TRADISI CUCI KAKI IBU SEBAGAI WUJUD PENANAMAN NILAI KASIH SAYANG TERHADAP ORANG TUA
Menyikapi sikap anak anak kita sekarang telah banyak menyepelekan sifat sifat terpuji terhadap orang tua. Diantara anak anak kita sering kali membentak orang tua jika permintaannya tidak turuti oleh orang tuanya.
Sikap perlawanan terhadap orang tua tersebut terbawa ke sekolah akhirnya di sekolahpun anak anak sering kali juga membangkang terhadap perintah guru.
Melihat kondisi itu, guru guru di SMP negeri 2 Panca Lautang mencoba melakukan gebrakan dalam bentuk aksi cuci kaki kepada orang tua dari anak anaknya yang di selenggarakan pada saat penamatan kelas 9.
Dari aksi itu membuat orang tua beserta anaknya ada rasa kasih sayang dari anak terhadap diri mereka para orang tua Hal itu Terlihat ada banjir air mata mengalir di pipi para anak dan orang tuanya. Mereka meresapi betapa orang tua sangat peduli dan penuh kasih terhadapnya, kemudian mungkin ada diantara para anak itu sering kali melakukan perbuatan tidak baik terhadap orang tuanya.
Meskipun demikian terlihat pula orang tua anak sering kali menciumi anaknya di saat kakinya dicuci oleh anak anaknya.
Selain rasa haru orang tua, juga bagi guru-guru di sekolah bersangkutan dan para tamu undangan yang hadir ikut terkesima dengan adegan itu.
Luapan air mata mengisi acara penamatan karena mereka yang hadir ikut larut dengan suasana bathin yang sangat mendalam. itu terjadi karena mengingat perjuangan orang tua mengiringi perjalanan hidup setiap anak hingga dewasa.
Langkah yang di tempuh oleh para guru di SMP negeri 2 Panca Lautang dalam acara penamatan lewat aksi cuci kaki orang tua mendapat respon positif dari kadis pendidikan dan kebudayaan kabupaten Sidrap, camat Panca Lautang dan beberapa tokoh masyarakat yang ikut menyaksikan acara penamatan itu. Mereka berharap bahwa aksi cuci kaki kepada orang tua dapat menyadarkan anak anak usia sekolah untuk selalu berbakti kepada orang tua mereka.
Nilai karakter yang terbangun mulai dari usia dini hingga akhir hayat senantiasa terjaga, demikian pernyataan kadis pendidikan dan kebudayaan kabupaten Sidrap beserta camat Panca Lautang dalam sambutannya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Tradisi yang perlu dilesatriakan Pak Lukman. Sangat inspiratif
Betul pak Trianto setuju banget.terimakasih Pak
Sangat menyentuh
Terima kasih atas komentarnya Bu Rina
Jadi pengen nangis, kangen Ibuku... Tulisan yg sangat keren Bapak
Aku juga begitu Bu wari. Terima kasih atas komentarnya Bu semoga tetap sehat