Lusy Novarianti

Lusy Novarianti, lahir di Bandung, 23 November 1969. Selepas SMA melanjutkan kuliah di IKIP Bandung jurusan Pendidikan Fisika, program Diploma 3. Pada tahun 199...

Selengkapnya
Navigasi Web

ADA CINTA DI MATANYA (Bagian ke-19)

#TantanganGurusiana

Hari ke-106

ADA CINTA DI MATANYA (B agian ke-19)

Sore itu, Hani dan Ibunya bergegas menuju rumah Nenek Tio. Tampak banyak orang berkerumun mengelilingi sebuah mobil. Beberapa orang lainnya tampak memapah Tio diikuti Kakek dan Neneknya. Tio tampak lemah, walaupun demikian dia bersikeras untuk berjalan.

Tio dipapah masuk ke dalam mobil angkutan Desa, serta dilarikan ke Rumah Sakit, bersam Nenek Kakek dan dokter Dani.

Satu persatu orang yang berkerumun kemudian pulang. Ibu kemudian menghampiri seorang yang dikenalnya.

" Ceu Neneng, Tio kenapa? ", tanya Ibu Hani

" Kurang tahu sakitnya apa, tapi tadi Euceu dengar dokter Dani bilang harus cepat dibawa ke Rumah Sakit, Yan", jawab wanita yang dipanggil Ceu Neneng itu.

" Kalau begitu Yani mau nyusul ke sana aja, sambil menemani Nenek", jawab Ibu Hani

" Iya.. Nanti sampaikan salam dari Euceu kepada Nenek, tadi belum sempat ketemu, ya"

Ibu Hani mengangguk tersenyum. Kemudian mereka berdua menuju ke Rumah Sakit yang terdekat, berharap Tio dibawa ke sana.

Dari jauh dilihatnya Nenek, Kakek dan juga Pak Gani, sekretaris Desa yang kebetulan ikut, sedang duduk di ruang tunggu.

Ibu Hani dan Hani menghampirinya. Nenek langsung memeluk Ibu Hani sambil menangis.

" Sudahlah Nek, kita doakan saja, Tio. Semoga cepat sembuh. Maaf saya datang terlambat", Ibu Hani menenangkan Nenek.

" Yan, .. Tio katanya harus dioprasi", isak Nenek

" Iya Bu Yani. Dari hasil pemeriksaan dokter Dani diduga Tio mengalami infeksi usus buntu. Sekarang sedang diperiksa lebih lanjut", ujar Pak Gani.

" Oh, terima kasih infonya Pak. Semoga Tio baik- baik saja", Ibu Hani mengangguk tersenyum.

" Nek, apakah Lia dan Agung sudah diberi tahu?"

" Sudah, tadi Kakek Telepon. Sebentar lagi mereka datang",

" Syukurlah,. Semoga Tio tidak apa- apa",

Setelah beberapa lama menunggu, kemudian dokter ICU mengatakan bahwa, Tio mengalami infeksi usus buntu dan harus segera dioperasi Sekarang pasien akan segera dibawa ke ruang perawatan dulu sambil menunggu jadwal operasi.

Ibu Hani terus menerus menjaga Nenek dan Kakek Tio, saat mengantar Tio ke ruang perawatan. Di sepanjang jalan, Nenek menangis sambil menggenggam erat tangan Ibu Hani.

Hani mengikuti dari belakang, dilihatnya Tio tergolek lemah dengan wajah pucat pasi. Srmentara di lengannya tertancap jarum ingus dan selang oksigen di hidungnya.

Tio yang dilihatnya sangat berbeda dengan Tio yang dikenalnya. Kemarin Tio masih segar bugar, namun sekarang tampak sangat lemah. Tak terasa setetes air mata jatuh tak tertahankan. Cepat- cepat diusapnya matanya diam- diam, tak ingin Nenek melihatnya.

"

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post