GEBYAR LITERASI YANG KUTUNGGU
Impianku yang ingin menjadi penulis, sejak menjadi guru akhirnya bisa terwujud. Selama ini aku tidak tahu, mau kemana dan kepada siapa aku bisa bertutur dan menyalurkannya. Keinginanku itu makin kuat tatkala aku membaca di salah satu media social tentang komunitas guru menulis di akhir tahun 2016. Media Guru itulah nama komunitasnya. Dari situlah aku mulai rajin mengikuti postingan-postingan sang CEO atau komandan sang pemrakarsa.
Sebelum mengenal media guru, aku hanya tahu tentang aktifitas komandan ini sebagai dewan pembina Ikatan Guru Indonesia ( IGI ) pusat. Kegigihannya dalam memperjuangkan nasib guru membuatku kagum. Sebenarnya sosok seperti apa sang komandan ini.
Sampai pada suatu hari, sang komandan mulai road show ke berbagai kota untuk acara pelatihan menulis buku. Saat itu terbersit di benakku ingin mengikuti acara tersebut. Aku tertarik banget apalagi salah satu temanku yang pernah ikut pelatihan tersebut mengiming-imingiku kalau dia mulai aktif menulis buku. Aku berpikir-pikir, kalau gajah mati meninggalkan gading, Harimau mati meninggalkan belang. Kalau guru mati…mau ninggalin apa ya? Masak sudah bertahun-tahun mengajar, tidak ada yang bisa ditinggalkan?
Mulanya Media Guru mulai mengadakan pelatihan menulis buku di LPMP Jawa Timur Surabaya. Selanjutnya Tulung Agung, Bandung, Jakarta, Bekasi, Malang, Surabaya lagi. Kenapa selalu di kota-kota Jawa Timur dan Jawa Barat ? Jawa Tengah hanya numpang lewat saja. Kalau mau ikut, berarti aku harus datang ke kota tersebut minimal 3 hari. Padahal, aku mempunyai keluarga dan siswa. Hmmm…Aku pun mulai berpikir, bagaimana bisa mendatangkan sang komandan itu ke Semarang (Jawa Tengah)?
Mulailah aku mencoba berkomunikasi dengan sang komandan untuk mewujudkan acara pelatihan menulis buku di Semarang. Beliau bukanlah orang yang sombong. Bahkan saat itu sang komandan secara online bersedia mengajariku dengan sabar bagaimana cara menulis sebuah artikel. Pesan yang tidak pernah kulupakan dari komandan, bahwa menulis yang paling mudah itu base on pengalaman pribadi. Karena aku seorang guru, maka tentulah aku punya segudang pengalaman bersama para siswaku. Aku mulai menyiapkan, merekam kembali apa-apa yang pernah kualami. Karena aku guru matematika, maka aku mulai tulis tentang sebagian siswaku yang tidak menyukai pelajaran ini. Nilai yang diperolehnya rata-rata kurang memuaskan.
Sambil menanti hari H pelatihan menulis di Semarang sekitar pertengahan bulan Maret tahun 2017. Kucoba terus untuk menuangkan ide dan pengalaman yang ingin aku tulis. Setelah nampak okey, kemudian aku kirim ke Gurusiana (Sebuah blog guru untuk latihan menulis).
Tibalah saatnya pelatihan menulis buku di Semarang hari Sabtu Minggu, 18 – 19 Maret 2017. Peserta tidak hanya berasal dari kota Semarang saja, namun dari berbagai kota di Jawa tengah. Cilacap, Jepara, Demak, Kendal, Purwodadi, Surakarta, Salatiga, Pekalongan, Kuningan Jawa Barat bahkan ada yang dari Samarinda. Suasana kebersamaan, keakraban dan kekeluargaan sangat terasa sekali. Saling menginspirasi dan terus menyemangati. Sang komandan mengobarkan semangat SAGUSABU (satu guru satu buku). Bahkan beliau telah menyiapkan agenda akbar berikutnya untuk meluncurkan karya para guru bertajuk Gebyar Literasi yang rencananya akan digelar 20-21 Mei 2017 di Jakarta.
Pelatihan yang hanya 2 hari itu, sang komandan memberikan deadline pada para peserta yaitu tanggal 1 April 2017 bagi mereka yang ingin mengikuti acara gebyar literasi di kemdikbud Jakarta. Peserta hanya diberi waktu 2 minggu, saja. Namun karena semangat dan kegigihanku, Alhamdulillah dalam tempo 8 hari, aku bisa menyelesaikan bukuku berjudul ‘JURNAL CINTA GURU MATEMATIKA’.
Hari yang ditunggu-tunggu itupun tiba, Gebyar Literasi di Kemdikbud lantai 3 gedung A Jakarta. Hari itu merupakan tonggak hari kebangkitan para guru penulis. Selain guru, harapannya akan ada kepala sekolah, pengawas sekolah, widyaiswara, bahkan siswapun akan menjadi target selanjutnya.
Selesai acara di Kemdikbud, sabtu sorenya para penulis guru diajak ke pameran buku di Lippo Indah Mall yang diantaranya mempromosikan buku-buku karya guru. Rasa suka cita sangat menggelorakan hati. Dimeriahkan dengan live music yang sangat menghibur. Pada hari minggu pagi saat Car Free Day (CFD) di sepanjang jalan Sudirman hingga Monas, para penulis guru juga diajak menikmati kebersamaan bersama warga Jakarta sambil membawa cover buku masing-masing. Warga juga menyambut dengan antusias dan semangat. Bahkan ada turis asing yang turut pula berselfi ria. Ada yang berfoto di Monas, ada juga yang berfoto dengan warga yang ketemu para penulis.
Setelah selesai acara akbar itu, Senin pagi usai solat subuh, kamipun bersiap-siap menuju bandara Sukarno Hatta (Suta) Cengkareng untuk pulang ke Semarang dengan sejuta kebahagiaan. Tepat pukul 11.20 kami tiba di bandara Ahmad Yani Semarang dengan selamat.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
pengalaman yang sangat mengesankan. Bersyukur para guru penulis yang mempunyai kesempatan dan bisa memanfaatkan [eluang untuk berkembang. Luar biasa
Sukses jg buat pak yudha...
"Alhamdulillah dalam tempo 8 hari, aku bisa menyelesaikan bukuku berjudul ‘JURNAL CINTA GURU MATEMATIKA’." Sukses bunda.
Selamat ya bu...luar biasa
Good luck ya Bu