Lukman Ismail

Lukman lahir di Wanio sidrap provinsi Sulawesi selatan. Mengajar di smpn 2 panca lautang sidrap. Hobby menulis apa saja yang penting bermanfaat. Otak encer kala...

Selengkapnya
Navigasi Web
KISAH GURU DENGAN DUA ORANG MANTAN MURIDNYA

KISAH GURU DENGAN DUA ORANG MANTAN MURIDNYA

Suatu hari sang Guru kebetulan melakukan check up di sebuah rumah sakit yang kebetulan ada seorang dokter yang bertugas di tempat itu adalah mantan siswa sang guru.

Karena guru itu punya daya ingat tinggi sehingga dia mengenal siswa yang pernah diajar olehnya. Begitu senangnya sang guru melihat ada seorang mantan siswanya jadi dokter sehingga dengan suka cita melakukan pendekatan dengan sang dokter.

Lalu terjadi sebuah dialog dengan mereka.

Hai Bu dokter! . Saya bahagia sekali ananda sudah berhasil jadi dokter sekarang?

Bu dokter merasa bengong tidak mengenal bu guru yang antusias memperkenalkan diri padanya.

Bu dokter: siapakah ibu ini ya?

Bu guru:  Nanda masa lupa saya! Saya Bu Rahmi, wali kelasnya dahulu di sekolah SMP. Nanda kan dahulu selalu rangking satu terus dan banyak prestasinya. Kami dahulu selalu bangga padamu.

Bu dokter seolah olah mengabaikan pernyataan Bu Rahmi, hanya sekedar manggut-manggut saja mendengar Bu Rahmi berbicara.

Bu Rahmi melihat gelagat Bu dokter mantan siswanya, seolah olah robek hatinya melihat perlakuan Bu dokter yang acuh tak acuh terhadapnya. Akhirnya pertemuan itu berlalu dengan meninggalkan kenangan pahit seorang guru yang bertemu dengan mantan siswanya.

Lalu berapa lama kemudian Bu guru Rahmi melakukan perjalanan ke kota dengan mengendarai sepeda motor. Di tengah perjalanan tiba tiba motornya lagi rusak sehingga tidak bisa sampai di tempat tujuan.

Dalam kondisi tersebut, Bu Rahmi mendorong motornya sambil mencari bengkel terdekat.

Tak lama berselang, tiba tiba sebuah mobil mewah berhenti di depannya. Bu Rahmi kaget dengan itu. Ternyata yang keluar dari mobil tersebut dua orang anak muda gondrong yang sama sekali Bu Rahmi tidak kenal mereka.

Bu Rahmi ! Tolong lepaskan motornya nanti kami bawa untuk diperbaiki. Ibu mau ke mana? Tanya pria yang matching pakaiannya. 

Bu saya Dullah, bekas siswanya dahulu.

Bu Rahmi mencoba mengingat ingat siapa Dullah dahulu yang pernah diajar!. Tapi tetap tidak ada jalur untuk mengenal anak muda ini. Tapi Bu Rahmi hanya sekedar manggut-manggut saja tidak banyak bicara, namun tetap bersyukur ada yang bisa menolongnya.

Dullah meminta Bu Rahmi naik mobil saja, nanti saya yang bawa ibu kemana arah yang ingin dituju. Motornya nanti sopir saya yang bawa ke bengkel untuk diperbaiki.

Bu Rahmi hanya mengikuti saja kemauan Dullah. Hingga sampai di tempat tujuan di mana hotel yang mau di tempati menginap di kota.

Bu motornya nanti saya bawa ke sini dan minta saja sama satpam hotel.

Iya, terima kasih. Seolah Bu Rahmi agak cuek juga.

Bu Rahmi dalam perjalanan ke hotel itu selalu memutar memori tentang siapa orang yang mengaku sebagai mantan siswanya dahulu. Tapi tetap tidak ketemu. Padahal Dullah sudah berusaha memperkenalkan diri padanya.

Dullah sebenarnya bukan anak pintar di sekolah tetapi bukan juga anak yang bodoh. Saat masih sekolah dahulu memang Dullah termasuk anak kurang gaul sehingga tidak banyak orang yang mengenalnya.

Tapi Dullah sekarang termasuk orang yang sukses di bidang usaha di Kalimantan sehingga punya banyak aset sekarang.

Lanjut cerita, setelah Bu Rahmi mau pulang meninggalkan hotel itu, dia pergi untuk membayar sewa hotel yang ditempati ternyata biayanya sudah dibayarkan oleh Dullah.

Bu tak usah bayar karena ada salah seorang yang sudah bayar lebih dahulu dan motornya bisa diambil di tempat parkir. Kata petugas hotel.

Bu Rahmi merenungi kedua kejadian yang tidak lama berselang antara dua orang mantan siswanya yang berbeda perlakuan kepada gurunya.

Kisah ini mungkin banyak terjadi dan pernah dialami oleh seorang guru terhadap sikap yang dilakukan siswa siswinya. Kita mengambil hikmahnya bahwa diantara mereka memang ada yang pandai berterima kasih olehnya itu syukurilah. Jika ada yang memang lupa dengan gurunya walaupun mungkin sangat diistimewakan dahulu semasa masih berada dalam asuhannya maka hal tersebut tidak perlu disimpan di hati.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren pak, sehat dan sukses selalu

13 Nov
Balas

Terima kasih Bu oria

13 Nov

Keren banget, salam sukses

12 Nov
Balas

Terima kasih pak

12 Nov

Penuh hikmah. Bahan renungan kita. Banyak belajar dari pengalaman. Sukses Pak

14 Nov
Balas

Terima kasih Bu Siti

17 Nov

Diingat yang bikin hepi saja. Kalau ada yang masih ingat gurunya, ya puji Tuhan. Kalau ga, ya wes.. Hehe. Salam bahagia, Pak.

13 Nov
Balas

Terima kasih Bu Cicik

14 Nov

Ha-ha-ha berarti sama-sama mempunyai pengalaman yang pahit dan manis sebagai guru dan mempunyai siswa cerdas setelah lulus pura2 tidak kenal berbanding terbalik siswa yang menurut kita tabiatnya di luar Nurul ternyata sangat takdim ketika bertemu gurunya, salam sukses menjadi seorang guri

12 Nov
Balas

Terima kasih pak Jumari, kesedihan guru jika ada siswa yang tidak peduli lagi dengan guru nya

12 Nov

Tulisannya keren dan inspiratif, Salam Literasi.

13 Nov
Balas

Terima kasih pak mas Rahman

13 Nov



search

New Post