikelas. Waktu itu saya masih kelas 5 SD. Entah apa isi surat itu, tapi selang beberapa lama bu Sopiyah memberikan buku pelajaran yang belum saya dapatkan karena ketiadaan dana, akhirnya saya tahu ternyata isi surat itu adalah permohonan Bapak kepada walikelas untuk diberikan penundaan waktu pembayaran buku pelajaran. Usaha Bapak tidak sia-sia karena saat kelulusan SD, NEM saya yang terbaik di sekolah dan masuk ke SMP favorit di kecamatan Arjawinangun.

Bersambung

Catatan : Penulis adalah Peserta Sagusabu P4TK IPA Bandung

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post