Lukman Nur Hakim

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

kATA DAN PERBUATAN PENYELAMAT DIRI

KATA DAN PERBUATAN SEBAGAI PENYELAMAT DIRI Oleh : Lukman Nur Hakim Setiap ucapan yang keluar dari lisan manusia, tidak hanya memiliki arti tetapi juga makna dan wujud. Sebagaimana halnya melihat berbagai macam bentuk benda yang ada dan nampak disekeling kita. Namun, perwujudannya itu sendiri kadang kurang difahami. KH. Subhan pernah bercerita saat ngaji, hari selasa tanggal 31 Agustus 2020. Ada seorang jamaah haji dari KBIH yang beliau bina. Mengalami musibah di tanah suci, ia terinjak-injak bersama istrinya oleh jamaah haji lain. Dalam benak pikiranya, ia akan mati disitu. Sehingga hanya bisa pasrah terhadap peristiwa yang menimpanya. Selang beberapa menit kemudian, tiba-tiba orang tersebut melihat Kyai Subhan dan ia ditolongnya, serta diarahkan menuju jalan yang aman, dari injakan jamaah haji yang saling mendorong. "Hayuu.. ikut saya" kata Kyai Subhan dalam ceritanya. Sehingga ia dan istrinya bisa selamat, dari peristiwa tragedi kemacetan yang membuat banyak manusia terinjak-injak. Peristiwa perjuangan antara mati dan hidup, terus terbanyang dan terpikirkan olehnya. Tangis bahagia menyelimuti dalam setiap doanya yang dipanjatkan, selamat ditanah suci, dan bisa mengikuti perjalan pulang ketanah air. Singkat cerita, ketika bis rombongan jamaah haji, yang dinaiki, memasuki tempat penjemputan di tempat kelahirannya. Bayangan Kyai Subhan sangat kuat, memenuhi benaknya. Sosok Kyai yang menolong dirinya, keluar dari musibah. Sebelum turun dari bis, jamaah haji tersebut, terus mamandang keluar melihat dimana berdirinya Kyai Subhan. Rasa bahagia akan bertemu dengan orang yang menolong dirinya. Membuat dia semakin tidak mampu membendung air matanya. Tak lama kemudian, terlihatlah Kyai Subhan berdiri dibarisan terdepan. Bersama masyarakat yang sedang menanti keluarganya, pulang dari perjalanan menunaikan ibadah haji. Rasa tak sabar, ingin berjumpa dan memeluk penolong hidupnya. Ia pun bergegas menuju pintu mobil bis yang dinaikinya, untuk keluar dan menuju Kyai Subhan yang berdiri menunggu jamaah haji yang pulang. Sesampai dipintu mobil, tanpa harus menunggu, ternyata pintunya langsung di buka oleh petugas. Perlahan-lahan kaki kirinya menuruni tangga mobil, sambil menahan rasa kangen yang kuat untuk bertemu Kyai Subhan. Ketika merasa yakin, kedua kakinya berdiri tegak di tanah kelahirannya. Iapun langsung berjalan cepat menuju Kyai Subhan, yang sedang berdiri bersama-sama masyarakat lainya. Sesampainya di depan Kyai Subhan, langsung dipeluk erat-erat. Kyai Subhan pun kaget dan bingung, bahkan hampir jatuh, karena pelukan dari jamaah haji yang baru pulang. Sambil menangis, jamaah tersebut, cerita pada Kyai Subhan. Tentang dirinya yang ditolong oleh Kyai Subhan, dan ditunjukkan jalan agar bisa keluar dari desakan jamaah haji lainya. "Terima kasih, Kyai Subhan. Terima kasing, njenengan di tanah suci telah menolong saya." Kata jamaah haji tersebut. Kyai Subhanpun mengatakan, " saya tidak berangkat haji, dan itu bukan saya, melainkan bentuk lain dari dzikir dan amal yang, anda lakukan." Kyai Subhanpun mengingatkan kembali. " Njenengan pasti masih ingat, ketika mau berangkat haji, ada dzikir yang selalu di baca setiap hari, Dzikir tersebutlah yang menjelma bentuk menjadi penolongnya." Kata Kyai Subhan, menjawab jamaah haji yang memeluknya. Peristiwa seperti ini, mungkin pernah terjadi pada pembaca. Namun peristiwa dan bentuk pertolongannya yang berbeda-beda. Perlu di ketahui bahwa setiap ucapan dan perbuatan akan menjadi penolong kita. Disadari maupun tidak, kita sering mendapatkan pertolongan yang tak sengaja maupun disengaja. Atau pernah diingatkan, dampak dari dzikir atau nasehat, yang menjadi penolong dalam kesusahannya. Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah dalam kitab Ar-Ruh mengatakan. Rasulullah pernah bersabda. "Semalam aku bermimpi yang benar-benar menakjubkan, Aku melihat seorang laki-laki dari umatku yang dikepung syetan. Kemudian dzkir kepada Allh Swt datang menghampirinya, seketika itu setan terbang menjauhinya. Adapula yang dikepung malaikat adzab, kemudian datanglah sholat, sebagai juru selamat dari siksaan malaikat tersebut. Ada juga kejadian orang yang menjulur-julur lidahnya karena kehausan, maka datanglah puasa yang membawa air minum sehingga membuatnya kenyang. Orang yang terusir ketika mau duduk bersama para sahabat dan Nabi, maka datanglah mandi janabat yang mempersilahkan untuk duduk bersama-sama sahabat dan Nabi. Ditemukan orang yang mendapatkan kegelapan disekelingnya, kemudian datanglah umrah dan haji sebagai pembuka kegelapan tersebut, sehingga ia mendapatkan cahaya dan dapat melihat. Adapula orang yang dalam ketakutan akan terbakar api neraka, kemudian datanlah shodakoh menghampirinya dan menjadi pelindungnya. Tidak ada orang yang mau bertemu dan bicara dengannya, tiba-tiba datang silaturahmi, yang membuat ia diterima dan bercerita dalam kominitasnya. Di keributi kalajengki, datang amal makruf yang menyelamatkannya. Ada orang yang terlihat ada hijab antara dirinya dan Allah, maka datanglah akhlak yang baik, sehingga ia dituntun oleh Allah dibawa kesisi-Nya. Ada orang yang akan menerima buku catatan amal hidupnya lewat tangan kiri, lalu datang sifat katakutan pada Allah, sehingga buku tersebut menuju tangan kanan. Ada orang yang timbangan berat kebelakang, kemudian didatangi anak-anaknya yang mati waktu kecil yang memindahkan berat timbangan ke depan. Ada yang berdiri di bibir neraka jahanam, lalu datanglah pengharapan Allah, sehingga dapat menjauh dan meninggalkan neraka jahanam. Ada yang sudah berada di neraka, kemudian datang tangisan karena takut kepada Allah, sehingga ia terselamatkan di sana. Ada orang yang gemetar di atas jembatan sirotul mustakim, lalu datang perasaan baik kepada Allah, sehingga menjadi tenang dan dapat menyeberang dengan selamat. Ada pula yang berjalan merangkat dan terkadang bergelantungan di jembatan syirot. Lalu didatangi sholat, sehingga dapat berdiri dan melaluinya. Ada yang berhenti di pintu surga, dan pintu tersebut ditutup dihadapannya. Lalu didatangi shahadatnya, maka pintu itu pun terbuka dan masuk surga. Gambaran hadits tersebut, mendidik kita untuk tidak menganggap remeh, pada semua bentuk peribadatan kepada Allah. Karena ibadah yang kita lakukan di dunia, akan menjadi penyelamat di akhirat nanti. Dalam kehidupan didunia, secara sederhana, dapat dikatakan. Orang yang berkata baik, maka akan nampak pada wajah yang berbicara penuh dengan keceriaan. Namun sebaliknya ketika bicara bohong dan tidak baik, akan terlihat wajah yang kurang berseri-seri. Kata akan meningalkan bekas, sebagaimana juga amal perbuatan, akan berdampak pada orang yang melakukannya Setiap ucapan baik maupun buruk akan membekas sangat kuat pada siapapun. Baik akan menjadi penolong dan kalau buruk akan menjerumuskan kepenyakit yang akan merusak dirinya. Perlu diingat, ketika seseorang melakukan kebaikan, tidak harus menunggu siapa yang memerintahkan, lakukan dan kerjakan saja. Ketika ada omongan yang kurang baik, tidaklah harus langsung diterima. Dijelaskan seperti apapun pada orang yang tidak faham, akan kurang memberikan manfaat. Sebagai mana orang yang suka bicara, tetapi prilakunya tidak mencerminkan apa yang dikatakan. Semoga kita dapat memetik pelajaran dari setiap kata yang keluar dan perbuatan yang dilakukan. Tuk menjadi dzikir dan amal shalih, penyelamat hidup diakherat nanti. Aamiiin.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post