Lukman Ismail

Lukman lahir di Wanio sidrap provinsi Sulawesi selatan. Mengajar di smpn 2 panca lautang sidrap. Hobby menulis apa saja yang penting bermanfaat. Otak encer kala...

Selengkapnya
Navigasi Web
MENYOAL TERKIKISNYA BAHASA DAERAH

MENYOAL TERKIKISNYA BAHASA DAERAH

SOROTAN PAGI 

MENYOAL TERKIKISNYA BAHASA DAERAH 

 

Oleh: Lukman 

Bahasa daerah adalah kekayaan kita yang diwariskan oleh nenek moyang manusia ribuan tahun silam. Secara turun temurun dituturkan oleh generasi ke generasi agar tetap lestari, dan seterusnya dijaga oleh orang tua kita dalam bentuk pengajaran secara langsung maupun tidak langsung sehingga menjadi kebiasaan dalam menggunakan bahasa itu.

 

Satu hal yang  menarik untuk diperbincangkan adalah penggunaan bahasa daerah dalam kehidupan keluarga yang mungkin jarang untuk diperhatikan. Terkadang seorang ibu atau ayah jika ada anak kecilnya di rumah selalu diajak komunikasi dengan bahasa Indonesia, nenek atau kakek pun sekarang yang dahulunya tidak tahu bahasa Indonesia bisa mahir oleh karena sering mendengar bahasa Indonesia itu dituturkan di dalam keluarga.

 

 Sekarang kita lihat di rumah , sudah banyak nenek atau kakek tua yang mahir bahasa Indonesia . Lalu, nenek atau kakek tersebut ketika menjaga cucunya, mereka juga mengajarkan bahasa Indonesia itu ke cucu sendiri secara tidak sengaja. Akhirnya terputus mata rantai penutur asli ke generasi berikutnya.

 

Nah, sekarang yang terjadi adalah anak - anak asli dari salah satu suku di Indonesia tidak lagi mengenal bahasa daerahnya disebabkan karena jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Yang aneh melihat problem itu adalah anak - anak desa atau kampung yang hidup di pedalaman, sudah mulai melupakan bahasa daerahnya sehingga sangat kewalahan guru di sekolah menerapkan pembelajaran bahasa daerah di sekolah disebabkan oleh sikap kita terhadap bahasa daerah sendiri.

 

Jaman dahulu memang kita bangga jika anak sekolah lancar berbahasa Indonesia karena saat itu memang jarang juga digunakan dalam pergaulan di masyarakat pedesaan. Ada istilah negatif yang ditujukan kepada seseorang  waktu itu bahwa kalau ada yang menggunakan bahasa Indonesia dianggap mau di kata atau sombong. Sehingga stigma tersebut melemahkan semangat berbahasa Indonesia.

 

Sekarang keadaan sudah terbalik, anak -anak lebih cenderung berbahasa Indonesia di bandingkan dengan bahasa daerah karena mungkin dianggap kolot atau tradisional sekali. Sehingga pada akhirnya bahasa daerah ini akan musnah di tangan suku bangsa sendiri.

 

Oleh karena itu sebagai penutur asli bahasa daerah kita harus menjaga budaya kita ini dengan tetap semangat dan bangga menuturkan di dalam interaksi sosial masyarakat. Kemudian lestarikan lewat pengajaran di rumah tangga bersama anak -anak kita, jadikan mereka bangga dengan bahasa daerahnya sendiri.

 

Melalui komunitas pecinta budaya dan menulis di berbagai grup WhatsApp atau media sosial lainnya untuk merenungkan kembali akan kelestarian bahasa daerah sekarang dan masa yang akan datang. Kalau bukan kita yang memelihara budaya dan kekayaan bangsa kita, kepada siapa lagi yang harus kita berharap. Semoga setitik amal ibadah menjadi penyebab turunnya Rahmat dan karunia-Nya sehingga menjadi amal jariyah bagi kita.

 

Lukman Sidrap, 26122024

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Amin. Mantap ulasannya, Pak. Sekarang anak kecil mahir berbahasa Indonesia dari yuo tube, Pak.

26 Dec
Balas

Smg hal ini semakin disadari okeh pembuat kebijakan. Mantap

27 Dec
Balas



search

New Post