Oleh: Luluk Maslukhah, S.Si., M.Pd.

(Guru Kimia SMK Negeri 3 Bondowoso)

Tantangan hari ke-88

#TantanganGurusiana

Ada “sabun” dalam usus halus kita, Mungkinkah?. Ya, ternyata pernyataan ini benar adanya. Hal ini terjadi saat metabolisme lemak berlangsung. Khususnya saat kita mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak yang kemudian didegradasi menjadi molekul-molekul yang lebih kecil.

Di dalam usus halus lemak dicerna oleh garam empedu yaitu molekul dengan struktur sabun seperti natrium stearat. Garam empedu terdiri dari dua bagian. Gugus hidrofilik berukuran kecil yang bersifat polar-ionik dan dan gugus hidrofobik yang berukuran lebih besar dan bersifat non polar.

Sebagai produk sekresi hati, garam empedu disimpan dalam kantong empedu, lalu dalam usus halus garam empedu mengemulsi lemak dengan mekanisme yang sama saat sabun cuci piring membersihkan sisa lemak pada peralatan makanan. Di sinilah peran garam empedu sebagai pengemulsi (emulsifier) yang berfungsi untuk membentuk emulsi yaitu agregrat lemak yang dipecah ukuran partikelnya menjadi partikel koloid untuk didispersikan ke dalam air.

Demikianlah. Kehadiran “sabun” dalam usus halus kita sengaja Allah anugerahkan kepada kita agar tubuh kita tetap sehat. Bayangkan jika tidak ada senyawa ini. Tubuh menjadi tidak stabil karena dipenuhi molekul-molekul besar bernama lemak yang kapan saja dapat menimbulkan masalah kesehatan pada tubuh kita. MasyaAllah.

Sumber:

Tjahhjadarmawan, Elizabeth. 2018. Gagas Kimia Jilid 2: Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: PaRama Ilmu