TAKMIR MASJID PERAIH PERUNGGU LCC 4 PILAR 2019 Salah satu siswa team LCC 4 Pilar SMA Negeri 1 Brebes, peraih perunggu di senayan Jakarta, pada tanggal 3 Nopember 2019 adalah anak dari keluarga kurang mampu, anak seorang buruh tani dan kedua orang tuanyapun belum memiliki rumah sendiri (masih ngontrak). Sebut saja, M. Henry Al-Hayan, atau biasa dipanggil Ian. Siswa yang berasal dari Desa Pasarbatang Brebes. Kurang lebih jaraknya 2 sampai 3 kilometer ke sekokah. Ian merupakan siswa yang setiap hari jalan kaki, ketika berangkat menuju SMA Negeri 1 Brebes. Karena dikeluarganya tidak memiliki sepeda onthel maupun motor. Ketika pulang sekolahpun kadang Ian nebeng (ikut) sama temannya yang naik motor. Cita-cita ingin membeli laptop, sebagai modal kuliah nanti. Alhamdulillah Ia dapatkan dari hadiah mengikuti LCC 4 Pilar. Sehingga sedikit dapat meringankan beban orang tua ketika kuliah nanti. Uang saku 15.000 perhari yang diberikan oleh kedua orang tuanya ketika berangkat sekokah. Tidak semua dihabiskan untuk makan maupun jajan. Akan tetapi ia simpan dan sedikit demi sedikit dikumpulkan untuk kepentingan kebutuhan sekolah, ketika kedua orang tuanya belum mampu membelikannya. Walaupun orang tuanya, hanya buruh tani dan pengepul barang-barang bekas dan sering terlat membayar SPP. Ia tetap saja menjadi anak yang percaya diri, berprestasi di sekolah dan menjadi salah satu menjadi muadzin di Masjid SMA. Ian menurut teman-temannya, yang sering tidur bersama di Masjid El-Fath SMA Negeri 1 Brebes. Orangnya lucu, suka bergurau, usil, rajin belajar, dan konsisten menghafal pelajaran dalam setiap harinya. Ian juga merupakan salah satu siswa yang menjadi takmir Masjid El-Fath SMA Negeri 1 Brebes. Ian juga merupakan siswa yang ahli puasa sunnah senin kamis, aktivis sholat dhuha di Masjid Sekolah, maupun sebagai juru kunci teman-temanya untuk membangunkan sholat malam, dan suka membantu teman-temannya pada kegiatan masjid, terutama dalam mempersiapkan kegiatan sholat jumat di masjid SMA Negeri 1 Brebes. Ian memiliki cita-cita setelah lulus SMA akan melanjutkan kuliah di Sekolah Tinggi Akutansi Negera (STAN). Karena kuliahnya tidak membayar, dan agar tidak merepotkan kedua orangnya dalam pembiayaan kuliah nanti. Walaupun ayahnya Herman hanya lulusan SMA dan Ibunya Lailatussyiyam lulusan SD. Serta pendapatkan keduanya orang tuanya kurang dari 1.000.000 dalam sebulan. Ian akan tetap ingin melanjutkan kuliah di Perguruan Tinggi. Mungkin dengan kuliah, ia akan mampu mengangkat derajat dan ekonomi orang tua. Sebagaimana kakak-kakak kelasnya yang telah membuktikan, menjadi orang yang sukses setelah lulus dari STAN. Bagi Ian permasalahan ekonomi tidak menjadi penghalang kuliah. Karena menurut Ian, pemerintah telah menggelontorkan program beasiswa Bidik Misi yaitu bantuan biaya pendidikan dari pemerintah Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bagi calon mahasiswa tidak mampu secara ekonomi dan memiliki potensi akademik, baik untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi pada program studi unggulan sampai lulus tepat waktu. dan Program ini diselenggarakan sejak tahun 2010. Beasiswa bidik misi secara sederhana dapat diartikan, kuliah tidak membayar tapi dibayar sampai lulus. Inilah salah satu yang diimpikan atau harapan oleh anak-anak tidak mampu, termasuk Ian didalamnya. Siswa tidak mampu, namun mampu menjadi pahlawan 4 pilar untuk SMA 1 Brebes dan Jawa Tengah. Sukses selalu buat Ian. Semoga Allah SWT. memudahkan cita-citanya untuk memuliakan kedua orang tuannya. Amin. (Lukman Nur Hakim)